Jumat, 13 Februari 2015

YOONHAE




STILL YOU  


           
Genre              : Romance
Leghth             : Oneshoot
Rated              : 15
Main Cast        : Lee Donghae dan Im Yoona
Author             : Little Rabbit
Twitter              : @Oktavia_lely
Facebook         : Lely_oktaviani96@yahoo.com
Disclaimer       : Cast bukan milik author melainkan milik Tuhan, keluarga dan diri mereka sendiri. Author cuma pinjam nama. FF asli dari otak author not plagiat. Warming typo bertebaran merupakan hal yang wajar. Tidak boleh sembarangan mengcopy FF tanpa iijn. Gomawo.

_HAPPY READING_

Donghae masih menatap yeoja itu dari balik kaca cafe. Yeoja sempurna yang dulu sempat mengisi hatinya, yeoja yang dulu sempat dia puja, yeoja yang selalu sempurna di matanya. Dia telah masuk ke dalam mobil namja lain, namja yang jauh lebih baik darinya.
            Donghae tertawa masam mengingat semuanya. Benar juga, cinta yang dia rasakan dulu, cinta yang dia terima dulu, banyak yang mengatakan bahwa itu hanyalah cinta monyet. Tapi tidak untuknya. Menurutnya, dulu, cinta dengan yeoja itu adalah cinta yang sebenarnya. Cinta pertama yang indah. Walaupun dia tidak tau, apakah hal yang ia rasakan sama dengan yang dirasakan oleh sang yeoja.
            Donghae masih menatap luar jendela walaupun mobil yang dinaiki si yeoja sudah menghilang beberapa menit yang lalu. Saat Donghae menatap yeoja itu, saat dia menghirup aromanya. Dia masih yeoja yang sama. Yeoja yang dulu pernah bersamanya. Dia tidak pernah berubah, walaupun lama tidak bertemu, walaupun kisah itu telah berakhir cukup lama. Perasaan ini masih sama kepadanya. Masih sama seperti dulu.
            “Yakk, apa yang sedang kau lakukan ?” Sapa seorang pelayan yeoja menepuk bahu kanan Donghae. “Cepat kembali bekerja !” Titahnya.
            “Ne,” Dengan langkah terseret Donghae kembali bekerja.
            Ya, di sinilah dia sekarang. Bekerja sebagai pelayan di sebuah cafe. Entah apa yang ia cari di sini, padahal dia masih bisa mendapatkan pekerjaan yang jauh lebih layak dari ini. Lebih baik dari menjadi seorang pelayan. Mungkin karena dia sering datang kemari hingga tertarik untuk bekerja di sini atau hanya sekedar menyimpan segala memorinya dengan si yeoja di sini. Memori remajanya yang indah. Kisahnya dulu yang pernah memaksanya dan yeoja itu untuk menjadi pekerja partime demi mendapat uang biaya sekolah si yeoja yang hilang ataupun dia lupa menyimpannya. Anehnya dengan senang hati Donghae membantu yeoja itu.
            Memori yang indah, walaupun bukan di tempat yang romantis. Setidaknya di sinilah Donghae pernah tertawa dan bercanda dengannya. Bahkan di sinilah tempat pertama kali Donghae menyatakan perasaannya.
            Waktu sudah menunjukan jam cafe tutup. Donghae hanya duduk di meja dekat jendela yang sempat di duduki oleh yeoja itu bersama namjanya. Donghae hanya bisa tertawa pahit mengingat semuanya. Mengingat kenyataan bahwa sebenarnya dia tidak cukup baik untuk bersanding dengan yeoja itu. Namja itu benar-benar jauh berada di depannya.
            “Oppa, kau masih sama seperti dulu. Tidak pernah berubah.” Kata seorang yeoja di belakang Donghae. Mendengar itu, sontak Donghae berbalik ke belakang. Dia melihat yeoja itu tersenyum ke arahnya. Donghae merasakan ada sesuatu yang ganjal di dadanya. Detak jantungnya berdetak tidak beraturan dan jauh lebih cepat dari biasanya. Perasaan ini, perasaan  yang selama ini ia rindukan.
            Yeoja itu mengambil posisi duduk di depan Donghae, membuat Donghae tak merelakan matanya berpaling dari wajah cantik si yeoja walaupun hanya satu detik ataupun membiarkan matanya untuk berkedip.
            “Mian, cafe ini sudah tutup.” Hanya kalimat itulah yang kini dapat keluar dari mulut Donghae. Walaupun dia sangat merindukan yeoja di depannya ini tetapi semuanya tidak benar. Dari awal semuanya tidak benar. Seharusnya dia tidak terus mencuri pandang saat siang tadi.
            “Aku tau,” Dia tersenyum dan menunjukan sebuah kunci. “Aku sudah meminta izin kepada temanmu dan dia memberikan ini. Katanya kau yang bertanggung jawab untuk mengunci cafenya.
            Donghae mengangguk pelan.
            “Apa yang kau lakukan di sini ?” Tanya Yoona sambil melihat sekeliling yang hanya di terangi oleh lampu seadanya karena beberapa lampu telah dimatikan.
            “Aku bekerja di sini.”
            “Aku tau, maksudku bukankah ini sudah jam pulang ? kenapa kau masih berada di sini ?”
            “Kau sendiri ? apa yang kau lakukan di cafe yang jelas-jelas sudah tutup.”
            “Oppa jangan membalikan pertanyaanku.” Kata Yoona mengerucutkan bibirnya membuat Donghae ingin mencubit pipinya tapi dia tidak bisa. Itu tidak boleh. Sekarang tidak sama seperti dulu.
            “Oppa.. kau ingat dulu kita pernah memiliki cerita di sini ?”
            “Ya, begitulah.”
            “Saat aku berada di sini tadi siang, aku merasa memori itu berputar kembali dan terasa baru terjadi kemarin. Aku mengingat detailnya dengan sangat jelas.”
            “Benarkah ?” Tanya Donghae menatap wajah Yoona yang berbinar. Kenapa wajahnya seperti itu. Kenapa wajah itu mebuatnya semakin berharap bahwa Yoona masih memiliki perasaan yang sama dengannya.
            “Ngomong-ngomong kenapa kau tidak menyapaku tadi. Aku hampir tidak mengenalimu.”
            “Aku hanya tidak ingin mengganggumu. Bukankah kau bilang aku masih sama, seharusnya kau bisa mengenaliku dengan mudah”
            “Itu konyol, hanya sebuah sapaan. Kenapa kau berpikir itu akan menggangguku ? dan aku tekankan bahwa aku hampir tidak mengenalimu bukannya tidak mengenalimu” Kata Yoona menekankan kata hampir pada kalimatnya.
            “Karena kau sedang bersama namjachingumu. Jadi aku tidak ingin mengganggu.”
            “Tunggu dulu, apa mak..” Yoona sedikit mencerna kalimat Donghae hingga dia mengerti siapa namja yang dimaksud Donghae. “Oh dia, bukan, namja itu hanya sepupuku.” Aku Yoona.
            Entah kenapa kalimat itu berhasil membuat perasaan Donghae menjadi lega. Dadanya yang terasa sesak sejak tadi secara ajaib kembali bekerja dan bernafas teratur. Donghae tersenyum dan memberanikan diri menatap Yoona.
            “Kau tau, aku masih seperti dulu.” Sergah Donghae.
            “Ya, seperti yang aku katakan tadi.”
            “Dan perasaan yang aku rasakan juga masih sama seperti dulu bahkan lebih.” Yoona mendongak menatap Donghae kemudian tersenyum tipis.
            “Bukankah ini aneh ? hebatnya aku juga merasa seperti itu.” Donghae ikut tersenyum ke arah Yoona.
            Malam itu, malam yang panjang bagi keduanya. Mereka masih setia untuk mengobrol di sana. Bergurai mengingat cerita keduanya di sana bahkan sesekali mempraktekan kembali kejadian lucu yang teringat di ingatan masnig-masing.
            Malam itu, menjadi malam yang panjang serta malam yang istimewa bagi keduanya. Malam panjang yang terasa sangat singkat saat mereka bersama.
~FIN~
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar