Senin, 26 Januari 2015

DONGHAE



GAJIMA


Tittle               : Gajima          
Genre              : Romance, sad
Leghth             : One Shoot
Rated              : 15
Main Cast        : Lee Donghae, Seo Joo Hyun dan Seo Ji Hye
Author             : Little Rabbit
Twitter             : @Oktavia_lely
Facebook         : Lely_oktaviani96@yahoo.com
Disclaimer       : Cast bukan milik author melainkan milik Tuhan, keluarga dan diri mereka sendiri. Author cuma pinjam nama. FF asli dari otak author not plagiat. Warming typo bertebaran merupakan hal yang wajar. Tidak boleh sembarangan mengcopy FF tanpa iijn.
NB : Sudut pandang dari keseluruhan cerita di ambil dari sisi Donghae.
           
_HAPPY READING_

          Cahaya matahari pagi menerobos masuk melalui calah-celah jendela kamarku yang tertutup tirai. Memaksaku bangun dari alam mimpi indahku bersama Joo Hyun, gadis yang sangat aku cintai tetapi tak dapat lagi aku peluk, sentuh, bahkan kulihat. Aku hanya dapat bertemu dengannya di alam bawah sadarku. Aku mengambil foto diatas meja samping tempat tidurku, fotoku dengan Joo Hyun.

Flash Back
            Aku berjalan menggandeng tangannya menyusuri jalan. Hari ini terpaksa aku dan Joo Hyun harus pulang berjalan kaki karena tiba-tiba saja motorku mogok dan harus diperbaiki di bengkel. Aku tak menyangka jalan kaki sangat menyenangkan, apalagi dengan Joo Hyun. Aku harus lebih sering-sering melakukan ini dengannya. Joo Hyun menarik tanganku.
            “Kemana ?” Tanyaku.
            “Kesana, ayolah oppa.” Menunjuk bangku kosong bercat putih di bawah pohon besar di pinggir taman. Aku menurut dengan tarikan tangannya. Kami duduk di bangku, saling membisu, merasakan desiran angin yang menyentuh lembut kulit. Aku melihat Joo Hyun memejamkan matanya. Kurasa dia sedang menikmati angin yang berhembus menerbangkan daun-daun menguning yang berguguran. Joo Hyun menghembuskan nafasnya panjang.
            “Oppa, aku ingin membicarakan sesuatu.” Katanya memecah keheningan diantara kami. “Aku sudah memikirkannya berulang kali, dan aku memutuskan untuk mengambil beasiswa itu.” Katanya samar tapi masih dapat aku dengar. Tubuhku serasa lemas. Aku tau ini akan terjadi hanya saja aku tidak menyangka akan secepat ini. Aku tau betapa pintarnya yeoja-ku ini. Tidak heran jika dia mendapat beasiswa kuliah keluar negeri. Aku tidak ingin menghalangi mimpinya tetapi apakah aku sanggup tidak melihatnya dalam waktu yang cukup lama. Entahlah, kebahagian Joo Hyun segalanya untukku.
            “Baiklah kalau itu pilihanmu, kejar mimpimu dan kembalilah pulang sebagai orang yang sukses.” Kataku sambil memperlihatkan senyum yang aku paksakan setulus mungkin diakhir kalimatku. Aku menahan air mataku agar tidak terlihat konyol di depannya. Aku berdiri, beranjak pergi dari taman itu.
            “Besok,” Katanya lirih. “Besok aku akan berangkat dan sebaiknya kita berakhir sampai disini.” Apa ? besok ? secepat itukah dia pergi, kenapa dia baru memberitahuku tentang hal ini.
            “Baiklah, pasti sulit jika memiliki hubungan jarak jauh. Aku mengerti.” Aku meneruskan langkahku yang sempat terhenti. Aku memang tidak pandai merangkai kata perpisahan karena aku tidak berharap untuk berpisah dengan siapa pun orang yang aku sayang. Aku masih berjalan lambat berharap dia memanggil namaku dan menarik kembali semua ucapannya tapi itu mustahil, Joo Hyu selalu berpegang teguh terhadap segala yang dia ucapkan dan takkan pernah menariknya kembali.
            Beberapa bulan setelah keberangkatannya keluar negeri aku tidak pernah lagi mendengar berita tentangnya. Ingin sekali aku menghubunginya tetapi selalu kuurungkan niatku mengingat hubungan kami yang telah berakhir. Tidak salah memang aku menghubunginya tetapi apakah aku sanggup melepasnya setelah kudengar suaranya.
            Aku menuruni anak tangga, masih dengan mata menyipit karena mengantuk. Aku melihat eomma menelpon sambil terlihat sendu. Entah apa yang mama bicarakan dengan orang diseberang sana. Sekarang aku berada di depan eomma tepat saat dia menutup telponnya. Eomma menatapku sambil berkaca-kaca.
            “Kau yang sabar ya sayang.” Kata eomma sambil menitihkan air mata.
            “Maksud eomma apa ?”
            “Joo Hyun. Joo Hyun meninggal. Leukimia.” Aku merasakan ribuan pisau menghujam jantungku. Sebuah kata sederhana yang dapat menhentikan laju jantungku. Pikiranku buyar, tubuhku mati rasa, kakiku lemas tak kuat lagi menahan berat tubuhku. Tanpaku sadari butiran kristal mengalir di pipiku.
Flash Back End

Tok...tok...tok...
            “Hae-ya ayo bangun nanti kita terlambat.” Panggil eomma dari balik pintu kamarku.
            “Ne eomma.” Aku menaruh kembali foto kami ketempat semula dan bergegas ke kamar mandi. Hari ini Eonni-nya Joo Hyun akan menikah, meskipun hubunganku dengan Joo Hyun telah berakhir tetapi hubungan keluargaku dengan keluarganya masih terjalin dengan baik. Aku turun ke lantai bawah menghampiri eomma dan appa-ku. Mereka tersenyum ke arahku.
            “Tampannya anak appa.” Puji appa.
            “Siapa dulu eomma-nya.” Kata eomma tak mau kalah.
            “Kau mengajak Ji Hyun kan ?” Tanya eomma.
            “Ne, Tapi dia tidak bisa berangkat bersama dengan kita, dia masih ada urusan jadi akan datang sedikit terlambat.”
            “Baiklah ayo kita berangkat.” Ajak appa. Kami bergegas berangkat. Ji Hyun adalah nama yeoja chingu-ku. Namanya hampir sama bukan dengan Joo Hyun. Meskipun aku telah memiliki yeojachingu, aku masih belum bisa melupakan Joo Hyun. Tapi Ji Hyun tidak menuntut banyak terhadapku. Itu salah satu yang membuatku mampu bertahan dengannya.
            Kami sampai di Rumah Joo Hyun. Kedatangan kami di sambut ramah oleh Keluarga Joo Hyun. Mereka berbincang bersama tentang berbagai hal yang takku mengerti.
            “Eomma, aku mau mencari  Ji Hye Nuna dulu ya.” Bisikku  pada eomma. Eomma membalasnya dengan anggukan kepala. Aku berjalan menuju kamar Ji Hye Nuna, kuketuk pintu kamar Ji Hye Nuna setelah mendengar suara dari dalam kubuka pintunya. Aku melihat  Ji Hye Nuna memakai gaun putih dan sedang di rias.
            “Hai adik ipar.” Sapanya saat melihat bayanganku dari cermin.
            “Wah tampannya adik iparku, aku bisa gagal menikah kalau melihatmu seperti ini.”
            “Hahaha, Nuna bisa saja, selamat atas pernikahannya, ige.” Aku memberikan sebuah bingkisan ke Ji Hye Nuna.
            “Ige mwoya ?”
            “Buka saja, mian jika kadoku terlalu sederhana.” Ji Hye Nuna tersenyum mendengar ucapanku.”Kalau begitu aku mau turun dulu.”
            “Gurae, gomapta.” Aku membalasnya dengan senyuman. Aku berjalan keluar kamarnya. K lihat pintu putih di depan Kamar Ji Hye Nuna. Kamar Joo Hyun. Kulangkahkan kakiku dan kubuka pintunya. semuanya masih tertata rapi. Pandanganku tertuju pada sebuah foto di atas meja. Fotoku dengan Joo Hyun. Aku melihat sebuah buku berwarna ungu di samping foto. Aku duduk di tepi tempat tidur sambil membaca buku tersebut. Ini Diary Joo Hyun. Aku membaca setiap lembarnya. Dia menulis semua hari-harinya bersamaku. Aku berhenti di sebuah halaman. Halaman terakhir di Diary Joo Hyun.

           Dear Diary,
Hari ini dokter mengatakan tidak dapat menolongku lagi. Dia menyarankanku untuk berobat keluar negeri. Bersamaan dengan itu kepala sekolah mengatakan bahwa aku mendapatkan beasiswa kuliah ke Amerika. Aku tau tak lagi pantas memperoleh beasiswa itu, aku sudah cukup lemah. Tapi jika aku berobat keluar negeri apa yang harus kukatakan ke Donghae Oppa. Aku belum menceritakan padanya tentang penyakitku. Aku tak sanggup melihatnya bersedih, dia adalah alasanku untuk tetap bertahan. Tapi apa aku harus berbohong kepadanya ?
        Dear Diary,
Aku sudah tidak kuat lagi, sepertinya aku berakhir disini. Diary, dapatkah kau sampaikan maafku pada Donghae Oppa, maaf karena aku tidak memberitahu tentang penyakitku. Aku berharap dia mendapatkan yeoja yang lebih baik dariku nantinya. Diary, katakan padanya aku mencintainya, sangat mencintainya. Saat aku pergi, aku ingin dia tau bahwa aku tidak benar-benar meninggalkannya. Aku akan selalu di hatinya.

Tanpa kusadari air mata mengalir membasahi pipiku. Aku tau kamu tidak akan meninggalkanku Joo Hyun-ah. Gajima Joo Hyun-ah, tetaplah dihatiku, meskipun aku telah memiliki seseorang di sisiku, tetaplah di hatiku hingga akhir.

~FIN~

Sabtu, 24 Januari 2015

DONGHAE



I WANNA LOVE YOU

Tittle                : I wanna love you (part 1)
Genre              : Sad, Romance
Leghth             : Series/chapter
Rated              : 15+
Main Cast        : Chery, Lee donghae, Lee Hyukjae a.k.a Eunhyuk and all member suju.
Author             : Istri sah Donghae oppa #di lempar panci sama fishy a.k.a Lee Eunhae
Twitter                        : @oktavia_lely
Facebook         : Lely_oktaviani96@yahoo.com
Disclamer        : Ini adalah FF perdana saya. Mianhae author bin ajaib ini muncul entah dari mana membawa FF gaje ini. Warming ! typo bertebaran dimana-mana. Jika ada kesamaan alur, nama tokoh, tempat dll dengan cerita atau FF lain itu tidak di sengaja.
Cast bukan milik author melainkan milik Tuhan, keluarga dan diri mereka sendiri. Ff asli dari otak author not plagiat. Dilarang mengcopy FF tanpa izin.

_HAPPY READING_

@Di kamar
            Chery mendengus kesal, sekarang dia sedang duduk di depan cermin dan di otak-atik oleh sahabatnya layaknya seperti boneka barbie. Mereka akan menonton konser super junior malam ini tetapi Chery belum juga bersiap dan membuat Fany geram. Dengan terpaksa Fany menyempatkan mendadani sahabatnya ini padahal konser di mulai satu jam lagi.
            Chery sendiri sebenarnya tidak bernafsu menonton konser Super Junior. Toh lebih enak tiduran di kamar daripada melihat sekelompok pria yang loncat-loncat tidak jelas di panggung.
 “Aagh . ..” Chery merintih kesakitan saat Fany menarik rambutnya. Menyebalkan, haruskah dia berdandan hanya untuk melihat sekelompok pria yang bahkan tidak mungkin melihatnya dalam lautan manusia.
“Maaf. Soalnya kita tidak punya waktu lagi, salah siapa dari tadi belum juga siap.”
”Aku tidak berniat meliat mereka.”
”Sampai kapan kau akan membenci suju, salah mereka apa coba ?” Chery terdiam. Tidak bisa menjawab pertanyaan Fany. Entah sampai kapan dia akan membenci mereka. Mungkin sampai mati.
”Kau harusnya bersyukur bisa dapat tiket konser suju gratis, banyak di luar sana yang rela mengantri panjang tetapi tidak berhasil mendapatkan tiketnya.
”Bodo.” Chery melompat ke tempat tidur dan mendekap guling, tidak peduli dengan rambutnya yang susah payah Fany tata kembali menjadi acak-acakan. Fany lucu, dia bilang bersyukur. Mendapat tiket suju bukan sesuatu yang patut untuk di syukuri, tiket itu malah menjadi mala petaka bagi Chery.
”Ayo cepet, nanti terlambat.” Fany menarik tangan Chery sampai keluar dari kamar kosan kakaknya.
Fany dan Chery adalah anak Surabaya yang entah tertimpa durian runtuh darimana sehingga mendapat tiket konser Super Junior gratis. Ini semua berkat Kakak Fany yang batal menonton konser akibat bergalau ria akibat di tinggal pacarnya menikah dengan perempuan lain. Alhasil golden tiket pun di tangan.

@Di depan kos
Fany menghentikan sebuah taksi, dia tarik tangan Chery kasar karena masih saja terpatung di  pinggir jalan dan tidak bergegas masuk taksi padahal mereka hampir terlambat dan itu semua berkat ulah Chery. Taksi mulai melaju. Baru beberapa Km tiba-tiba saja taksi berhenti. Oh Tuhan, terimakasih atas kesialan untuk hari ini.
“Sial, kenapa harus macet.” Dengusku kesal.
”Jakarta macet itu sudah menjadi hal wajar kali.” Ceplos Chery. Ah anak ini bukannya membantu malah menambah pusing kepala.
“Kenapa harus sekarang ? di undur besok kek mancetnya”.
”Ya kau coba saja undurin sendiri.” Katanya sambil membuang muka. Anak ini kalau bukan teman pasti sudah Fany plintir kepalanya. Fany tidak sabar lagi untuk menunggu. Dia tidak ingin gagal melihat konser Super Junior.
”Ayo keluar.” Membuka pintu taksi.
”Mau kemana ?”
“Ke kuburan”
“Hah ?” Sumpah, ingin sekali Fany mengabadikan muka bodoh Chery saat ini.
”Ke tempat konserlah, kalau menunggu sampai taksinya jalan, besok pagi kita baru sampai.”
”Jalan kaki ?”
”Lari” Fany mulai berlari.
”Gila, tempat konsernya kan masih jauh.” Berlari di belakang Fany.
”Paboooo..” Jawab Fany sambil terus berlari.

@Di tempat konser
Mereka sampai di tempat konser dengan nafas terputus-putus. Fany mengatur nafas dengan muka berseri-seri. Berbeda dengan Chery yang terlihat hampir mati kehabisan nafas.
”Untung konsernya belum dimulai, ayo masuk.” Fany menarik tangan Chery.
”Kau duluan saja, aku mau beli minum dulu.”
”Aku sekalian, Aku tunngu di dalam.”
~~~
@Di belakang panggung
            Sekelompok namja tampan sedang bersiap-siap berpoles diri menjadi setampan mungkin, demi ribuan istri eh, ribuan elf yang tak sabar melihat penampilan menawan mereka. Tapi, berbeda dengan namja lain. Seorang namja tengah sibuk meremas perutnya dan tidak kunjung bersiap.
”Aku lapar, aku mau pisang.” Rengek Eunhyuk.
”Ya! sudah berapa banyak pisang yang kau habiskan tadi. Apakah itu belum cukup ?” Sungut Leeteuk.
”Hyung, jangan makan pisang teralu banyak. Nanti kau menjadi semakin mirip dengan monyet.” Cletuk Kyuhyun seenak dengkulnya.
”Ya ! berani kau mengatakan itu pada hyungmu.” Balas Enhyuk geram. Tidak terima di bilang mirip monyet.
”Baiklah, aku akan keluar untuk membeli pisang.” Kata Donghae menengahi pertengkaran tidak elit ini.
”Tapi Hae, sebentar lagi konser akan dimulai.” Kata Leeteuk dengan nada kawatir.
”Aku mengerti hyung, aku akan kembali sebelum konser dimulai.”
”Gumawo.” Ucap Eunhyuk sambil menunjukkan aegyo-nya .
Donghae keluar untuk membeli pisang. Dia memakai kacamata dan masker untuk agar tidak dikenali. Donghae masuk ke dalam sebuah mall dan menuju ke tempat buah.
~~~
@Di luar tempat konser
Chery berdesak-desakan dengan ribuan orang yang akan masuk ke dalam, sulit sekali untuk keluar dari kerumunan, ini mereka yang ngotot apa Chery yang bodoh karena berjalan menuju ke arah sebaliknya. Setelah sekian lama berjuang akhirnya Chery berhasil keluar dari lautan manusia tersebut. Menyebalkan, demi apapun dia tidak akan pernah mau melakukan itu lagi. Chery bergegas menuju toko pinggir jalan untuk membeli 2 botol mineral lalu kembali ke tempat konser. Saat Chery kembali ternyata tempat konser masih ramai, dia buka salah satu botol mineral. Chery meneguk isinya sampai setengah kosong.
”Aku jalan-jalan sebentar saja.” Chery melangkah pergi meninggalkan tempat konser.
~~~
@Di mall
Donghae keluar dari mall dan berjalan menuju tempat konser. Setelah beberapa lama Donghae merasa ada yang aneh, kenapa berulang-ulang dia seperti melihat toko yang sama, apa semua toko di Indonesia terlihat sama. Apa ini ?
”Yang benar saja, apakah aku tersesat.” Karena Donghae semakin bingung dengan gang-gang kecil yang membuatnya muak ini, dia memutuskan untuk terus berjalan tidak peduli  jalan yang di lewatinyabenar atau salah hingga dia sampai di sebuah gang buntu. Donghae beranjak untuk berbalik tapi ada seseorang yang menghadangnya. Sial !
”Mau apa kalian ?” Tanyaku pada mereka. Jumlah mereka semakin mengganda, bagai amoeba yang sedang membiak. Donghae semakin terpojok. Apalagi gang ini buntu.
”He..he..lp, help me please .. .” Donghae berteriak sekuat tenaga, berharap seseorang dapat menolongnya. ‘Oh kumohon siapa saja tolong aku. Aku tidak pandai berkelahi. Tuhan, turunkanlah malaikatmu untuk menolongku. Aku berjanji akan selalu berdoa di gereja.’ Harap Donghae. Dia tidak ingin berakhir di sini.
~~~
@Di jalan
Orang-orang ini sungguh memuakkan, apakah mereka tidak di ajari untuk mengantri. Bukankah dengan begitu mereka bisa masuk lebih cepat bahkan tanpa luka maupun bersaki-sakitan. Chery menjadi malas menunggu, dia memilih untuk berjalan-jalan saja toh dia memang tidak berniat menonton konsernya. Saat melewati sebuah gang kecil. Tiba-tiba Chery mendengar suara orang minta tolong. Chery mencari ke sumber suara ternyata di sebuah gang gedung ada 4 orang laki-laki dan salah satu dari mereka terkepung oleh yang lain.
”Teruslah berteriak, tidak akan ada yang mendengarmu.” Teriak salah satu dari ketiga orang yang bermuka sangar.
Apa mereka sekelompok geng atau apa, Chery berpikir keras bagaimana cara untuk menolong laki-laki itu. Lalu sebuah ide gila muncul di otaknya. Tanpa berpikir panjang Chery melompat di depan mereka lalu membuka mulutnya.
”Pak polisi, mereka ada di sini.” Katanya sedikit berteriak.
”Polisi bro, kabur, kabur.” Mereka pergi meninggalkan si pria. Setelah preman pergi cukup jauh Chery menghampiri pria itu.
Donghae POV         
”Pak polisi, mereka ada di sini”. Aku mendengar suara seorang yeoja. Aku tidak bisa melihat wajahnya karena terhalang oleh preman-preman bertubuh besar di depanku.
”Polisi bro, kabur, kabur”. Mereka pergi meninggalkanku. Setelah preman pergi cukup jauh yeoja itu mulai mendekat kepadaku. Sekarang akau dapat melihat wajahnya lebih jelas. Menurutku dia manis, kulitnya putih tetapi badannya kecil tidak sebesar nyalinya.
“Kamu tidak apa-apa ? Ada yang terluka ?” Aku tidak mengerti apa yang dia katakan. Yang aku tau dia sedang bertanya kepadaku. Aku melihat mimik wajahnya berubah seperti sedang berfikir. Kemudian bibir kecil itu kembali bersuara.
“Are you ok ?”
Ah, aku mengerti sekarang apa yang dia katakan, walaupun aku tidak pandai berbahasa inggris tetapi aku cukup paham.
”Yes, thanks for your help”
”You’re welcome.” Dia membantuku berdiri. Kami berjalan bersama.
”Where are you from ?”
”Korea.” Mimik mukanya langsung berubah. Apakah aku salah berbicara.
”Why ? there is nothing wrong ?” Tanyaku karena penasaran.
”No, what do you do in Indonesia ?”
”You don’t know me ?” Astaga, apa dia tidak mengenalku. Padahal masker dan kaca mataku sudah terlepas akibat ulah preman-preman tadi.
”Sorry, are you Korea’s Actor ?”
”Forget it, where do you live ? I’ll take you home”.
”Tidak perlu, aku akan menonton sebuah konser di dekat sini.” (anggap aja ngomong pake b.inggris, author tidak pintar bahasa inggris pemirsaaa ^^) readers : bilang aja nggak bisa bahasa inggris. Bahasa inggris loe ancur thor.
”Super junior ?” Tanyaku memastikan padahal di sekitar sini memang hanya ada konser kami.
”Ya, apakah kamu elf ?”
”Bagaimana denganmu ?”
”Tidak, aku tidak suka super junior bahkan bisa di bilang aku membenci mereka. Maaf sebelumnya jika kau elf”. Aku tersentak kaget, kanapa yeoja ini membenci kami, memangnya apa salah kami ?
”Tidak, aku bukan elf. Jika kamu benci SUJU lalu kenapa kamu menonton konsernya ?” Tanyaku lagi, lama-lama aku akan mendaftarkan diri sebagai polisi karena terlalu banyak bertanya.
”Hanya menemani temanku. Dia sangat menyukai super junior, apalagi Siwon”.
”Kalau boleh tau, kenapa kamu membenci super junior ?” Entah ini menjadi pertanyaanku yang ke berapa, entah mengapa ada sesuatu yang membuatku ingin mengetahui lebih banyak tentang yeoja ini, padahal biasanya aku bukan tipe orang yang mencampuri urusan orang lain. Mungkin saja karena ini ada sangkut pautnya dengan kami.
”Aku mempunyai saudara kembar namanya Chika, dia seorang elf. Dia sangat mencintai Super Junior apalagi dengan salah seorang membernya yang sekarang sangat aku benci. Dulu Chika sangat antusias saat akan pergi ke Korea untuk melihat konser Suju bersama teman-temannya tetapi tiba-tiba ibuku menerima telpon bahwa Chika mengalami kecelakaan mobil dan meninggal di Korea. Maka dari itu aku membenci korea, Suju, atau apa pun yang berhubungan dengan Korea apalagi dia.” Air mata mulai mengalir membasahi pipinya, entah mendapat dorongan dari siapa, tiba-tiba aku mengangkat kedua tanganku dan menghapus air mata di pipinya dengan ibu jariku.
”I am sorry to hear that.”
”Terima kasih, tapi tenang saja sepertinya aku tidak akan membencimu, hahaha .. kenapa aku jadi curhat.”
”It’s OK,  kalau boleh tau siapa member suju yang sangat kau benci itu ?”
”Lee Donghae”.
Jedeerrr, apa ? yeoja ini sangat membenciku, tapi itu semua kan bukan salah super junior apalagi aku. Bukannya aku membela diri, tapi kalau di pikir-pikir itu bukan kesalahan kami.
”Kenapa ? aku tau kau pasti berpikir kalau saudaraku meninggal bukan salah mereka apalagi Lee Donghae tapi tidak tau kenapa aku sangat membencinya. Ada yang lebih lucu lagi, aku sangat membenci Lee Donghae tapi aku tidak tau jelas seperti apa dia. Aneh ya ?
Aku hanya bisa berdiam.
”Hai.” Dia menyengol lenganku hingga membuatku tersadar dari lamunanku.

Chery POV
“Kamu tidak apa-apa ? Ada yang terluka ?” Tanyaku. Tetapi dia hanya terdiam, wajahnya terlihat bingung. Aku mulai berfikir, wajahnya tidak seperti orang Indonesia kebanyakan. Oiya, tadi dia kan berteriak menggunakan bahasa inggris. Mungkin saja dia dari luar negeri.
 “Are you ok ?” Ulangku menggunakan bahasa inggris, padahal aku tidak pandai berbahasa inggris. Wajahnya berubah, kupikir sekarang dia mengerti apa yang kukatakan.
”Yes, thanks for your help.” Jawabnya.
”You’re welcome.” Aku membantunya berdiri. Kami berjalan bersama.
”Where are you from ?” Tanyaku penasaran.
”Korea.” Apa ? kenapa harus kata itu yang aku dengar darinya.
”Why ? there is nothing wrong ?” Tanyanya lagi, seperinya dia melihat ekspresi mukaku yang berubah seketika saat mendengar kata Korea.
”No, what do you do in Indonesia ?” Dustaku.
”You don’t know me ?” Apa ? kenapa coba aku harus kenal dia. Pria aneh. Oh, mungkin saja dia aktor dari korea yang tengah berwisata di Jakarta.
”Sorry, are you Korea’s Actor ?”
”Forget it, where do you live ? I’ll take you home”.
”Tidak perlu, aku akan menonton sebuah konser di dekat sini.”
“Super junior ?”
”Ya, apakah kau elf ?” Oh, aku benci nama itu.
”Bagaimana denganmu ?” Tanyanya.
”Tidak, aku tidak suka super junior bahkan bisa di bilang aku membenci mereka. Maaf sebelumnya jika kamu elf”. Aku terlihat kaget, ya mungkin aku memang aneh karena membenci sekelompok pria yang katanya tampan yang di puja-puja jutaan gadis di seluruh dunia.
”Tidak, aku bukan elf. Jika kau benci Suju lalu kenapa kau menonton konsernya ?”
”Hanya menemani temanku. Dia sangat menyukai super junior, apalagi Siwon.”
”Kalau boleh tau, kenapa kau membenci super junior ?”
”Aku mempunyai saudara kembar namanya Chika, dia seorang elf. Dia sangat cinta dengan super junior apalagi dengan salah seorang membernya yang sekarang sangat aku benci. Dulu Chika sangat antusias saat akan pergi ke korea untuk melihat konser suju bersama teman-temannya tetapi tiba-tiba ibuku menerima telvon bahwa Chika mengalami kecelakaan mobil dan meninggal di korea. Maka dari itu aku membenci Korea, Suju, atau apa pun yang berhubungan dengan Korea apalagi dia”. Air mata mulai mengalir membasahi pipiku, tiba-tiba dia mengankat kedua tangannya dan menghapus air mata di pipiku dengan ibu jarinya.
”I am sorry to hear that”.
”Terima kasih, tapi tenang saja sepertinya aku tidak akan membencimu, hahaha .. kenapa aku jadi curhat .”
”It’s OK,  kalau boleh tau siapa member Suju yang sangat kau benci itu ?” Dia terus saja bertanya tapi itu tidak membuatku risih malah membuat aku lebih nyaman dan merasa sedikit mengurangi bebanku.
”Lee Donghae,” Aku bersusah payah menyebut nama pria yang paling aku benci di seluruh dunia. Aku melihat mimik mukanya berubah bingung. Mungkin dia bertanya-tanya kenapa aku membenci orang yang katanya berhati malaikat itu.
”Kenapa ? aku tau kau pasti berpikir kalau saudaraku meninggal bukan salah mereka apalagi Lee Donghae tapi tidak tau kenapa aku sangat membencinya. Ada yang lebih lucu lagi, aku sangat membenci lee donghae tapi aku tidak tau jelas seperti apa dia. Aneh ya ?”
“...”
”Hai”. Aku menyengol tangannya hingga membuatnya tersadar dari lamunannya.
Author POV
Mereka sampai di depan tempat konser, sekarang di depan telah sepi bahkan pintu masuk ke dalam telah di tutup. Terdengar suara riuh dari dalam.
”Sepertinya konsernya telah di mulai.” Kata Chery memulai pembicaraan.
”Apa ? Konser ? oh iya aku baru ingat, aku ada urusan. Mianhae aku harus segera pergi, senang bertemu denganmu. Semoga kita dapat berjumpa lagi.” Donghae pergi berlari meninggalkan Chery sendiri.
Chery mencari tempat duduk dan dia berniat menunggu Fany hingga konser usai. Chery senyum-senyum sendiri. Aneh padahal dia anti Korea dan laki-laki tadi berasal dari Korea tapi entah kenapa dia merasa nyaman di dekatnya. Bahkan dia dapat bercerita segala hal kepadanya yang sebelumnya tidak pernah dia ceritakan kepada orang lain selain Fany.
”Astaga, aku kenapa ? hilangkan dia dari otakku Tuhan”.

@Di belakang panggung
Donghae  sampai dengan nafas tak beraturan, tak lupa dengan kantong yang berisi pisang pesanan Eunhyuk.
”Ya ! kemana saja kau ?” Tanya Leeteuk murka.
”Mianhae hyung, aku ada masalah sedikit tadi di jalan.”
”Masalah apa ?” Tanyanya khawatir.
”Ceritanya panjang hyung, akan aku ceritakan nanti.”
”Mana pisangku ?” Kata Eunhyuk yang muncul dari belakang Donghae yang entah sejak kapan berada di situ.
”Tangkap” Donghae melempar kantong kresek berisi pisang ke arah Eunhyuk.
”Gwenchanayo ?” Tanya Yesung hyung pada Donghae
”Nan gwenchana hyung.
Beberapa jam berlalu, ribuan orang keluar dari tempat konser. Chery ketiduran di depan teras toko. Tidak bergerak sedikitpun oleh hiruk pikuk dari orang-orang yang berlalu lalang di depannya.
Fany berlari keluar dari pintu tempat konser, terlihat kecemasan di wajahnya. Dia mulai berlari kasana kesini. Seperti mencari sesuatu atau lebih tepatnya mencari seseorang. Hingga dia melihat sosok yang di cemaskannya tengah tertidur pulas di depan toko yang sudah tutup. Fany menghampirinya dengan muka geram.
”Woy, bangun.” Teriak Fany di depan telinga Chery.
”Hmm ..” Yang di teriaki hanya berdehem ria.
”Katanya membeli minum, tapi kenapa kau malah ketiduran di sini ?”
”Maaf.” Sambil mengucek matanya.
”Ayo pulang.”
”Sudah selesai ?”
”Ya kalau belum kanapa aku sudah di luar.”

@Di kosan kakak Fany
Chery menceritakan apa yang dia alami tadi hingga tidak masuk melihat konser Suju. Walau sebenarnya Chery memang tidak ingin masuk dan melihat mereka. Kalau di pikir-pikir pria tadi menolongnya. Tapi aneh, kenapa Chery tidak membencinya, bahkan dia merasa nyaman di dekatnya. Padahal dia orang Korea dan Chery membenci segala sesuatu yang berhubungan dengan negara itu.
”Siapa namanya ?” Suara Fany menyadarkan lamunan Chery.
”Entah, aku lupa bertanya.” Sambil menaikkan bahunya.
”Apa dia tampan ?”
”Lumayan. Ya sudah aku lelah mau tidur.” Chery melompat ke arah tempat tidur.
”Jangan tidur dulu, ceritanyakan belum selesai.” Rengek Fany sambil menarik-narik tangan Chery untuk bangkit dari tempat tidur.
”Besok saja, aku lelah.”
”Dasar pelit.” Kata Fany tidur membelakangi Chery.

@Di hotel
Donghae menceritakan semua yang terjadi tadi. Karena para member terus memaksanya menceritakan kejadian tadi usai konser. Dan mereka sekarang tengah duduk melingkar mendengarkan cerita Donghae.
”Tapi kamu tidak apa-apa kan hyung ?” Tanya wookie.
”Ne, Nan gwenchana.”
”Makanya jangan keras kepala, lain kali jangan pernah lagi keluar sendiri jika kita sedang ada konser. Ini tidak hanya untuk hae tapi juga untuk member yang lain, arraseo ?” Petuah Leeteuk akhirnya keluar.
”Ne, hyung.” Jawab semua member serentak.
”Sebaiknya kita bergegas tidur, besok pagi kita harus kembali ke Korea” Kata Leeteuk mengingatkan. Semua member pergi ke kamar masing-masing.
Donghae belum juga tidur, dia terus memandang keluar jendela. Dia terus memikirkan yeoja tadi. Ahh, aku lupa bertanya namanya. Donghae pabbo. Entah kanapa, aku ingin sekali bertemu dengannya lagi. Mungkin karena aku ingin meluruskan pemikiran buruknya terhadapku.
”Hae, kenapa kamu belum tidur ?” Donghae melirik seseorang yang sedang berdiri di depan pintu.
”Oh  kau hyukie. Ne, aku tidak bisa tidur”.
”Aku juga, kalau begitu bagaimana jika kita bermain kartu dan terjaga semalaman.”
”Baiklah.”
”Oiya Hae, mian. Gara-gara aku kamu mengalami kejadian tadi.”
”Aniyo, terima kasih mau menemaniku untuk tetap terjaga. Oiya, memangnya ada yang salah denganku ? kenapa yeoja itu begitu membenciku ?”
”Hey Lee Donghae, berhentilah memikirkan yeoja aneh itu. Sekarang yang ada hanyalah aku dan sekarang ku milikku dan kamu tidak boleh memikirkan yeoja itu lagi, arraseo ?”
”Ne, kau mirip ibuku saat marah.” Sambil tersenyum. Mereka mulai bermain kartu.
~~~
Keesokan harinya.
Di hotel semua member suju telah bersiap menuju bandara untuk meninggalkan Indonesia. Di kosan Chery dan Fany telah bersiap kembali ke Surabaya untuk menanti hasil kelulusan UAN tingkat SMA sederajat yang akan di umumkan besok.
.
.
TBC
Jangan lupa tinggalkan coretan di komentar eoh ? Mianhae jika FF nya gaje. Tebar aegyo Ming oppa^^ Pai pai.