Senin, 26 Januari 2015

DONGHAE



GAJIMA


Tittle               : Gajima          
Genre              : Romance, sad
Leghth             : One Shoot
Rated              : 15
Main Cast        : Lee Donghae, Seo Joo Hyun dan Seo Ji Hye
Author             : Little Rabbit
Twitter             : @Oktavia_lely
Facebook         : Lely_oktaviani96@yahoo.com
Disclaimer       : Cast bukan milik author melainkan milik Tuhan, keluarga dan diri mereka sendiri. Author cuma pinjam nama. FF asli dari otak author not plagiat. Warming typo bertebaran merupakan hal yang wajar. Tidak boleh sembarangan mengcopy FF tanpa iijn.
NB : Sudut pandang dari keseluruhan cerita di ambil dari sisi Donghae.
           
_HAPPY READING_

          Cahaya matahari pagi menerobos masuk melalui calah-celah jendela kamarku yang tertutup tirai. Memaksaku bangun dari alam mimpi indahku bersama Joo Hyun, gadis yang sangat aku cintai tetapi tak dapat lagi aku peluk, sentuh, bahkan kulihat. Aku hanya dapat bertemu dengannya di alam bawah sadarku. Aku mengambil foto diatas meja samping tempat tidurku, fotoku dengan Joo Hyun.

Flash Back
            Aku berjalan menggandeng tangannya menyusuri jalan. Hari ini terpaksa aku dan Joo Hyun harus pulang berjalan kaki karena tiba-tiba saja motorku mogok dan harus diperbaiki di bengkel. Aku tak menyangka jalan kaki sangat menyenangkan, apalagi dengan Joo Hyun. Aku harus lebih sering-sering melakukan ini dengannya. Joo Hyun menarik tanganku.
            “Kemana ?” Tanyaku.
            “Kesana, ayolah oppa.” Menunjuk bangku kosong bercat putih di bawah pohon besar di pinggir taman. Aku menurut dengan tarikan tangannya. Kami duduk di bangku, saling membisu, merasakan desiran angin yang menyentuh lembut kulit. Aku melihat Joo Hyun memejamkan matanya. Kurasa dia sedang menikmati angin yang berhembus menerbangkan daun-daun menguning yang berguguran. Joo Hyun menghembuskan nafasnya panjang.
            “Oppa, aku ingin membicarakan sesuatu.” Katanya memecah keheningan diantara kami. “Aku sudah memikirkannya berulang kali, dan aku memutuskan untuk mengambil beasiswa itu.” Katanya samar tapi masih dapat aku dengar. Tubuhku serasa lemas. Aku tau ini akan terjadi hanya saja aku tidak menyangka akan secepat ini. Aku tau betapa pintarnya yeoja-ku ini. Tidak heran jika dia mendapat beasiswa kuliah keluar negeri. Aku tidak ingin menghalangi mimpinya tetapi apakah aku sanggup tidak melihatnya dalam waktu yang cukup lama. Entahlah, kebahagian Joo Hyun segalanya untukku.
            “Baiklah kalau itu pilihanmu, kejar mimpimu dan kembalilah pulang sebagai orang yang sukses.” Kataku sambil memperlihatkan senyum yang aku paksakan setulus mungkin diakhir kalimatku. Aku menahan air mataku agar tidak terlihat konyol di depannya. Aku berdiri, beranjak pergi dari taman itu.
            “Besok,” Katanya lirih. “Besok aku akan berangkat dan sebaiknya kita berakhir sampai disini.” Apa ? besok ? secepat itukah dia pergi, kenapa dia baru memberitahuku tentang hal ini.
            “Baiklah, pasti sulit jika memiliki hubungan jarak jauh. Aku mengerti.” Aku meneruskan langkahku yang sempat terhenti. Aku memang tidak pandai merangkai kata perpisahan karena aku tidak berharap untuk berpisah dengan siapa pun orang yang aku sayang. Aku masih berjalan lambat berharap dia memanggil namaku dan menarik kembali semua ucapannya tapi itu mustahil, Joo Hyu selalu berpegang teguh terhadap segala yang dia ucapkan dan takkan pernah menariknya kembali.
            Beberapa bulan setelah keberangkatannya keluar negeri aku tidak pernah lagi mendengar berita tentangnya. Ingin sekali aku menghubunginya tetapi selalu kuurungkan niatku mengingat hubungan kami yang telah berakhir. Tidak salah memang aku menghubunginya tetapi apakah aku sanggup melepasnya setelah kudengar suaranya.
            Aku menuruni anak tangga, masih dengan mata menyipit karena mengantuk. Aku melihat eomma menelpon sambil terlihat sendu. Entah apa yang mama bicarakan dengan orang diseberang sana. Sekarang aku berada di depan eomma tepat saat dia menutup telponnya. Eomma menatapku sambil berkaca-kaca.
            “Kau yang sabar ya sayang.” Kata eomma sambil menitihkan air mata.
            “Maksud eomma apa ?”
            “Joo Hyun. Joo Hyun meninggal. Leukimia.” Aku merasakan ribuan pisau menghujam jantungku. Sebuah kata sederhana yang dapat menhentikan laju jantungku. Pikiranku buyar, tubuhku mati rasa, kakiku lemas tak kuat lagi menahan berat tubuhku. Tanpaku sadari butiran kristal mengalir di pipiku.
Flash Back End

Tok...tok...tok...
            “Hae-ya ayo bangun nanti kita terlambat.” Panggil eomma dari balik pintu kamarku.
            “Ne eomma.” Aku menaruh kembali foto kami ketempat semula dan bergegas ke kamar mandi. Hari ini Eonni-nya Joo Hyun akan menikah, meskipun hubunganku dengan Joo Hyun telah berakhir tetapi hubungan keluargaku dengan keluarganya masih terjalin dengan baik. Aku turun ke lantai bawah menghampiri eomma dan appa-ku. Mereka tersenyum ke arahku.
            “Tampannya anak appa.” Puji appa.
            “Siapa dulu eomma-nya.” Kata eomma tak mau kalah.
            “Kau mengajak Ji Hyun kan ?” Tanya eomma.
            “Ne, Tapi dia tidak bisa berangkat bersama dengan kita, dia masih ada urusan jadi akan datang sedikit terlambat.”
            “Baiklah ayo kita berangkat.” Ajak appa. Kami bergegas berangkat. Ji Hyun adalah nama yeoja chingu-ku. Namanya hampir sama bukan dengan Joo Hyun. Meskipun aku telah memiliki yeojachingu, aku masih belum bisa melupakan Joo Hyun. Tapi Ji Hyun tidak menuntut banyak terhadapku. Itu salah satu yang membuatku mampu bertahan dengannya.
            Kami sampai di Rumah Joo Hyun. Kedatangan kami di sambut ramah oleh Keluarga Joo Hyun. Mereka berbincang bersama tentang berbagai hal yang takku mengerti.
            “Eomma, aku mau mencari  Ji Hye Nuna dulu ya.” Bisikku  pada eomma. Eomma membalasnya dengan anggukan kepala. Aku berjalan menuju kamar Ji Hye Nuna, kuketuk pintu kamar Ji Hye Nuna setelah mendengar suara dari dalam kubuka pintunya. Aku melihat  Ji Hye Nuna memakai gaun putih dan sedang di rias.
            “Hai adik ipar.” Sapanya saat melihat bayanganku dari cermin.
            “Wah tampannya adik iparku, aku bisa gagal menikah kalau melihatmu seperti ini.”
            “Hahaha, Nuna bisa saja, selamat atas pernikahannya, ige.” Aku memberikan sebuah bingkisan ke Ji Hye Nuna.
            “Ige mwoya ?”
            “Buka saja, mian jika kadoku terlalu sederhana.” Ji Hye Nuna tersenyum mendengar ucapanku.”Kalau begitu aku mau turun dulu.”
            “Gurae, gomapta.” Aku membalasnya dengan senyuman. Aku berjalan keluar kamarnya. K lihat pintu putih di depan Kamar Ji Hye Nuna. Kamar Joo Hyun. Kulangkahkan kakiku dan kubuka pintunya. semuanya masih tertata rapi. Pandanganku tertuju pada sebuah foto di atas meja. Fotoku dengan Joo Hyun. Aku melihat sebuah buku berwarna ungu di samping foto. Aku duduk di tepi tempat tidur sambil membaca buku tersebut. Ini Diary Joo Hyun. Aku membaca setiap lembarnya. Dia menulis semua hari-harinya bersamaku. Aku berhenti di sebuah halaman. Halaman terakhir di Diary Joo Hyun.

           Dear Diary,
Hari ini dokter mengatakan tidak dapat menolongku lagi. Dia menyarankanku untuk berobat keluar negeri. Bersamaan dengan itu kepala sekolah mengatakan bahwa aku mendapatkan beasiswa kuliah ke Amerika. Aku tau tak lagi pantas memperoleh beasiswa itu, aku sudah cukup lemah. Tapi jika aku berobat keluar negeri apa yang harus kukatakan ke Donghae Oppa. Aku belum menceritakan padanya tentang penyakitku. Aku tak sanggup melihatnya bersedih, dia adalah alasanku untuk tetap bertahan. Tapi apa aku harus berbohong kepadanya ?
        Dear Diary,
Aku sudah tidak kuat lagi, sepertinya aku berakhir disini. Diary, dapatkah kau sampaikan maafku pada Donghae Oppa, maaf karena aku tidak memberitahu tentang penyakitku. Aku berharap dia mendapatkan yeoja yang lebih baik dariku nantinya. Diary, katakan padanya aku mencintainya, sangat mencintainya. Saat aku pergi, aku ingin dia tau bahwa aku tidak benar-benar meninggalkannya. Aku akan selalu di hatinya.

Tanpa kusadari air mata mengalir membasahi pipiku. Aku tau kamu tidak akan meninggalkanku Joo Hyun-ah. Gajima Joo Hyun-ah, tetaplah dihatiku, meskipun aku telah memiliki seseorang di sisiku, tetaplah di hatiku hingga akhir.

~FIN~
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar