Tittle : Prince Of School (chap 3)
Genre :
Romance, family,school life
Leghth :
Series/chapter
Rated :
15+
Main
Cast : Lee Donghae, Choi Siwon,
Kim Tae Ri, Cho Kyuhyun, Lee Sungmin, Kim Heechul, Hanggeng, Lee Soo Yeon and
other cast.
Author :
Little Rabbit
Twitter :
@Oktavia_lely
Facebook :
Lely_oktaviani96@yahoo.com
Disclaimer :
Cast bukan milik author melainkan milik Tuhan, keluarga dan diri mereka
sendiri. Author cuma pinjam nama. FF asli dari otak author not plagiat. Tidak
boleh sembarangan mengcopy FF tanpa iijn. Gomawo.
_HAPPY READING_
“KAU
!!!” Kata Donghae setelah melihat apa yang terjadi pada mobil kesayangannya.
Tae Ri hanya bisa tersenyum memperlihatkan gusinya dengan muka sedikit bersalah
dan bingung. Tanpa babibu Tae Ri berlari kencang meninggalkan Donghae.
****
Tae Ri sampai di dalam kamarnya dan mengunci rapat pintu kamarnya. Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kamar. Tae Ri terkejut, dia takut Donghae mengejarnya sampai ke kamarnya.
“Tae
Ri, kau di dalam. Buka pintunya.”
“Tunggu,
ini seperti bukan suara namja pemarah itu.” Tae Ri memberanikan diri mengintip
dari lubang pintu. Ternyata benar itu bukan Donghae tetapi Soo Yeon. Tae Ri
bergegas membuka pintu kamarnya dan menarik tangan Soo Yeon ke dalam kamar dan
menutupnya kembali.
Soo
Yeon hanya bisa terbengong dengan tingkah laku Tae Ri yang semakin lama semakin
aneh saja. Tae Ri menarik teman kamarnya itu untuk duduk di tempat tidurnya.
“Tidak
ada yang mengikutimu kesini kan ?” Soo Yeon hanya menggelengkan kepalanya tidak
paham akan tingkah Tae Ri.
“Ada
apa ?”
“Ani,
nanti kalau ada yang mencariku katakan saja aku tidak ada.” Lalu Tae Ri segera
menghilang di balik selimut tempat tidurnya. Soo Yeon Hanya bisa pasrah dan
mencoba memahami sikap abstrak teman sekamarnya ini.
****
Donghae terlihat benar-benar geram berhari-hari sudah yeoja itu tidak muncul di depannya. Aneh memang, padahal biasanya dia senang jika yeoja jadi-jadian itu tidak muncul di depannya tetapi dia selalu saja muncul dan membuat masalah sedangkan saatnya yeoja itu di perlukan dia tidak muncul sedikitpun. Dasar yeoja pembawa masalah.
Anggota
The Prince sudah berkumpul di tempat latihan kecuali Tae Ri. Sekarang Donghae
benar-benar geram karena yeoja pabbo itu tidak muncul untuk latihan. Padahal
dia sudah setuju menjadi pengganti Hangeng.
“Lihat,
bahkan yeoja itu tidak memiliki tanggung jawab sedikitpun. Bukankah dia sudah
setuju untuk menjadi vokalis The Prince.” Kata Donghae murka.
“Tunggulah
sebentar lagi.” Kata Sungmin membujuk Donghae untuk bersabar.
“Harus
berapa lama lagi ? ini sudah hampir 2 jam. Lebih baik aku pergi saja dengan
yeojachinguku.” Kata Heechul sambil beranjak dari duduknya.
Brakk
..Tiba-tiba saja Tae Ri muncul dengan kebiasaan jeleknya tanpa mengetuk pintu.
“Mianhae, aku terlambat.” Kata Tae
Ri sambil membungkuk 900. Melihat kedatangan Tae Ri Heechul terpaksa
kembali ke tempat duduknya.
“Kau terlambat.” Kata Kyuhyun
menghampiri Tae Ri sambil menepuk bahunya.
“Mianhae.” Ulang Tae Ri lagi dengan
nada menyesal.
“Baiklah, kalau begitu kita mulai
saja latihannya.” Kata Sungmin sebelum Donghae yang beralih bicara yang tidak
bisa di bayangkan apa yang akan terjadi pada studio latihannya.
Beberapa jam berlalu dan mereka
memutuskan untuk berhenti berlatih. Lagi pula Heechul juga sudah di hampiri
oleh yeojachingunya dan yang lain memang memiliki urusan lain juga.
Tae Ri bergegas meninggalkan ruangan
itu sebelum sesuatu yang buruk terjadi. Dia tidak bisa membayangkan apa yang
akan terjadi kepadanya jika hanya berdua dengan namja pemarah bin saiko seperti
Donghae.
“Ya ! kau pabbo berhenti disana.”
Kata Donghae dan Tae Ri tau persis siapa yang di panggil Donghae karena di
ruangan itu sudah kosong oleh manusia selain dia dan Donghae. Tae Ri tidak tahu
harus berbuat apa. Seharusnya tadi dia memilih untuk tidak mengikuti latihan
saja. Sebenarnya dia bukan terlambat untuk hal lain yang lebih penting tetapi
dia takut untuk bertemu dengan Donghae setelah apa yang terjadi beberapa minggu
yang lalu. Pada akhirnya Tae Ri memutuskan untuk melarikan diri. Dia berlari
sekuat tenaga meninggalkan tempat latihan.
“Ya ! mau kemana kau.” Donghae
berencana untuk mengejarnya tetapi Tae Ri sudah menghilang entah kemana.
****
Kota Seoul masih terlihat ramai padahal jarum jam telah menunjukan jam 10 malam. Terlihat seorang namja tengah asyik dengan dunianya di air. Ya, Lee Donghae. Namja itu memang sedikit berbeda, padahal hari sudah malam tetapi dia masih saja menyempatkan diri untuk berenang. Ponsel Donghae bergetar hebat di atas meja dekat kolam renang tetapi namja itu tidak ambil pusing dengan ponselnya dan lebih memilih untuk bermain di air bagai ikan yang terlalu lama berada di darat.
Setelah
dia merasa cukup, Donghae memilih untuk keluar dari kolam tetapi tiba-tiba saja
pandangannya tertuju pada seseorang.
“Kena
kau.” Katanya sambil menembakan pistol jari ke arah si yeoja. Kemudian Donghae
berlalu meninggalkan kolam renang yang berada di tengah asrama tersebut.
Donghae
sampai di sebuah kamar dengan membawa beberapa kunci yang di mintanya dari
kepala asrama. Tidak sulit baginya untuk mendapatkan apapun yang di butuhkannya
mengingat dia seorang putra dari pemilik sekolah ini.
Donghae
sibuk dengan kunci-kunci yang di bawanya dan mencoba satu per satu untuk
membuka pintu tetapi hebatnya pintu itu tidak terkunci dan dapat terbuka begitu
saja.
“Yeoja
pabbo. Sudah larut malam tetapi dia tidak menutup pintu kamarnya. Thau begini
aku tidak perlu repot-repot meminta kunci kepada kepala asrama.” Akhirya
Donghae menghampiri si yeoja yang tengah sibuk memandangi langit malam di
balkon yang masih tidak menyadari ada seseorang di belakangnya.
“Soo
Yeon kau sudah kembali ?” Kata Tae Ri sambil mmbalikan badannya. Tae Ri
terkejut mendapati orang yang di belakangnya bukanlah teman sekamarnya.
“Kaa..
uu,”
“Ya,
benar. Aku.” Donghae menampakan smirknya dan berjalan mendekati Tae Ri hingga
Tae Ri memundurkan tubuhnya, berjalan perlahan namun pasti. Sedikit demi
sedikit hingga Tae Ri tak berjarak dengan tembok di samping balkon. Donghae
mulai mendekatkan wajahnya ke wajah Tae Ri. Tae Ri membuang muka dan menutup
matanya erat.
“Ya
Tuhan, demi apapun buatlah namja ini tersambar petir, terkena tsunami, gempa,
tanah longsor, banjir, topan atau apapun. Jebal.” Kata Tae Ri yang tiba-tiba
saja menjurus keluar dari mulutnya.
“Apa
? Ya! Ya!” Kata Donghae sambil menendang-nendang pelan kaki Tae Ri. “Kau pikir
apa yang akan aku lakukan kepada yeoja jadi-jadian sepertimu, eoh ?”
“Apa
katamu ? yeoja jadi-jadian ?” Tanya Tae Ri setelah membuka matanya.
“Berikan
padaku.” Kata Donghae kemudian. tetapi Tae Ri hanya diam dalam ketakutannya.
“Kau
memang benar-benar tuli rupanya, aku tidak akan mengulang kata-kataku lagi.
Berikan.” Donghae menggerakan telapak tangannya ke arah Tae Ri.
“Kau
bilang tidak akan melakukan apapun.” Kata Tae Ri sambil menyilangkan tangan di
depan dadanya dengan sedikit tampang ketakutan.
“Naen
Micheosseo, apa yang sebenarnya berada di otakmu itu ?”
“Lalu
apa lagi yang ingin kau minta untuk aku berikan ? lagipula bukan salahku
berpikir yang tidak-tidak. Lihatlah dirimu.” Kemudian Donghae melihat dirinya
sendiri. Benar juga dia masuk ke asrama siswi bahkan ke kamar siswi hanya
menggunakan celana renang. Tetapi donghae tidak terlalu ambil pusing dan
kembali pada topik kenapa dia bisa berada disana.
“Yeoja
pabbo. Tentu saja ganti rugi untuk mobilku” Raut wajah Tae Ri berubah seketika
dari takut menjadi bingung. Dengan apa dia harus membayar ganti rugi itu.
“Oh
itu, kenapa aku harus ganti rugi ? akukan tidak sengaja mengenai mobilmu, lagi
pula siapa suruh kamu menghidar.” Bantah Tae Ri.
“Pabbo,
tentu saja semua orang lebih memilih menghindar daripada terkena lemparan
sepatu.”
“Kalau
begitu salah sendiri kamu menaruh mobil di tempat aku melempar sepatu.”
“Aish,
kau benar-benar. Aku tidak tau harus menyebutmu apa. Itu tempat parkir tentu
saja semua orang memarkir kendaraannya disana. Aku tidak mau tau, kamu harus mengganti
rugi biaya kerusakan mobilku”
“Arra
.. arra. Berapa ?” Kemudian Donghae memberikan nota pembayaran dari kerusakan
mobilnya.
“Mwo
? Kenapa sebanyak ini. Dari mana aku bisa mendapatkan uang sebanyak ini ?”
“Aku
tidak peduli. Cepat berikan padaku.”
“Tidak
bisakah kau memberiku waktu ?” Donghae sedikit berpikir kemudian dia
menyutujuinya.
“Baiklah,
aku beri waktu 1 minggu. Jangan coba-coba kabur.” Kata Donghae sebelum
meninggalkan kamar Tae Ri. Tae Ri terduduk di lantai bersamaan dengan Soo Yeon
yang muncul dari pintu yang tidak tertutup.
“Gwenchana
?”
“Soo
Yeon, apa kamu punya uang ?” Kata Tae Ri dengan pandangan hampa.
****
Hari berlalu begitu cepat bagi Tae Ri. Dia masih takut akan ancaman Donghae. Padahal dia sudah melakukan berbagai macam kerja paruh waktu tetapi tetap tidak bisa melunasi utangnya. Jangankan melunasi medekatipun saja tidak.
Di
ruang latihan tampak begitu sepi. Tiba-tiba saja Doghae tidak datang hari ini
tanpa kabar. Sebenarnya ini membuat Tae Ri sedikit lega, pasalnya dia belum
bisa melunasi utangnya padahal hari ini adalah batas akhir dari waktu yang di
berikan Donghae kepadanya.
“Kita
selesaikan saja latihan ini. Lagi pula personil kita tidak lengkap itu akan
sia-sia saja.” Kata Kyuhyun tak semangat.
“Aku
juga sependapat. Sebaiknya kita selesaikan saja Boo Ra sudah menungguku di
depan.” Kata Heechul frustasi.
“Boo
Ra ? siapa lagi itu ? sebenarnya berapa yeojachingumu eoh ?” Tanya Kyuhyun
bertubi-tubi.
“Ah
tidak banyak. Sekitar, 10 mungkin ?”
“Mwo
?” Tanya Tae Ri tak percaya. Ternyata namja di sekitarnya tidak ada yang beres.
Semuanya buaya bertopeng kelinci.
Akhirnya
mereka memutuskan untuk mengakhiri latihan. Saat membuka pintu mereka sangat terkejut
karena di luar sudah banyak yeoja yang ingin menerobos masuk ke dalam. Secara
reflek Tae Ri dan ketiga namja tampan itu menutup kembali pintu ruang latihan
tetapi tenaga mereka tidak cukup kuat untuk menahan puluhan bahkan ratusan
yeoja yang ingin masuk ke dalam. Pada akhirnya mereka menyerah dan membiarkan
yeoja-yeoja itu masuk dan mereka berhasil keluar ruangan setelah berjuang dalam
lautan yeoja.
Setelah
sampai di depan gedung latihan benar saja, yeojachingu Heechul sudah
menunggunya dengan muka murung. Dan Sungmin sendiri sudah mulai mengeluarkan
kameranya. Sudah di tebak apa yang akan di lakukannya mengingat dia hobby
fotografi. Sedangkan Kyuhyun sendiri sudah pasti dia berbelok mencari tempat
nyaman untuk memainkan PSP-nya. Tae Ri yang tidak memiliki jadwal apa pun
memilih untuk kembali ke kamar.
Tae
Ri melewati lorong asrama. Aneh sekali, Asrama Melody terlihat lebih sepi dari
biasanya. Padahal biasanya asrama tidak pernah sepi sebelum Ibu Asrama turun
tangan untuk membuat mereka tertidur.
“Emmmhhh”
Tiba-tiba mulut Tae Ri di bungkam. Tae
Ri mencoba untuk terlepas dari cengkraman orang tersebut, dia meronta berusaha
untuk melepaskan diri tetapi hasilnya nihil karena tenaganya tidak sebanding.
Setelah sampai di tempat yang di inginkan orang yang tak di kenal itu, orang
itu melepaskan tangannya yang membungkam Tae Ri. Setelah di rasa dia mulai
terlepas, Tae Ri mencoba untuk kabur tetapi di tahan oleh orang tadi.
“Jangan
takut, ini aku.” Suara itu. Suara yang sangat di kenali Tae Ri. Suara yang
semakin membuatnya ketakutan.
“Kau
ingin kabur ?”
“Aigoo,
aku pikir siapa ? aku hampir terkena serangan jantung akibat ulahmu.” Kata Tae
Ri dengan sedikit berpikir bagaimana caranya untuk melarikan diri dari si
namja.
“Mana
utangmu. Ini sudah akhir dari waktu yang aku berikan.” Pinta Donghae.
“Kau
pasti sudah gila. Mana mungkin aku bisa mengumpulkan uang sebanyak itu dalam
waktu seminggu.”
“Aku
tidak pedulu, aku butuh uang itu sekarang juga.”
“Ini.”
Tae Ri mengulurkan amplop coklat pada Donghae.
“Ige
mwoya ? bahkan ini tidak ada ¼ dari biaya kerusakan mobilku”
“Aku
tau. Aku akan menyicilnya”
“Mwo
? kau pikir aku rentenir ? aku butuh uang itu sekarang atau aku laporkan kau ke
polisi.” Ancam Donghae. Sebenarnya dia tidak terlalu butuh dengan uang itu tapi
entah kenapa dia selalu ingin menemui Tae Ri untuk menagih utang atau itu hanya
menjadi alasan. Entahlah, dia juga tidak mengerti.
“Polisi
? shireo. Tapi aku tidak bisa melunasinya sekarang. Hanya itu yang aku punya.
Jebal, aku tidak ingin masuk penjara.” Mohon Tae Ri.
“Baiklah,
jika kamu tidak bisa membayarnya. Kau bisa membuat kesepakatan denganku.”
“Kesepakatan
apa ?”
“Jadi
yeojachinguku.”
“MWO
??? ani, shireo.”
“Siapa
juga yang mau menjadi namjachingumu eoh ? ini hanya pura-pura. Hanya 1 bulan.”
“Apa
maksudmu ? sebuah hubungan tidak bisa di buat untuk main-main.”
“Tapi
kita melakukannya tanpa cinta.”
“Kenapa
harus aku ?”
“Karena
kau berhutang padaku, lagi pula cuma kau yeoja yang tidak menyukaiku.”
“Memangnya
kenapa kalau aku tidak menyukaimu ?”
“Kau
benar-benar bodoh atau apa sih. Tentu saja lebih mudah jika hubungan kita
selesai jika kau tidak menyukaiku.”
“Bagaimana
kalau aku menolaknya.”
“Bersiaplah,
polisi akan menjemputmu beberapa menit setelah kau menolaknya.” Tae Ri sedikit berpikir
sejenak. Mungkin menjadi yeojachingu Donghae merupakan pilihan yang buruk
untuknya tetapi masuk penjara merupakan hal yang tak kalah buruk tentunya.
“Baiklah.
Aku menerimanya.”
“Berikan
nomer ponselmu.”
“Untuk
apa ?”
“Aku
akan memberitau apa yang harus kau lakukan besok.” Kemudian dengan berat hati Tae
Ri memberikan nomer ponselnya pada Donghae.
“Kalau
begitu pelunasan utangmu di mulai dari besok.” Kata Donghae sambil melemparkan
amplop coklat yang diberikan Tae Ri tadi.
“Aish,
kenapa sih dia selalu bisa seenaknya. Uang memang selalu bisa menang.”
****
“LEE DONGHAE....” Teriak yeoja-yeoja itu saat Donghae dan ketiga temannya muncul dari gerbang kebangsaan mereka.
“Aigoo,
fansmu semakin menggila saja Hae saat kau tidak memiliki yeojachingu.” Kata Heechul
takjub melihat kerumunan yeoja di depan gerbang. Kemudian terlihat beberapa
karyawan dan petugas keamanan sekolah
yang menyuruh mereka untuk bubar. Sedikit perlawanan terjadi tetapi pada
akhirnya yeoja-yeoja itu tidak bisa memaksakan dirinya lagi.
“Kapan
kau akan memiliki yeojachingu ? bukankah aneh bahwa seorang Lee Donghae tanpa
yeoja di sampingnya.” Kata Kyuhyun.
“Sebentar
lagi.” Jawab Donghae asal namun pasti.
****
Siwon menatap yeoja yang tengah berdiri di depannya sekarang. Dia tahu betul siapa yeoja yang berani ke tempat yang paling di sukainya di sekolah, tempat yang tidak akan pernah di singgahi Donghae. Atap belakang sekolah.
Siwon
masih menatap sang yeoja, enggan untuk mengganggu kesendirian yang mungkin
sedang di perlukan yeoja itu untuk sekarang. Tak lama kemudian yeoja itu
membalikan badannya. Entah karena dia merasakan kehadiran Siwon atau memang dia
sudah ingin pergi.
“Siwon-shi,
sejak kapan kau disitu “?
“Baru
saja.” Bohong Siwon. Tae Ri hanya mengangguk percaya. Ternyata sedari tadi Tae
Ri tidak merasakan sedikitpun kehadiran dari Siwon.
“Apa
yang kau lakukan disini ?” Tanya Siwon.
“Aku
? kau sendiri, apa yang kau lakukan disini ?”
“Aku
memang sering kesini pada jam istirahat atau jam kosong.”
“Oh..”
“Bukankah
disini nyaman ?” Lagi-lagi Tae Ri hanya mengangguk.
“Kau
sedang ada masalah ?” Tanya Siwon yang melihat raut wajah Tae Ri yang tidak
ceria seperti biasanya.
“Apa
terlihat jelas ?”
“Sepertinya
begitu.”
“Sepertinya aku akan mendapat banyak masalah dari Donghae.”
“Masalah
? masalah apa ? mungkin aku bisa membantu.”
“Ah
benar juga, Siwon-shi bisakah kau melindungiku dari Donghae seperti waktu itu
?”
“Tentu.”
“Jinjja
? Gomapta.” Kata Tae Ri sambil membungkukan badannya berulang-ulang.
“Kalau
begitu boleh aku meminta padamu satu hal ?”
“Ya,
apa itu?”
“Tidak
bisakah kau memanggilku oppa ? bukankah oppa terdengar lebih akrab lagipula aku
lebih tua 2 tahun darimu.”
“Dengan
senang hati aku akan melakukannya, sebenarnya aku juga ingin sekali memanggilmu
oppa tetapi tidak enak karena kita belum begitu dekat.”
“Baguslah,”
Tiba-tiba ponsel Tae Ri bergetar. Dia melihat nomer yang tertera di layar
ponselnya. Dia merasa asing dengan nomer itu. Tae Ri mengangkat panggilan itu
siapa tau penting, pikirnya.
“Cepat
ke lapangan bola sekarang juga.” Kata seseorang di seberang saat panggilan itu
Tae Ri angkat tanpa sapaan ataupun basa-basi lain kemudian dia begitu saja
mematikan sambungan. Tae Ri tau betul suara siapa itu. Tidak ada orang yang
berani menyuruh dia seenaknya kecuali namja menyebalkan seperti Lee Donghae.
****
Soo
Yeon masih berdiri diantara gerombolan yeoja lain di kursi penonton lapangan
bola. Dia senantiasa melihat permainan Donghae dan kawan-kawannya bertanding
bola dengan kelas 3.
Tae
Ri sampai di lapangan basket. Dia masih tidak mengerti perintah Donghae. Di sini
terlihat ramai dan tidak ada tanda-tanda keberadaan Donghae.
“LEE
DONGHAE, LEE DONGHAE...” Teriak yeoja-yeoja di tempat duduk penonton yang
membuat Tae Ri celingukan mencari sosok Donghae dan akhirnya dia melihat namja
itu tepat saat dia memasukan bola ke gawang dan mencetak sebuah gol.
“Daebak..”
Kata Tae Ri yang meluncur begitu saja dari mulutnya saat melihat Donghae di
tengah lapangan futsal. Tae Ri mengakui bahwa Donghae ribuan kali lebih tampan
saat ini. Tae Ri memutuskan untuk bergabung dengan para fans Donghae di bangku
penonton.
Tak
lama kemudian pertandingan berakhir yang hasilnya dimenangkan oleh tim Donghae.
Ternyata ini merupakan final dari pertandingan basket yang di adakan di Kirin
Art School. Piala itu pun di serahkan kepada tim Donghae. Kemudian salah
seorang diminta untuk memberikan ucapan terima kasihnya.
“A..a..Baiklah,
hari ini aku sangat senang mendapatkan piala ini walaupun hanya pertandingan
antar kelas tetapi kami yakin akan mendapatkan piala lain di luar sekolah
nantinya. Kami berterima kasih kepada pelatih sekaligus guru olah raga kelas 2.
Lihat pelatih kami mendapatkannya. Dan untukku pribadi aku ingin berterima
kasih kepada seseorang yang paling istimewa dalam hidupku. Orang yang selalu
mendukungku dari belakang. Aku persembahkan kemenangan ini untuknya.”
“Nuguya..
nuguya ?“ Para yeoja itu mulai berbisik
satu sama lain. Donghae berjalan ke arah penonton. Tiba-tiba saja Donghae
menghampiri seseorang dan memberikan piala itu pada salah satu yeoja di kursi
penonton.
.
.
TBC
Hahaha, ini dia FF ala
kadar milik author. Makin nglantur aja alurnya. Tetapi semoga readers masih mau
buat menanti kelanjutannya. Don’t forget jempol dan RCL. Author sangat butuh
komentar, saran atau pendapat dari kalian. Gomapta. Pai pai.