Tittle : Prince Of School (Part 1)
Genre :
Romance, family,school life
Leghth :
Series/chapter
Rated :
15
Main
Cast : Lee Donghae, Choi Siwon, Kim
Tae Ri, Cho Kyuhyun, Lee Sungmin, Kim Heechul, Hanggeng, Lee Soo Yeon and other
cast.
Author :
Little Rabbit
Twitter :
@Oktavia_lely
Facebook :
Lely_oktaviani96@yahoo.com
Disclaimer :
Cast bukan milik author melainkan milik Tuhan, keluarga dan diri mereka
sendiri. Author cuma pinjam nama. FF asli dari otak author not plagiat. Tidak
boleh sembarangan mengcopy FF tanpa iijn. Gomawo. Warning ! typo bertebaran
dimana-mana. Cerita ini diadaptasi dari drama BBF.
_HAPPY READING_
Brangg
.. Sebuah vas di ruang tamu di hempaskan ke latai oleh seorang namja seperti
halnya barang yang tidak berguna. Padahal harga dari sebuah vas itu tidak bisa
di bilang murah. Tetapi di rumah itu memang tidak ada barang yang murah ataupun
tidak bermerk.
“Ahjuma pikir ahjuma
siapa eoh ? ahjumma terlalu melewati batas”. Namja itu tersenyum sinis tanpa
menatap sedikitpun ke arah lawannya berbicara. Sebaliknya, yeoja anggun yang
menjadi lawannya bicara menatapnya intens. Dia tahu betul kenapa namja ini tak
pernah suka sedikitpun kepadanya. Walaupun begitu yeoja itu tetap mencoba
semampunya agar si namja dapat menerimanya.
“Sebaiknya ahjuma segera
kembali ketempat ahjumma seharusnya. Jangan pernah berpikir ahjumma bisa
mengatur hidupku”. Namja itu bergegas pergi dan melajukan Lamborghini berwarna
putih miliknya, meninggalkan rumah mewah yang seperti neraka baginya.
****
Tae Ri memandang bangunan megah di depannya dengan mata berbinar-binar. Dia masih tidak percaya dapat menginjakan kaki di sekolah bergengsi ini. Setelah melewati berbagai tes masuk sekolah ini, akhirnya dia bisa menjadi salah satu siswi dari Kirin Art High School. Semua ini bukan hanya karena bakat Tae Ri saja tetapi juga berkat seorang donatur yang sudi mensponsorinya dan membiayai seluruh kebutuhan sekolah Tae Ri. Bahkan tidak tanggung-tanggung Tae Ri di sekolahkan di sekolah yang tidak bisa di pandang sebelah mata di Seoul. Walaupun Tae Ri belum pernah bertemu dengan beliau tetapi dia merasa memiliki orang tua yang sangat peduli padanya yang sama sekali tidak pernah dia miliki selama hidupnya..
Tae Ri bertekad akan
menjadi penyanyi terkenal seperti impiannya lewat sekolah ini. Dia tidak akan
menyia-nyiakan kesempatan yang di berikan Tuhan kepadanya. Dia ingin semua
orang mengingat dan mengenalnya sebelum dia menghilang dari muka bumi. Karena
memang begitulah nasib anak panti asuhan seperti dirinya. Tidak banyak yang
memperhatikan anak-anak seperti dirinya.
Tae Ri berjalan sambil
tak henti-hentinya mengagumi bangunan megah di depannya tanpa dia sadari.
Tiiinnnnnnn ......
“Ahhgggg
..” Tae Ri berdiri mematung sambil menutup mata dengan kedua tangannya. Kakinya
gemetaran. Dia tidak pernah berpikir akan mati bahkan sebelum sempat memulai
pelajarannya di sekolah ini. Tetapi sepertinya dia masih merasakan bahwa
nyawanya masih di tempat. Tae Ri menurunkan kedua tangannya yang sedikit gemetaran.
Dia melihat seorang namja turun dari mobil. Namja itu sangat tampan, dia
seperti di kelilingi ribuan burung dara di sekitarnya. ‘Apakah dia malaikat ?’
pikir Tae Ri. Saat namja itu menatap ke arahnya, Tae Ri merasa sesak di bagian
dadanya. Dia serasa sulit bernafas. Oh Tuhan.
“YA
! KAU BOSAN HIDUP EOH ? MENYINGKIRLAH DARI JALAN, SAMPAH”. Kata namja itu
tiba-tiba membuat Tae Ri terbangun dari khayalannya. Dia mulai merefresh kembali
laju otaknya. Tunggu dulu ‘mwo ? sampah ?’ kata Tae Ri dalam hati.
“YA
! MEMANGNYA KAU SIAPA EOH ? PEMILIK SEKOLAH INI ? INI JALAN BISA DI LEWATI
SELURUH SISWA. APA HAKMU MENYURUHKU MENYINGKIR” Jawab Tae Ri dengan nada bicara
tak kalah tinggi dengan si namja. Teriakan itu pun juga mengundang siswa
berbondong-bondong ke tempat parkir untuk menonton perdebatan mereka.
Namja
itu membuang nafas kemudian berjalan congkak ke arah Tae Ri. Tae Ri sedikit
mundur saat si namja berada tepat di depannya. Dia sedikit takut dengan si
namja. Dia salah menilai namja di depannya ini. Ternyata sifatnya tak semanis
wajahnya.
“Kau
tidak mengenalku ?” Tanya si namja.
“Haruskah
?” Tanya Tae Ri dengan suara lirih. Benar-benar namja aneh, apa dia pikir dia
ini member Super Junior hingga dia harus mengenalnya.
“Mwo
? apa kau berasal dari planet lain atau sejenis alien hah ?” Tanya si namja dengan
nada mengejek.
“Donghae-shi,
berhenti membuat keributan” Kata seorang namja tinggi bertubuh atletis keluar
dari kerumunan.
“Siwon-shi,
berhenti mencampuri urusanku dan menjadi pahlawan kesiangan” Kemudian keempat
namja tampan keluar dari kerumunan dan menghampiri namja yang di panggil
Donghae tadi.
“Donghae-ya,
kajja. Kita sudah lama menunggumu. Bukankah kita harus latihan ?” Kata seorang
namja paling tinggi dari keempat namja tadi.
“Lihat
saja, urusan kita belum selesai” Kata Donghae pada Tae Ri. Kemudian Donghae
pergi tanpa melepaskan pandangannya dari Siwon dengan tatapan seorang pembunuh.
Bersamaan dengan itu kerumunan pun ikut bubar. Tae Ri merasa lega semua ini
berakhir cepat. Dia tidak menyangka akan mendapat masalah bahkan sebelum
memulai kelasnya.
****
Semua mata menatap tajam ke arah Tae Ri. Tae Ri berusaha menghiraukan mereka dan terus berjalan di sepanjang lorong asrama. Tetapi tatapan aneh orang-orang di sepanjang lorong membuat Tae Ri mau tak mau tidak bisa menghindarinya.
Tae
Ri sedikit lega saat akhirnya kamar yang di carinya ketemu. Dia hanya perlu
masuk ke dalam dan beristirahat. Tae Ri membuka pintu dannn ...
“Iii..ge
mwoya ?” Tanya Tae Ri pada dirinya sendiri. Kemudian keluar seorang yeoja dari
dalam kamar mandi.
“Oh,
bukankah kau yeoja yang bertengkar dengan oppa di tempat parkir tadi ? kamu
jadi teman sekamarku ?”
“Oppa
?”
“Ne,
Donghae oppa”
“Ah,
ne”.
“Perkenalkan
Lee Seo Yeon imnida. Aku dari divisi Sing. Kalau kau ?” Kata si yeoja sambil
mengulurkan tangannya.
“Kim
Tae Ri imnida. Di divisi music instrument”.
“Nah,
Tae Ri berhubung tempat tidur yang sebelah kanan sudah aku tempati jadi kau di
sebelah kiri saja. OK”.
“Ne.
Oiya, kenapa poster namja itu banyak terpasang di dinding ?”
“Bukankah
itu hal biasa bagi seorang fans ?”
“Fans
?”
“Ne,
aku fans dari The Prince. Aku seorang princess”.
“Princess
?”
“Wah
.. kau banyak tanya ya ? Princess itu nama fansnya The Prince, apa kau tidak
mengenal The Prince ?” Tae Ri hanya menggelengkan kepalanya.
“Oh
My God. Mereka itu sekelompok band yang beranggotakan Hanggeng di vocal,
Kyuhyun di keyboard, Sungmin di bassis, Heechul di drumer and the last yang
paling super neomu neomu kyeopta uri oppa Donghae. Donghae Oppa juga sekaligus
anak pemilik sekolah ini” Kata Soo Yeon menjelaskan sambil menunjuk satu per
satu wajah di dalam poster. “Kau benar-benar tidak mengenal mereka ?” Tanya Soo
Yeon. Lagi-lagi Tae Ri lebih memilih membungkam mulut dan menjawab dengan
gelengan kepala.
“Padahal mereka kan
sudah pernah masuk televisi” Kata Soo Yeon sedikit bergumam.
“Tunggu dulu, apa tadi
kau bilang si namja sombong itu anak pemilik sekolah ini ?” Sekarang Soo Yeon
yang menjawab dengan menggerakan kepalanya. Tae Ri sangat shock, jadi dia
berurusan dengan orang yang salah. Tae Ri menjatuhkan tasnya di lantai dan
terduduk di atas tempat tidur, pandangannya kosong dan hanya menatap lurus.
“Gwaenchana ?” Tanya
Soo Yeon.
“Ottokhae ?” Jawab Tae
Ri lirih.
****
Jrengg ...
Donghae membanting gitar di depan teman-temannya.
Wajahnya mulai mendidih. Dia memang terkenal emosional tetapi entah kenapa hari
ini dia benar-benar meluapkan segala emosinya dan selalu saja hilang kesabaran.
“KAU
PIKIR KITA SEDANG MAIN-MAIN HAH ?”
“Mianhae,
tapi aku tidak bisa membantah appaku” Jawab Hanggeng.
“Kamu
ingin pergi, baiklah silakan pergi tapi jangan harap kau bisa di terima kembali
di The Prince”
“Donghae-ya”
Kata si bassis tak setuju.
“Wae
? kau ingin membelanya ? Showcase tinggal 2 bulan lagi dan dia pergi begitu saja
tanpa tanggung jawab”
“Kita
masih ada waktu mencari penggantinya” Kata Kyuhyun menambahi.
“Pengganti
? apa kau bisa menjamin 2 bulan cukup ? kita saja membutuhkan waktu
berbulan-bulan untuk latihan”
“Mianhae,
aku membuat semuanya berantakan” Kemudian Hanggeng melangkah pergi meninggalkan
tempat latihan mereka. Donghae menghempaskan dirinya kasar di sofa.
“Apa
sebaiknya kita mengadakan audisi untuk pengganti Hanggeng ?” Tanya Heechul
meminta saran dari teman-temannya.
“Bukan
ide yang buruk” Jawab Kyuhyun di sertai anggukan setuju dari Sungmin.
“Bagaimana
Hae ?”
“Terserah”
Kemudian mereka bergegas menyiapkan segala kebutuhan untuk audisi. Sedangkan
Donghae masih sibuk di sofa dengan dunianya. Dia meraih ponselnya yang
tergeletak di meja. Dia merasa ada yang ingin dia lakukan dengan ponsel itu.
Kemudian tangannya bergerak menuju aplikasi pesan. Jari-jarinya mengetikan
sesuatu.
‘Mianhae,
tadi aku sedikit kasar ah ani aku sudah sangat kasar, mianhae. Bukankah kau
telah mengerti sifatku. Aku tidak bersungguh-sungguh mengatakan itu’
Kemudian kalimat itu di hapus lagi oleh tangannya.
‘Apakah
kau sudah berangkat ke China ?’
Lagi-lagi dia menghapus kata-kata yang telah di
ketik dari layar ponselnya. Dia sekarang merasa frustasi, dia benar-benar
merasa bodoh karena tidak bisa menjaga mulutnya. Akhirnya yang dia ketikan
adalah.
‘Mianhae’
Kemudian Donghae mengirimkan pesan tersebut kepada
Hanggeng. Sungguh sangat berat baginya untuk berkata lebih dari ‘mianhae’.
Kemudian Donghae meletakkan ponselnya kembali dan membantu teman-temannya untuk
menyiapkan audisi.
****
Terdengar suara gemuruh langkah kaki di lorong Asrama Melody yang di tempati oleh siswi Kirin. Seorang yeoja sedikit menggeliat di atas tempat tidur, menandakan bahwa dirinya terganggu oleh keributan itu. Tae Ri bangun dari mimpi indahnya.
“Ada
keributan apa sih di luar, mengganggu saja” Kemudian Tae Ri merapikan tempat
tidurnya dan meraih koper yang belum di sentuh sama sekali sesampainya di
kamar. Dia sama sekali belum menata lemarinya. Setelah dia selesai memasukan
pakaiannya ke dalam lemari Tae Ri beralih mengambil gitarnya. Gitar yang di
belikan oleh sponsornya. Jari-jari kecil Tae Ri mulai memetik senar gitar dan
membuat mulutnya bersuara senada dengan musik yang dimainkannya. Tae Ri terlalu
hanyut oleh permainannya sendiri hingga tidak menyadari seseorang tengah
mengamatinya di balik pintu yang tidak tertutup rapat.
###
“Arggh,
apakah ini benar-benar sekolah seni ? kenapa dari sekian banyak orang yang ikut
audisi tidak ada yang masuk kriteria kita” Kata Kyuhyun kepada Sungmin yang
hari ini menjadi juri audisi.
“Bukankah
sudah aku bilang ini akan sulit” Kata Donghae yang muncul menghampiri kedua
temannya.
“Apa
tidak ada satu pun yang terpilih dari yeoja-yeoja cantik itu ?” Tanya Heechul
yang tiba-tiba saja muncul dari balik pintu dengan membawa beberapa botol
mineral di tangannya. Tanpa jawaban suara dari teman-temannya Heechul telah
mendapat jawaban dari wajah terpuruk dari teman-temannya itu.
“Baiklah,
kita harus istirahat. Besok kita harus mengaudisi lagi” Kata Donghae kemudian.
“Ahhh”
Keluh yang lain.
****
Sedari tadi Tae Ri hanya berjalan mondar-mandir dari rak buku satu ke rak buku yang lain. Dia sibuk mencari buku musik yang lengkap dengan segala instrumentnya. Tetapi berjam-jam dia mencari buku itu di perpustakaan ternyata tidak ada. Terpaksa dia hanya meminjam buku music instrument yang ada.
Tae
Ri berjalan keluar dari perpustakaan, baru saja dia berjalan beberapa langkah
Donghae dan ketiga temannya muncul di ujung lorong sekolah. Karena Tae Ri tidak
ingin lagi berurusan dengan mereka akhirnya dia memutuskan untuk menghindar.
Tae Ri berjalan ke arah lorong lain dan entah ke sialan apa yang menimpanya
Donghae juga berbelok ke lorong yang sama dengannya. Tae Ri mempercepat laju
langkahnya, sesekali dia melirik ke belakang untuk mengukur jarak langkah
keduanya. Dia tidak begitu memperhatikan langkahnya hingga. Brukkk ..
“Mianhae.
Aku tidak sengaja” Kata Tae Ri sambil membantu memunguti buku-buku yang jatuh
dari tangan siswa yang di tabraknya. Sekarang dia dapat melihat gerombolan
Donghae melewatinya. Tae Ri sedikit lega dengan hal itu.
“Mianhae”
Ulang Tae Ri sambil menatap wajah orang yang di tabraknya.
“Gwenchana”
Balas si namja.
“Kaa..
u” Kata Tae Ri setelah berdiri dan mengambil bukunya.
“Mianhae
Siwon-shi. Mianhae” Kata Tae Ri lagi sambil membungkukkan badannya.
“Kenapa
kau terus saja meminta maaf ? Lagi pula ini bukan salahmu” Tae Ri hanya tersenyum.
“Oiya,
terima kasih karena telah membantuku kemarin”
“Membantu
apa ?”
“Kemarin,
di tempat parkir”.
“Itu
bukan apa-apa. Aku memang harus melakukannya”
“Maksutnya
?”
“Kau
tidak akan mengerti” Kata Siwon sambil mengacak rambut Tae Ri dan berlalu
meninggalkannya. Tae Ri masih menatap punggung Siwon dari belakang. Menurut Tae
Ri, Siwon benar-benar namja yang baik. Dia terus saja menatapnya hingga Siwon
tidak terlihat lagi oleh matanya.
“Apakah
aku menyukainya ?” Tanya Tae Ri pada dirinya sendiri.
****
Hari ini The Prince masih saja sibuk mencari pengganti Hanggeng. Bahkan hari ini pesertanya lebih banyak dari hari kemarin. Donghae dan Heechul yang bertugas menjadi juri benar-benar kewalahan.
Seorang
yeoja menjadi peserta audisi selanjutnya. Dia datang menghampiri Donghae dan
mengulurkan tangannya. Donghae tidak begitu mengerti dengan maksut si yeoja.
“Oppa
perkenalkan namaku Jun In Jung”.
“Aku
tau, semuanya telah ada di formulir. Jangan berlama-lama, cepatlah bernyanyi”.
“Oppa,
aku tidak sedang ingin bernyanyi, aku ingin membicarakan sesuatu denganmu”
Peserta di luar ruangan pun sedikit ricuh karena yeoja itu tidak kunjung
memulai audisinya. Dengan berat hati Donghae mengabulkan permintaan si yeoja.
Dia beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri yeoja tersebut.
“Mulailah
berbicara” Kata Donghae setelah tepat berada di depan In jung.
“Apa
tidak bisa di tempat lain ?”
“Mulailah
berbicara sebelum aku berubah pikiran”
Wajah yeoja itu tampak memerah
di depan Donghae. Kotak kecil berwarna biru langit dengan hiasan pita dia
sembunyikan di balik tubuhnya. Dia sedikit bingung bagaimana harus memulai. Dia
gugup untuk mengungkapkan perasaannya.
“Cepatlah
bicara, aku tidak memiliki banyak waktu” Kata Donghae. Dia sangat kesal dengan
yeoja yang berada di depannya ini. Bagaimana tidak, seharusnya sekarang dia
menjadi juri dalam audisi mencari vocalis bandnya. Tetapi sekarang audisinya
terpaksa berhenti sejenak gara-gara yeoja ini.
“Oppa,
aku mencintaimu. Jadikan aku kekasihmu oppa, jebal” Kata si yeoja sambil
memberikan kotak kecil yang di sembunyikannya dari tadi. Semua peserta audisi
menyuarakan segala macam cacian pada si yeoja.
“Naen
micheosseo ? Aku sudah memiliki yeojachingu. Tidak mungkin jika aku menerimamu”
Kata Donghae sambil berlalu pergi.
Yeoja
itu hanya berdiri mematung. Butiran air membasahi pipinya yang sekarang mulai
memucat. Dia merasa sangat sakit di tolak seperti itu. Dia berlari entah kemana
sambil membiarkan air matanya terus mengalir. Yeoja itu terus berlari. Tidak
peduli sudah berapa siswa yang di tabraknya.
###
Tae
Ri berjalan sambil membaca buku yang baru saja dipinjamnya di perpustakaan. Dia
menghentikan langkahnya saat melihat kerumunan di depan gedung utama sekolah.
Tae Ri memilih ikut bergabung dengan kerumunan itu.
“Ada
apa ?” Tanyanya pada seorang siswa.
“Itu,
ada yeoja yang mau bunuh diri gara-gara di tolak Donghae” Tunjuk yeoja itu
kepada yeoja yang tengah berdiri tepat di atap gedung.
“Mwo
? Kenapa tidak ada yang memaksanya turun ?”
“Dia
tidak mau turun jika bukan Donghae yang meminta” Jawab siswa yang lain.
“Aish
jinjja” Tae Ri bergegas berlari menuju atap gedung tempat si yeoja berdiri.
###
Tae
Ri sampai di atas gedung. Dia melihat bahu yeoja itu bergetar. Sepertinya dia
takut untuk melompat ke bawah. Tae Ri sedikit mendekat ke arah si yeoja.
“Agashi,
bisa kita berbicara sebentar ?” Tanya Tae Ri mendekat satu langkah ke arah si
yeoja.
“JANGAN
MENDEKAT” Teriak si yeoja bercampur dengan isakan tangis.
“Baiklah
aku tidak akan mendekat. Tetapi bisakah kau yang mendekat ?” Sambil mengulurkan
tangannya.
“Tidak,
aku akan melompat dari tempat ini” Kata yeoja itu menggelengkan kepalanya pasti
tetapi tubuhnya masih saja bergetar hebat.
“Jangan,
aku akan melakukan apa pun tetapi kamu jangan melompat”
“Aku
ingin oppa kemari, aku ingin dia yang menahanku”
“Baiklah,
tunggu sebentar. Aku akan membawanya kemari” Tae Ri berlari sekuat tenaga
menuju tempat latihan The Prince. Dia membuka kasar pintu itu hingga membuat penghuninya
sedikit terkejut.
“Donghae-shi,
keluarlah. Aku perlu bicara denganmu”
“Apa
kau tidak di ajari cara mengetuk pintu, hah ?” Maki Heechul pada Tae Ri. Tae Ri
tidak menggubris perkataan Heechul. Dia tidak ada waktu untuk meladeninya walau
hanya sedetik.
“Dia
tidak ada disini” Jawab Sungmin kemudian.
“Dimana
dia ?”
“Sepertinya
dia sedang berada di kamarnya. Audisi membuatnya stres” Jawab Kyuhyun. Tanpa
babibu Tae Ri bergegas menuju kamar Donghae. Tae Ri tau persis tempat yang dia
tuju. Tidak ada siswa di sekolah ini yang tidak mengetahui kamar mereka. The
Prince memiliki asrama khusus yang memang hanya di tempati oleh member The
Prince.
“Lee
Donghae keluarlah, aku ingin bicara” Lagi-lagi Tae Ri membuka pintu tanpa mengetuk
terlebih dahulu dan beruntungnya kamar itu tidak terkunci jadi dia bisa
membukanya dengan mudah tetapi Tae Ri tidak melihat siapa pun di dalam kamar.
Tae Ri sedikit berkeliling ke seluruh ruangan. Ruangan itu cukup luas,
berkali-kali lipat besarnya dari kamarnya di asrama. Tiba-tiba terdengar suara
pintu terbuka dari ruangan lain. Tae Ri bergegas menuju ke sumber suara dan
mendapati Donghae yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi. Donghae hanya
memakai handuk yang terikat di pinggangnya sambil mengeringkan rambutnya yang
masih basah dengan handuk lain. Donghae masih tidak menyadari ada seorang yeoja
yang berdiri mematung di depannya. Tiba-tiba saja hal yang tidak di inginkan
terjadi.
“Agghhhhhhh”
Teriak mereka berdua bersamaan.
.
.
TBC
Gimana readers ? mian kalau sifat Donghae Oppa harus
author buat namja yang hobi banting-banting barang dan SEDIKIT kasar. Jangan lupa tinggalkan jejak. Author sangat butuh komentar, saran atau pendapat dari
kalian. Gomawo. Pai pai.
Other Fanfiction :
Special Day (Part 1)
The Green and Blue Kingdom (Part 1)
I Wanna Love You (Part 1)
Other Fanfiction :
Special Day (Part 1)
The Green and Blue Kingdom (Part 1)
I Wanna Love You (Part 1)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar