Kamis, 19 Februari 2015

DONGHAE



PRINCE OF SCHOOL



Tittle               : Prince Of School (chap 3)
Genre              : Romance, family,school life
Leghth             : Series/chapter
Rated              : 15+
Main Cast        : Lee Donghae, Choi Siwon, Kim Tae Ri, Cho Kyuhyun, Lee Sungmin, Kim Heechul, Hanggeng, Lee Soo Yeon and other cast.
Author             : Little Rabbit
Twitter             : @Oktavia_lely
Facebook         : Lely_oktaviani96@yahoo.com
Disclaimer       : Cast bukan milik author melainkan milik Tuhan, keluarga dan diri mereka sendiri. Author cuma pinjam nama. FF asli dari otak author not plagiat. Tidak boleh sembarangan mengcopy FF tanpa iijn. Gomawo.
_HAPPY READING_

“KAU !!!” Kata Donghae setelah melihat apa yang terjadi pada mobil kesayangannya. Tae Ri hanya bisa tersenyum memperlihatkan gusinya dengan muka sedikit bersalah dan bingung. Tanpa babibu Tae Ri berlari kencang meninggalkan Donghae.
****

Tae Ri sampai di dalam kamarnya dan mengunci rapat pintu kamarnya. Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kamar. Tae Ri terkejut, dia takut Donghae mengejarnya sampai ke kamarnya.
“Tae Ri, kau di dalam. Buka pintunya.”
“Tunggu, ini seperti bukan suara namja pemarah itu.” Tae Ri memberanikan diri mengintip dari lubang pintu. Ternyata benar itu bukan Donghae tetapi Soo Yeon. Tae Ri bergegas membuka pintu kamarnya dan menarik tangan Soo Yeon ke dalam kamar dan menutupnya kembali.
Soo Yeon hanya bisa terbengong dengan tingkah laku Tae Ri yang semakin lama semakin aneh saja. Tae Ri menarik teman kamarnya itu untuk duduk di tempat tidurnya.
“Tidak ada yang mengikutimu kesini kan ?” Soo Yeon hanya menggelengkan kepalanya tidak paham akan tingkah Tae Ri.
“Ada apa ?”
“Ani, nanti kalau ada yang mencariku katakan saja aku tidak ada.” Lalu Tae Ri segera menghilang di balik selimut tempat tidurnya. Soo Yeon Hanya bisa pasrah dan mencoba memahami sikap abstrak teman sekamarnya ini.
****

Donghae terlihat benar-benar geram berhari-hari sudah yeoja itu tidak muncul di depannya. Aneh memang, padahal biasanya dia senang jika yeoja jadi-jadian itu tidak muncul di depannya tetapi dia selalu saja muncul dan membuat masalah sedangkan saatnya yeoja itu di perlukan dia tidak muncul sedikitpun. Dasar yeoja pembawa masalah.
Anggota The Prince sudah berkumpul di tempat latihan kecuali Tae Ri. Sekarang Donghae benar-benar geram karena yeoja pabbo itu tidak muncul untuk latihan. Padahal dia sudah setuju menjadi pengganti Hangeng.
“Lihat, bahkan yeoja itu tidak memiliki tanggung jawab sedikitpun. Bukankah dia sudah setuju untuk menjadi vokalis The Prince.” Kata Donghae murka.
“Tunggulah sebentar lagi.” Kata Sungmin membujuk Donghae untuk bersabar.
“Harus berapa lama lagi ? ini sudah hampir 2 jam. Lebih baik aku pergi saja dengan yeojachinguku.” Kata Heechul sambil beranjak dari duduknya.
Brakk ..Tiba-tiba saja Tae Ri muncul dengan kebiasaan jeleknya tanpa mengetuk pintu.
            “Mianhae, aku terlambat.” Kata Tae Ri sambil membungkuk 900. Melihat kedatangan Tae Ri Heechul terpaksa kembali ke tempat duduknya.
            “Kau terlambat.” Kata Kyuhyun menghampiri Tae Ri sambil menepuk bahunya.
            “Mianhae.” Ulang Tae Ri lagi dengan nada menyesal.
            “Baiklah, kalau begitu kita mulai saja latihannya.” Kata Sungmin sebelum Donghae yang beralih bicara yang tidak bisa di bayangkan apa yang akan terjadi pada studio latihannya.
            Beberapa jam berlalu dan mereka memutuskan untuk berhenti berlatih. Lagi pula Heechul juga sudah di hampiri oleh yeojachingunya dan yang lain memang memiliki urusan lain juga.
            Tae Ri bergegas meninggalkan ruangan itu sebelum sesuatu yang buruk terjadi. Dia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi kepadanya jika hanya berdua dengan namja pemarah bin saiko seperti Donghae.
            “Ya ! kau pabbo berhenti disana.” Kata Donghae dan Tae Ri tau persis siapa yang di panggil Donghae karena di ruangan itu sudah kosong oleh manusia selain dia dan Donghae. Tae Ri tidak tahu harus berbuat apa. Seharusnya tadi dia memilih untuk tidak mengikuti latihan saja. Sebenarnya dia bukan terlambat untuk hal lain yang lebih penting tetapi dia takut untuk bertemu dengan Donghae setelah apa yang terjadi beberapa minggu yang lalu. Pada akhirnya Tae Ri memutuskan untuk melarikan diri. Dia berlari sekuat tenaga meninggalkan tempat latihan.
            “Ya ! mau kemana kau.” Donghae berencana untuk mengejarnya tetapi Tae Ri sudah menghilang entah kemana.
                                                                 ****                       

Kota Seoul masih terlihat ramai padahal jarum jam telah menunjukan jam 10 malam. Terlihat seorang namja tengah asyik dengan dunianya di air. Ya, Lee Donghae. Namja itu memang sedikit berbeda, padahal hari sudah malam tetapi dia masih saja menyempatkan diri untuk berenang. Ponsel Donghae bergetar hebat di atas meja dekat kolam renang tetapi namja itu tidak ambil pusing dengan ponselnya dan lebih memilih untuk bermain di air bagai ikan yang terlalu lama berada di darat.
Setelah dia merasa cukup, Donghae memilih untuk keluar dari kolam tetapi tiba-tiba saja pandangannya tertuju pada seseorang.
“Kena kau.” Katanya sambil menembakan pistol jari ke arah si yeoja. Kemudian Donghae berlalu meninggalkan kolam renang yang berada di tengah asrama tersebut.
Donghae sampai di sebuah kamar dengan membawa beberapa kunci yang di mintanya dari kepala asrama. Tidak sulit baginya untuk mendapatkan apapun yang di butuhkannya mengingat dia seorang putra dari pemilik sekolah ini.
Donghae sibuk dengan kunci-kunci yang di bawanya dan mencoba satu per satu untuk membuka pintu tetapi hebatnya pintu itu tidak terkunci dan dapat terbuka begitu saja.
“Yeoja pabbo. Sudah larut malam tetapi dia tidak menutup pintu kamarnya. Thau begini aku tidak perlu repot-repot meminta kunci kepada kepala asrama.” Akhirya Donghae menghampiri si yeoja yang tengah sibuk memandangi langit malam di balkon yang masih tidak menyadari ada seseorang di belakangnya.
“Soo Yeon kau sudah kembali ?” Kata Tae Ri sambil mmbalikan badannya. Tae Ri terkejut mendapati orang yang di belakangnya bukanlah teman sekamarnya.
“Kaa.. uu,”
“Ya, benar. Aku.” Donghae menampakan smirknya dan berjalan mendekati Tae Ri hingga Tae Ri memundurkan tubuhnya, berjalan perlahan namun pasti. Sedikit demi sedikit hingga Tae Ri tak berjarak dengan tembok di samping balkon. Donghae mulai mendekatkan wajahnya ke wajah Tae Ri. Tae Ri membuang muka dan menutup matanya erat.
“Ya Tuhan, demi apapun buatlah namja ini tersambar petir, terkena tsunami, gempa, tanah longsor, banjir, topan atau apapun. Jebal.” Kata Tae Ri yang tiba-tiba saja menjurus keluar dari mulutnya.
“Apa ? Ya! Ya!” Kata Donghae sambil menendang-nendang pelan kaki Tae Ri. “Kau pikir apa yang akan aku lakukan kepada yeoja jadi-jadian sepertimu, eoh ?”
“Apa katamu ? yeoja jadi-jadian ?” Tanya Tae Ri setelah membuka matanya.
“Berikan padaku.” Kata Donghae kemudian. tetapi Tae Ri hanya diam dalam ketakutannya.
“Kau memang benar-benar tuli rupanya, aku tidak akan mengulang kata-kataku lagi. Berikan.” Donghae menggerakan telapak tangannya ke arah Tae Ri.
“Kau bilang tidak akan melakukan apapun.” Kata Tae Ri sambil menyilangkan tangan di depan dadanya dengan sedikit tampang ketakutan.
“Naen Micheosseo, apa yang sebenarnya berada di otakmu itu ?”
“Lalu apa lagi yang ingin kau minta untuk aku berikan ? lagipula bukan salahku berpikir yang tidak-tidak. Lihatlah dirimu.” Kemudian Donghae melihat dirinya sendiri. Benar juga dia masuk ke asrama siswi bahkan ke kamar siswi hanya menggunakan celana renang. Tetapi donghae tidak terlalu ambil pusing dan kembali pada topik kenapa dia bisa berada disana.
“Yeoja pabbo. Tentu saja ganti rugi untuk mobilku” Raut wajah Tae Ri berubah seketika dari takut menjadi bingung. Dengan apa dia harus membayar ganti rugi itu.
“Oh itu, kenapa aku harus ganti rugi ? akukan tidak sengaja mengenai mobilmu, lagi pula siapa suruh kamu menghidar.” Bantah Tae Ri.
“Pabbo, tentu saja semua orang lebih memilih menghindar daripada terkena lemparan sepatu.”
“Kalau begitu salah sendiri kamu menaruh mobil di tempat aku melempar sepatu.”
“Aish, kau benar-benar. Aku tidak tau harus menyebutmu apa. Itu tempat parkir tentu saja semua orang memarkir kendaraannya disana. Aku tidak mau tau, kamu harus mengganti rugi biaya kerusakan mobilku”
“Arra .. arra. Berapa ?” Kemudian Donghae memberikan nota pembayaran dari kerusakan mobilnya.
“Mwo ? Kenapa sebanyak ini. Dari mana aku bisa mendapatkan uang sebanyak ini ?”
“Aku tidak peduli. Cepat berikan padaku.”
“Tidak bisakah kau memberiku waktu ?” Donghae sedikit berpikir kemudian dia menyutujuinya.
“Baiklah, aku beri waktu 1 minggu. Jangan coba-coba kabur.” Kata Donghae sebelum meninggalkan kamar Tae Ri. Tae Ri terduduk di lantai bersamaan dengan Soo Yeon yang muncul dari pintu yang tidak tertutup.
“Gwenchana ?”
“Soo Yeon, apa kamu punya uang ?” Kata Tae Ri dengan pandangan hampa.
****

Hari berlalu begitu cepat bagi Tae Ri. Dia masih takut akan ancaman Donghae. Padahal dia sudah melakukan berbagai macam kerja paruh waktu tetapi tetap tidak bisa melunasi utangnya. Jangankan melunasi medekatipun saja tidak.
Di ruang latihan tampak begitu sepi. Tiba-tiba saja Doghae tidak datang hari ini tanpa kabar. Sebenarnya ini membuat Tae Ri sedikit lega, pasalnya dia belum bisa melunasi utangnya padahal hari ini adalah batas akhir dari waktu yang di berikan Donghae kepadanya.
“Kita selesaikan saja latihan ini. Lagi pula personil kita tidak lengkap itu akan sia-sia saja.” Kata Kyuhyun tak semangat.
“Aku juga sependapat. Sebaiknya kita selesaikan saja Boo Ra sudah menungguku di depan.” Kata Heechul frustasi.
“Boo Ra ? siapa lagi itu ? sebenarnya berapa yeojachingumu eoh ?” Tanya Kyuhyun bertubi-tubi.
“Ah tidak banyak. Sekitar, 10 mungkin ?”
“Mwo ?” Tanya Tae Ri tak percaya. Ternyata namja di sekitarnya tidak ada yang beres. Semuanya buaya bertopeng kelinci.
Akhirnya mereka memutuskan untuk mengakhiri latihan. Saat membuka pintu mereka sangat terkejut karena di luar sudah banyak yeoja yang ingin menerobos masuk ke dalam. Secara reflek Tae Ri dan ketiga namja tampan itu menutup kembali pintu ruang latihan tetapi tenaga mereka tidak cukup kuat untuk menahan puluhan bahkan ratusan yeoja yang ingin masuk ke dalam. Pada akhirnya mereka menyerah dan membiarkan yeoja-yeoja itu masuk dan mereka berhasil keluar ruangan setelah berjuang dalam lautan yeoja.
Setelah sampai di depan gedung latihan benar saja, yeojachingu Heechul sudah menunggunya dengan muka murung. Dan Sungmin sendiri sudah mulai mengeluarkan kameranya. Sudah di tebak apa yang akan di lakukannya mengingat dia hobby fotografi. Sedangkan Kyuhyun sendiri sudah pasti dia berbelok mencari tempat nyaman untuk memainkan PSP-nya. Tae Ri yang tidak memiliki jadwal apa pun memilih untuk kembali ke kamar.
             Tae Ri melewati lorong asrama. Aneh sekali, Asrama Melody terlihat lebih sepi dari biasanya. Padahal biasanya asrama tidak pernah sepi sebelum Ibu Asrama turun tangan untuk membuat mereka tertidur.
            “Emmmhhh”  Tiba-tiba mulut Tae Ri di bungkam. Tae Ri mencoba untuk terlepas dari cengkraman orang tersebut, dia meronta berusaha untuk melepaskan diri tetapi hasilnya nihil karena tenaganya tidak sebanding. Setelah sampai di tempat yang di inginkan orang yang tak di kenal itu, orang itu melepaskan tangannya yang membungkam Tae Ri. Setelah di rasa dia mulai terlepas, Tae Ri mencoba untuk kabur tetapi di tahan oleh orang tadi.
            “Jangan takut, ini aku.” Suara itu. Suara yang sangat di kenali Tae Ri. Suara yang semakin membuatnya ketakutan.
             “Kau ingin kabur ?”
              “Aigoo, aku pikir siapa ? aku hampir terkena serangan jantung akibat ulahmu.” Kata Tae Ri dengan sedikit berpikir bagaimana caranya untuk melarikan diri dari si namja.
             “Mana utangmu. Ini sudah akhir dari waktu yang aku berikan.” Pinta Donghae.
             “Kau pasti sudah gila. Mana mungkin aku bisa mengumpulkan uang sebanyak itu dalam waktu seminggu.”
             “Aku tidak pedulu, aku butuh uang itu sekarang juga.”
             “Ini.” Tae Ri mengulurkan amplop coklat pada Donghae.
             “Ige mwoya ? bahkan ini tidak ada ¼ dari biaya kerusakan mobilku”
             “Aku tau. Aku akan menyicilnya”
             “Mwo ? kau pikir aku rentenir ? aku butuh uang itu sekarang atau aku laporkan kau ke polisi.” Ancam Donghae. Sebenarnya dia tidak terlalu butuh dengan uang itu tapi entah kenapa dia selalu ingin menemui Tae Ri untuk menagih utang atau itu hanya menjadi alasan. Entahlah, dia juga tidak mengerti.
             “Polisi ? shireo. Tapi aku tidak bisa melunasinya sekarang. Hanya itu yang aku punya. Jebal, aku tidak ingin masuk penjara.” Mohon Tae Ri.
             “Baiklah, jika kamu tidak bisa membayarnya. Kau bisa membuat kesepakatan denganku.”
             “Kesepakatan apa ?”
             “Jadi yeojachinguku.”
             “MWO ??? ani, shireo.”
             “Siapa juga yang mau menjadi namjachingumu eoh ? ini hanya pura-pura. Hanya 1 bulan.”
             “Apa maksudmu ? sebuah hubungan tidak bisa di buat untuk main-main.”
             “Tapi kita melakukannya tanpa cinta.”
             “Kenapa harus aku ?”
             “Karena kau berhutang padaku, lagi pula cuma kau yeoja yang tidak menyukaiku.”
             “Memangnya kenapa kalau aku tidak menyukaimu ?”
             “Kau benar-benar bodoh atau apa sih. Tentu saja lebih mudah jika hubungan kita selesai jika kau tidak menyukaiku.”
             “Bagaimana kalau aku menolaknya.”
             “Bersiaplah, polisi akan menjemputmu beberapa menit setelah kau menolaknya.” Tae Ri sedikit berpikir sejenak. Mungkin menjadi yeojachingu Donghae merupakan pilihan yang buruk untuknya tetapi masuk penjara merupakan hal yang tak kalah buruk tentunya.
            “Baiklah. Aku menerimanya.”
            “Berikan nomer ponselmu.”
            “Untuk apa ?”
            “Aku akan memberitau apa yang harus kau lakukan besok.” Kemudian dengan berat hati Tae Ri memberikan nomer ponselnya pada Donghae.
            “Kalau begitu pelunasan utangmu di mulai dari besok.” Kata Donghae sambil melemparkan amplop coklat yang diberikan Tae Ri tadi.
             “Aish, kenapa sih dia selalu bisa seenaknya. Uang memang selalu bisa menang.”
****

              “LEE DONGHAE....” Teriak yeoja-yeoja itu saat Donghae dan ketiga temannya muncul dari gerbang kebangsaan mereka.
             “Aigoo, fansmu semakin menggila saja Hae saat kau tidak memiliki yeojachingu.” Kata Heechul takjub melihat kerumunan yeoja di depan gerbang. Kemudian terlihat beberapa karyawan  dan petugas keamanan sekolah yang menyuruh mereka untuk bubar. Sedikit perlawanan terjadi tetapi pada akhirnya yeoja-yeoja itu tidak bisa memaksakan dirinya lagi.
            “Kapan kau akan memiliki yeojachingu ? bukankah aneh bahwa seorang Lee Donghae tanpa yeoja di sampingnya.” Kata Kyuhyun.
            “Sebentar lagi.” Jawab Donghae asal namun pasti.
****

              Siwon menatap yeoja yang tengah berdiri di depannya sekarang. Dia tahu betul siapa yeoja yang berani ke tempat yang paling di sukainya di sekolah, tempat yang tidak akan pernah di singgahi Donghae. Atap belakang sekolah.
             Siwon masih menatap sang yeoja, enggan untuk mengganggu kesendirian yang mungkin sedang di perlukan yeoja itu untuk sekarang. Tak lama kemudian yeoja itu membalikan badannya. Entah karena dia merasakan kehadiran Siwon atau memang dia sudah ingin pergi.
            “Siwon-shi, sejak kapan kau disitu “?
             “Baru saja.” Bohong Siwon. Tae Ri hanya mengangguk percaya. Ternyata sedari tadi Tae Ri tidak merasakan sedikitpun kehadiran dari Siwon.
              “Apa yang kau lakukan disini ?” Tanya Siwon.
              “Aku ? kau sendiri, apa yang kau lakukan disini ?”
              “Aku memang sering kesini pada jam istirahat atau jam kosong.”
              “Oh..”
              “Bukankah disini nyaman ?” Lagi-lagi Tae Ri hanya mengangguk.
              “Kau sedang ada masalah ?” Tanya Siwon yang melihat raut wajah Tae Ri yang tidak ceria seperti biasanya.
             “Apa terlihat jelas ?”
             “Sepertinya begitu.”
             “Sepertinya  aku akan mendapat banyak masalah dari Donghae.”
              “Masalah ? masalah apa ? mungkin aku bisa membantu.”
              “Ah benar juga, Siwon-shi bisakah kau melindungiku dari Donghae seperti waktu itu ?”
              “Tentu.”
              “Jinjja ? Gomapta.” Kata Tae Ri sambil membungkukan badannya berulang-ulang.
              “Kalau begitu boleh aku meminta padamu satu hal ?”
              “Ya, apa itu?”
              “Tidak bisakah kau memanggilku oppa ? bukankah oppa terdengar lebih akrab lagipula aku lebih tua 2 tahun darimu.”
              “Dengan senang hati aku akan melakukannya, sebenarnya aku juga ingin sekali memanggilmu oppa tetapi tidak enak karena kita belum begitu dekat.”
             “Baguslah,” Tiba-tiba ponsel Tae Ri bergetar. Dia melihat nomer yang tertera di layar ponselnya. Dia merasa asing dengan nomer itu. Tae Ri mengangkat panggilan itu siapa tau penting, pikirnya.
             “Cepat ke lapangan bola sekarang juga.” Kata seseorang di seberang saat panggilan itu Tae Ri angkat tanpa sapaan ataupun basa-basi lain kemudian dia begitu saja mematikan sambungan. Tae Ri tau betul suara siapa itu. Tidak ada orang yang berani menyuruh dia seenaknya kecuali namja menyebalkan seperti Lee Donghae.
****
                Soo Yeon masih berdiri diantara gerombolan yeoja lain di kursi penonton lapangan bola. Dia senantiasa melihat permainan Donghae dan kawan-kawannya bertanding bola dengan kelas 3.
Tae Ri sampai di lapangan basket. Dia masih tidak mengerti perintah Donghae. Di sini terlihat ramai dan tidak ada tanda-tanda keberadaan Donghae.
                “LEE DONGHAE, LEE DONGHAE...” Teriak yeoja-yeoja di tempat duduk penonton yang membuat Tae Ri celingukan mencari sosok Donghae dan akhirnya dia melihat namja itu tepat saat dia memasukan bola ke gawang dan mencetak sebuah gol.
                 “Daebak..” Kata Tae Ri yang meluncur begitu saja dari mulutnya saat melihat Donghae di tengah lapangan futsal. Tae Ri mengakui bahwa Donghae ribuan kali lebih tampan saat ini. Tae Ri memutuskan untuk bergabung dengan para fans Donghae di bangku penonton.
                 Tak lama kemudian pertandingan berakhir yang hasilnya dimenangkan oleh tim Donghae. Ternyata ini merupakan final dari pertandingan basket yang di adakan di Kirin Art School. Piala itu pun di serahkan kepada tim Donghae. Kemudian salah seorang diminta untuk memberikan ucapan terima kasihnya.
                 “A..a..Baiklah, hari ini aku sangat senang mendapatkan piala ini walaupun hanya pertandingan antar kelas tetapi kami yakin akan mendapatkan piala lain di luar sekolah nantinya. Kami berterima kasih kepada pelatih sekaligus guru olah raga kelas 2. Lihat pelatih kami mendapatkannya. Dan untukku pribadi aku ingin berterima kasih kepada seseorang yang paling istimewa dalam hidupku. Orang yang selalu mendukungku dari belakang. Aku persembahkan kemenangan ini untuknya.”
               “Nuguya.. nuguya ?“  Para yeoja itu mulai berbisik satu sama lain. Donghae berjalan ke arah penonton. Tiba-tiba saja Donghae menghampiri seseorang dan memberikan piala itu pada salah satu yeoja di kursi penonton.
.                                                                         
.           
TBC
Hahaha, ini dia FF ala kadar milik author. Makin nglantur aja alurnya. Tetapi semoga readers masih mau buat menanti kelanjutannya. Don’t forget jempol dan RCL. Author sangat butuh komentar, saran atau pendapat dari kalian. Gomapta. Pai pai.

DONGHAE



PRINCE OF SCHOOL



Tittle               : Prince Of School (chap 2)
Genre              : Romance, family, school life
Leghth             : Series/chapter
Rated              : 15
Main Cast    : Lee Donghae, Choi Siwon, Kim Tae Ri, Cho Kyuhyun, Lee Sungmin, Kim Heechul, Hanggeng, Lee Soo Yeon and other cast.
Author             : Little Rabbit
Twitter              : @Oktavia_lely
Facebook         : Lely_oktaviani96@yahoo.com
Disclaimer       : Cast bukan milik author melainkan milik Tuhan, keluarga dan diri mereka sendiri. Author cuma pinjam nama. FF asli dari otak author not plagiat. Warming typo bertebaran merupakan hal yang wajar. Tidak boleh sembarangan mengcopy FF tanpa iijn. Gomawo. Cerita ini di adaptasi dari drama BBF.
           
_HAPPY READING_


Tiba-tiba saja hal yang tidak di inginkan terjadi.
            “Agghhhhhhh” Teriak mereka berdua bersamaan. Donghae cepat-cepat memperbaiki letak haduknya yang melorot hampir menyentuh lantai.
            “APA YANG KAMU LAKUKAN DI KAMARKU, EOH ?”
            “Mianhae, aku tidak tau kalau kamu baru selesai mandi.”
            “KELUAR !!!”Tae Ri masih belum bisa menguasai dirinya, kemudian dia memutuskan untuk berjalan ke ruangan lain. Dia masih sedikit syok dengan apa yang baru saja di lihatnya.
            “Tae Ri kamu tidak melihatnya. Benar, kamu tidak melihatnya. Keluarkan dari otakmu apa yang kamu lihat. Kamu tidak melihat apapun.” Kata Tae Ri sambil memejamkan matanya.
            “Agh, bagaimana aku tidak melihatnya. Aku benar-benar melihatnya. Tuhan, Mataku sudah ternodai. Eottokhae ?” Kata Tae Ri sambil duduk di sofa dan menjambak-jambak rambutnya. Kemudian dia baru teringat apa tujuannya datang kemari.
            Donghae keluar dari dalam kamarnya dengan memakai pakaian lengkap. Rambutnya masih terlihat sedikit basah. Melihat itu Tae Ri segera berdiri dan menghampirinya.
            “Kau tuli ? bukankah aku sudah menyuruhmu keluar.”
            “Aku harus membawamu  ke atap sekolah.”
            “Shirreo.” Kata Donghae melangkahkan kakinya kembali ke dalam kamar.
            “Baiklah, aku akan pergi. Tapi jangan salahkan aku jika semua orang tau apa yang baru saja terjadi disini.” Ancam Tae Ri berjalan mengekori Donghae.
            “Apa maksutmu ? kau mengancamku ?” Berbalik menghadap Tae Ri yang tepat berada di belakangnya.
            “Tidak jika kau menurut.”  Senyum tipis tergambar di bibir Tae Ri, sepertinya ancaman itu akan berhasil membuat Donghae pergi ke atap.
            “Kau benar-benar sakit.”
            “Tidak apa-apa jika kau tidak mau. Aku akan pergi sekarang.” Tae Ri berbalik dan bersiap melangkah hingga tiba-tiba sedetik kemudian Donghae menarik lengan Tae Ri.
            “Tunggu, apa yang terjadi di atap ?”
****
             
          In jung tidak bisa menunggu lebih lama. Dia berpikir bahwa Tae Ri tidak mungkin bisa membawa Donghae ke atap. Mustahil jika seorang Lee Donghae mau datang ke atap untuk menahannya melompat.
            “Oppa aku mencintaimu.” Kata In Jung lirih sambil melompat. Semua siswa di bawah gedung berteriak tetapi tiba-tiba saja seseorang berhasil menangkap tangan In Jung.
            “Micheosseo ?” In Jung tersenyum simpul melihat tangan Donghae menggenggam tangannya. Donghae menarik In Jung kembali ke atas atap. Semua orang di bawah gedung bersorak gembira karena In Jung selamat.
            “Yakk !!! Lee Donghae kenapa larimu cepat sekali.” Kata Tae Ri, nafasnya sedikit tersendat saat sampai di atas atap. Donghae tak menggubrisnya dan hanya melangkah pergi.
            “Oppa, kenapa kau tidak menerimaku menjadi kekasihmu ?”
            “Bukankah kau tau aku telah memiliki yeojachingu.”
            “Tapi sebentar lagi kalian akan putus.”
            “Itu besok.”
            “Jadi, jika aku menyatakan cintaku besok kau akan menerimanya ?” Donghae tidak menjawab dan hanya meneruskan langkahnya. Tae Ri hanya diam, tidak mengerti apa yang sedang mereka bicarakan.
****
             
          Tae Ri masuk ke dalam kamarnya. Dia masih memikirkan percakapan Donghae dengan yeoja tadi saat di atap. Dia melihat teman sekamarnya, Soo Yeon tengah asyik berkutat dengan poster-poster yang sepertinya baru di dapatnya. Soo Yeon mengganti poster lama di tembok sebelah tempat tidurnya dengan poster yang baru.
            “Apa hebatnya mereka ?” Tanya Tae Ri pada Soo Yeon. Soo Yeon berhenti dengan aktivitasnya kemudian beralih duduk di samping Tae Ri di tempat tidur Tae Ri. Dia memandang poster yang berada di depannya sekarang.
            “Mereka segalanya, mereka juga inspirasiku dalam bermusik. Oiya, aku dengar tadi ada seorang yeoja yang hampir bunuh diri ?”
            “Benar, itu semua karena orang itu.” Tae Ri menunjuk ke arah poster Donghae.
            “Bukan, kau salah. Ini karena dia yang bodoh. Seharusnya dia bisa menunggu sampai besok atau lusa,” Jawab Soo Yeon mengibaskan tangannya.
            “Apa semuanya bisa berubah jika dia menunggu.”
            “Tentu,”
            “Wae ?”
            “Kamu tidak membaca majalah sekolah ?”
            “Tidak, aku bosan karena di setiap halaman selalu ada wajah nama-namja itu.”
            “Apa kau benar-benar membencinya ?”
            “Tentu, aku sangat membencinya.”
            “Wae ?”
            “Molla.”
            “Hati-hatilah, jangan terlalu membenci oppa atau kebencianmu akan berubah menjadi cinta.” Kata Soo Yeon sedikit menggoda Tae Ri.
            “Hal itu tidak akan pernah terjadi.” Kata Tae Ri dengan muka di tekuk. Soo Yeon hanya bisa tersenyum kecil melihat muka teman sekamarnya itu.
            “Kamu belum meneruskan cerita tentang nasib yeoja tadi.”
            “Itu, sebenarnya oppa tidak pernah pacaran lebih dari 3 hari dan besok merupakan hari ketiga yang seharusnya dia putus dengan yeojachingunya.”
            “Jinjja, 3 hari ? apa itu bisa di katakan sebagai sebuah hubungan ?”
            “Tentu saja tidak, oppa tidak pernah menyatakan cinta pada yeoja manapun. Dia berpacaran karena tidak ingin mengulang hal yang sama lagi.”
            “Hal yang sama ?”
            “Ya, aku dengar dulu pernah ada yeoja yang menyatakan cinta kepada oppa tetapi oppa menolaknya dan pada akhirnya yeoja itu bunuh diri. Maka dari itu oppa selalu menerima yeoja yang menyatakan cinta padanya walaupun dia tidak mencintainya dan hubungan itu tidak berdasarkan cinta.” Tae Ri hanya mengangguk. Dia masih tidak habis pikir namja kasar seperti Lee Donghae banyak di idolakan oleh yeoja sampai sebegitunya.
            “Kau kenapa ?” Tanya Soo Yeon pada Tae Ri.
            “Tidak, hanya saja kenapa mereka mau melakukan itu. maksudku itu hanya hubungan tanpa dasar selama 3 hari. Apa untungnya untuk mereka ?”
            “Bagi fans berapapun lamanya, meski hanya sedetik sekalipun mereka akan merasa sangat bersyukur dapat berinteraksi langsung dengan mereka.”
            “Kau pernah menjadi salah satunya ?” Tanya Tae Ri yang di balas dengan gelengan kepala oleh Soo Yeon.
            “Aku tak ingin melakukannya. Aku tahu saat oppa menerima kami pasti dia juga memiliki beban. Aku tidak ingin oppa lelah karenaku.”
            “Wah, kau fans yang baik.” Tae Ri mengangkat kedua ibu jarinya.
            “Tentu saja.” Soo Yeon kembali dengan aktivitasnya yang tertunda dan Tae Ri juga ikut membantu Soo Yeon untuk memberikan perekat pada belakang poster. Dia menatap wajah namja yang berada di gambar poster itu. Dia berpikir bagaimana sebanarnya sifat amja itu. Kenapa dia merasa bahwa Lee Donghae itu sebenarnya namja yang baik tapi entah apa yang membuatnya bersifat seperti itu.
****
            Tok... tok ... tok...
Soo Yeon terusik dengan suara itu. Dia mengintip dari selimutnya bahwa Tea Ri sudah tidak berada di tempat tidur. Terpaksa dia harus bangun dan membuka pintu. Padahal dia baru saja tidur selama 1 jam karena sibuk menonoton video The Prince saat performe.
            “Nugu ?” Tanya Soo Yeon setelah membuka pintu.
            “Ini, ada kiriman untuk Kim Tae Ri.”
            “Baiklah, gomapta.” Soo Yeon menutup pintu kemudian bersamaan dengan Tae Ri yang keluar dari dalam kamar mandi.
            “Ini ada kiriman.”
            “Kiriman ? dari siapa ?”
            “Molla, aku lupa menanyakan” Tae Ri membuka amplob berwarna coklat yang di terimanya.
            “Ige mwoya ?” Kata Tae Ri tiba-tiba setelah membaca isi dari amplob itu.
            “Wae ?” Tanya Soo Yeon sambil mendongakan kepalanya untuk membaca isi dari amplob.
            “Woaahhh,” Kata Soo Yeo sambil merampas surat itu dari tangan Tae Ri. Soo Yeon masih membaca dengan seksama isi dalam surat. “Chukkae.” Kata Soo Yeon sambil menjabat tangan Tae Ri.
            “Aku tidak menyangka kau juga berminat menjadi pengganti Hanggeng oppa.”
            “Ini salah, pasti terjadi kesalahan.”
            “Apa maksudmu ?”
            “Aku tidak pernah mengikuti audisi itu, bagaimana bisa aku menjadi vokalisnya.” Tae Ri bergegas pergi menuju tempat latihan The Prince. Dia tau pasti aada kesalahan disini. Dia sama sekali tidak mengikuti audisi tetapi bisa terpilih menjadi vokalis The Prince. Ini aneh, benar-benar aneh.
****
            Brakkk ...
Tae Ri membuka pintu ruangan itu kasar. Semua orang yang berada di ruagan itu menatap ke arah Tae Ri. Tae Ri bergegas berjalan ke arah mereka.
            “Kau, kenapa harus di hari ini ?” Tanya Donghae kesal melihat Tae Ri muncul di depannya lagi.
            “Jangan salah paham, aku hanya ingin mengembalikan ini. Sepertinya kalian melakukan kesalahan.” Donghae mengambil kertas yang di ulurkan Tae Ri. Dia membaca kertas itu.
            “Ige mwoya ?” Tanya Donghae pada teman-temannya. Sungmin mengambil kertas tersebut dan membacanya.
            “Jadi kau yang bernama Kim Tae Ri. Selamat bergabung dengan The Prince.”
            “Ani, ini pasti terjadi kesalahan. Bagaimana bisa aku lolos tanpa mengikuti audisi ?”
            “Kau mengikutinya.” Sungmin menyalakan sebuah tipe recorder yang di dalamnya terdapat suara seorang yeoja sedang bernyanyi dengan alunan gitar. Tae Ri sedikit terkejut. Itu memang benar-benar suaranya tetapi dia tidak merasa pernah merekam dan mengirimkan suaranya untuk audisi.
            “Dan ini formulir lengkap yang di kirimkan bersama dengan rekaman tadi.” Kata Sungmin mengulurkan kertas formulir kepada Tae Ri setelah rekaman itu selesai bersuara. Tae Ri masih tidak percaya, siapa sebenarnya dalang dari semua ini.
            “Aku tidak setuju dia jadi pengganti Hangeng.” Sanggah Donghae.
            “Tunggu dulu, bukankah kau sudah menyetujuinya.” Kata Heechul kemudian.
            “Iya, itu sebelum aku tau siapa yeoja itu. Lagi pula tidak mungkin suara yeoja dalam rekaman itu dia” Donghae menunjuk ke arah Tae Ri. Tae Ri tidak terima di katakan seperti itu.
            “Apa katamu ? apa menurutmu yeoja sepertiku tidak boleh memiliki suara bagus.”
            “Bukannya tidak boleh tetapi tidak akan mungkin.”
            “Itu, suara itu. Itu benar-benar suaraku.”
            “Kalau begitu tunjukan.” Tea Ri mengambil gitar yang berada di sebelah Donghae. Dia duduk di sofa kemudian jemari kecilnya dengan piawai memainkan senar gitar. Suaranya bergetar indah seirama dengan musik yang dia mainkan. Semuanya terdiam, seakan tersihir dengan pertunjukan yang di perlihatkan Tae Ri. Hingga mereka kembali sadar saat Tae Ri mengakhiri segalanya.
            “Puas ?” Tanya Tae Ri pada Donghae.
            “Itu untuk sekarang. Aku masih tidak percaya kau dapat bernyanyi sama di lain waktu.”
            “Kau benar-benar.” Tae Ri hampir saja menonjok wajah tampan Donghae sebelum Kyuhyun merelainya.
            “Sudahlah jangan bertengkar. Mulai sekarang kita akan menjadi satu tim.”
            “ANDWE, SHIREO.” Kata Donghae dan Tae Ri bersamaan.
            “Ayolah kalian jangan egois. Hae kita tidak punya pilihan lain, showcase semakin dekat dan kita belum juga memiliki vokalis. Dan kau Kim Tae Ri bekerja samalah dengan kami, bukankah suatu kehormatan seorang siswa baru dapat tampil di panggung showcase. Sebenarnya ini merupakan simbiosis mutualisme.” Mereka berpikir sejenak sebelum akhirnya menyutujui untuk menjadi sebuah tim dalam satu band.
            “Tunggu dulu, jika aku bergabung dengan kalian pasti tidak akan cocok dengan nama band kalian.”
            “Benar juga.” Jawab Heechul menyutujui.
            “Dari sisi mana nama itu tidak cocok.” Sanggah Donghae tidak setuju.
            “Aku seorang yeoja, nama band ini benar-benar mencerminkan nama namja.”
            “Lihatlah dirimu. Apa kamu benar-benar terlihat seperti seorang yeoja ?” Sindir Donghae pada Tae Ri.
            “Yakk !!!” Tae Ri bersiap akan memukul Donghae dengan tangannya tetapi Donghae berhasil menangkap tangannya.
            “Nama band ini tidak akan perah berubah, camkan itu.” Kemudian Donghae beralih pergi.
            “Mengertilah, sebenarnya dia tidak sekasar itu. Kau akan mengetahui setelah mengenalnya lebih dekat.” Kata Sungmin sambil memegang bahu Tae Ri.
            “Aku tidak berharap bisa dekat dengannya.” Kemudian Tae Ri ikut berlalu.
****
            
           Donghae duduk di taman sekolah sambil memejamkan matanya. Dia berusaha menghiraukan hiruk pikuk dari teriakan yeoja-yeoja yang berkeliling taman sambil meneriaki namanya. Dia hanya berusaha merasakan desiran angin sore yang menggerakan rambutnya pelan.
            Dia merasakan seseorang menghalangi cahaya dari pandangannya, membuat Donghae geram dan membuka matanya. Dan hebatnya tiba-tiba saja taman itu menjadi sepi saat Donghae membuka matanya.
            “Yak !” Bentak Donghae pada orang itu. “Kau, enyahlah.” Kata Donghae kepada wanita paruh baya di depannya.
            “Lee Donghae. Tidak bisakah kau bersikap sopan kepada eommamu.” Kata pria bersuara berat muncul dari belakang si yeoja paruh baya.
            “Sudahlah, dia pasti sedang lelah jadi tidak bermaksud seperti itu.” Donghae hanya tertawa sinis oleh kata-kata yeoja itu. Donghae tidak menghiraukan mereka dan beranjak pergi.
            “Berhenti disana. Appa ingin berbicara denganmu.” Kemudian dua orang berbadan besar yang ikut serta dengan kedatangan kedua orang tua tadi menghalangi langkahnya.
            “Appa dengar kau berulah lagi di sekolah, tidak bisakah kau bersikap tenang di sekolah seperti hyungmu ?” Sudah lama memang Donghae tidak pernah pulang kerumah bahkan pada saat liburan sekolah. Dia pulang itu pun mungkin merupakan kebutuhan mendesak baginya. Dia bahkan berada di rumah tidak lebih dari 1 jam padahal letak rumah dan sekolahnya sangat dekat.
            “Hyung ? aku tidak pernah memiliki Hyung. Sejak kapan aku memiliki hyung ?” Donghae tertawa sinis. Benar, dia memang tidak merasa memiliki hyung tetapi kenapa kedua orang tua itu selalu memaksanya untuk memanggil dia hyung. Lagi pula Donghae dengan orang itu benar-benar berbeda tidak bisa di samakan dalam hal apapun.
            “Lee Donghae.” Kata Tuan Lee sedikit berteriak sambil memegangi dadanya. Donghae membalikan badan ke arah appanya.
            “Jangan repot-repot mengurusku. Urus saja anak yang appa bangga-banggakan itu.”
“Jika kau tidak bisa menjaga sikap, appa terpaksa akan mengirimmu ke Amerika.” Donghae tidak menghiraukan perkataan appanya, dia memilih pergi. Tanpa mereka sadari dua pasang mata mengamati pertengkaran kecil yang terjadi di taman. Seorang yeoja yang telah melihat semuanya berlari mengejar Donghae.
****
           
           Donghae bersandar di tembok yang berada tepat di depan mobilnya. Dia masih tidak percaya bahwa appaya benar-benar berubah. Appa yang dulu selalu memberinya kasih sayang sekarang sudah mati, sekarang yang ada hanya appa yang memuja dunia politik. Demi kekuasaan dia benar-benar melakukan segala hal. Dia telah di perbudak oleh uang.
            “Apa yang sedang kau lakukan disini ?” Tanya seorang yeoja pada Donghae.
            “Kau ?”
            “Tidak kusangka seorang Lee Donghae bisa murung.”
            “Apa yang bisa di ketahui oleh yeoja pabbo sepertimu.”
            “MWORAGO ?”
            “Enyahlah, aku tidak sedang ingin bertengkar.” Tae Ri mulai mendidih, padahal tujuannya datang kesini untuk menghiburnya tetapi dia malah mendapat perlakuan seperti ini.
            “Ya ! Lee Donghae.” Donghae menengok ke arah belakang dan tiba-tiba sebuah sepatu melayang ke arahnya tetapi untungnya dia bisa menghindar dan. Tarrr ..
            “KAU.” Kata Donghae setelah melihat apa yang terjadi pada mobil kesayangannya. Tae Ri hanya bisa tersenyum memperlihatkan gusinya dengan muka sedikit bersalah dan bingung.
.                                                                         
.           
TBC
Hahaha, ini dia FF ala kadar milik author. Tinggalkan jejak-jejak indahmu. Author sangat butuh komentar, saran atau pendapat dari kalian. Gomawo. Pai pai.