Sabtu, 24 Januari 2015

DONGHAE



PRINCE OF SCHOOL   

    

Tittle               : Prince Of School (Part 1)        
Genre              : Romance, family,school life
Leghth             : Series/chapter
Rated              : 15
Main Cast        : Lee Donghae, Choi Siwon, Kim Tae Ri, Cho Kyuhyun, Lee Sungmin, Kim Heechul, Hanggeng, Lee Soo Yeon and other cast.
Author             : Little Rabbit
Twitter             : @Oktavia_lely
Facebook         : Lely_oktaviani96@yahoo.com
Disclaimer       : Cast bukan milik author melainkan milik Tuhan, keluarga dan diri mereka sendiri. Author cuma pinjam nama. FF asli dari otak author not plagiat. Tidak boleh sembarangan mengcopy FF tanpa iijn. Gomawo. Warning ! typo bertebaran dimana-mana. Cerita ini diadaptasi dari drama BBF.

_HAPPY READING_

            Brangg .. Sebuah vas di ruang tamu di hempaskan ke latai oleh seorang namja seperti halnya barang yang tidak berguna. Padahal harga dari sebuah vas itu tidak bisa di bilang murah. Tetapi di rumah itu memang tidak ada barang yang murah ataupun tidak bermerk.
“Ahjuma pikir ahjuma siapa eoh ? ahjumma terlalu melewati batas”. Namja itu tersenyum sinis tanpa menatap sedikitpun ke arah lawannya berbicara. Sebaliknya, yeoja anggun yang menjadi lawannya bicara menatapnya intens. Dia tahu betul kenapa namja ini tak pernah suka sedikitpun kepadanya. Walaupun begitu yeoja itu tetap mencoba semampunya agar si namja dapat menerimanya.
“Sebaiknya ahjuma segera kembali ketempat ahjumma seharusnya. Jangan pernah berpikir ahjumma bisa mengatur hidupku”. Namja itu bergegas pergi dan melajukan Lamborghini berwarna putih miliknya, meninggalkan rumah mewah yang seperti neraka baginya.
****

Tae Ri memandang bangunan megah di depannya dengan mata berbinar-binar. Dia masih tidak percaya dapat menginjakan kaki di sekolah bergengsi ini. Setelah melewati berbagai tes masuk sekolah ini, akhirnya dia bisa menjadi salah satu siswi dari Kirin Art High School. Semua ini bukan hanya karena bakat Tae Ri saja tetapi juga berkat seorang donatur yang sudi mensponsorinya dan membiayai seluruh kebutuhan sekolah Tae Ri. Bahkan tidak tanggung-tanggung Tae Ri di sekolahkan di sekolah yang tidak bisa di pandang sebelah mata di Seoul. Walaupun Tae Ri belum pernah bertemu dengan beliau tetapi dia merasa memiliki orang tua yang sangat peduli padanya yang sama sekali tidak pernah dia miliki selama hidupnya..
Tae Ri bertekad akan menjadi penyanyi terkenal seperti impiannya lewat sekolah ini. Dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang di berikan Tuhan kepadanya. Dia ingin semua orang mengingat dan mengenalnya sebelum dia menghilang dari muka bumi. Karena memang begitulah nasib anak panti asuhan seperti dirinya. Tidak banyak yang memperhatikan anak-anak seperti dirinya.
Tae Ri berjalan sambil tak henti-hentinya mengagumi bangunan megah di depannya tanpa dia sadari.
Tiiinnnnnnn ......
            “Ahhgggg ..” Tae Ri berdiri mematung sambil menutup mata dengan kedua tangannya. Kakinya gemetaran. Dia tidak pernah berpikir akan mati bahkan sebelum sempat memulai pelajarannya di sekolah ini. Tetapi sepertinya dia masih merasakan bahwa nyawanya masih di tempat. Tae Ri menurunkan kedua tangannya yang sedikit gemetaran. Dia melihat seorang namja turun dari mobil. Namja itu sangat tampan, dia seperti di kelilingi ribuan burung dara di sekitarnya. ‘Apakah dia malaikat ?’ pikir Tae Ri. Saat namja itu menatap ke arahnya, Tae Ri merasa sesak di bagian dadanya. Dia serasa sulit bernafas. Oh Tuhan.
            “YA ! KAU BOSAN HIDUP EOH ? MENYINGKIRLAH DARI JALAN, SAMPAH”. Kata namja itu tiba-tiba membuat Tae Ri terbangun dari khayalannya. Dia mulai merefresh kembali laju otaknya. Tunggu dulu ‘mwo ? sampah ?’ kata Tae Ri dalam hati.
            “YA ! MEMANGNYA KAU SIAPA EOH ? PEMILIK SEKOLAH INI ? INI JALAN BISA DI LEWATI SELURUH SISWA. APA HAKMU MENYURUHKU MENYINGKIR” Jawab Tae Ri dengan nada bicara tak kalah tinggi dengan si namja. Teriakan itu pun juga mengundang siswa berbondong-bondong ke tempat parkir untuk menonton perdebatan mereka.
            Namja itu membuang nafas kemudian berjalan congkak ke arah Tae Ri. Tae Ri sedikit mundur saat si namja berada tepat di depannya. Dia sedikit takut dengan si namja. Dia salah menilai namja di depannya ini. Ternyata sifatnya tak semanis wajahnya.
            “Kau tidak mengenalku ?” Tanya si namja.
            “Haruskah ?” Tanya Tae Ri dengan suara lirih. Benar-benar namja aneh, apa dia pikir dia ini member Super Junior hingga dia harus mengenalnya.
            “Mwo ? apa kau berasal dari planet lain atau sejenis alien hah ?” Tanya si namja dengan nada mengejek.
            “Donghae-shi, berhenti membuat keributan” Kata seorang namja tinggi bertubuh atletis keluar dari kerumunan.
            “Siwon-shi, berhenti mencampuri urusanku dan menjadi pahlawan kesiangan” Kemudian keempat namja tampan keluar dari kerumunan dan menghampiri namja yang di panggil Donghae tadi.
            “Donghae-ya, kajja. Kita sudah lama menunggumu. Bukankah kita harus latihan ?” Kata seorang namja paling tinggi dari keempat namja tadi.
            “Lihat saja, urusan kita belum selesai” Kata Donghae pada Tae Ri. Kemudian Donghae pergi tanpa melepaskan pandangannya dari Siwon dengan tatapan seorang pembunuh. Bersamaan dengan itu kerumunan pun ikut bubar. Tae Ri merasa lega semua ini berakhir cepat. Dia tidak menyangka akan mendapat masalah bahkan sebelum memulai kelasnya.
****
          
           Semua mata menatap tajam ke arah Tae Ri. Tae Ri berusaha menghiraukan mereka dan terus berjalan di sepanjang lorong asrama. Tetapi tatapan aneh orang-orang di sepanjang lorong membuat Tae Ri mau tak mau tidak bisa menghindarinya.
            Tae Ri sedikit lega saat akhirnya kamar yang di carinya ketemu. Dia hanya perlu masuk ke dalam dan beristirahat. Tae Ri membuka pintu dannn ...
            “Iii..ge mwoya ?” Tanya Tae Ri pada dirinya sendiri. Kemudian keluar seorang yeoja dari dalam kamar mandi.
            “Oh, bukankah kau yeoja yang bertengkar dengan oppa di tempat parkir tadi ? kamu jadi teman sekamarku ?”
            “Oppa ?”
            “Ne, Donghae oppa”
            “Ah, ne”.
            “Perkenalkan Lee Seo Yeon imnida. Aku dari divisi Sing. Kalau kau ?” Kata si yeoja sambil mengulurkan tangannya.
            “Kim Tae Ri imnida. Di divisi music instrument”.
            “Nah, Tae Ri berhubung tempat tidur yang sebelah kanan sudah aku tempati jadi kau di sebelah kiri saja. OK”.
            “Ne. Oiya, kenapa poster namja itu banyak terpasang di dinding ?”
            “Bukankah itu hal biasa bagi seorang fans ?”
            “Fans ?”
            “Ne, aku fans dari The Prince. Aku seorang princess”.
            “Princess ?”
            “Wah .. kau banyak tanya ya ? Princess itu nama fansnya The Prince, apa kau tidak mengenal The Prince ?” Tae Ri hanya menggelengkan kepalanya.
            “Oh My God. Mereka itu sekelompok band yang beranggotakan Hanggeng di vocal, Kyuhyun di keyboard, Sungmin di bassis, Heechul di drumer and the last yang paling super neomu neomu kyeopta uri oppa Donghae. Donghae Oppa juga sekaligus anak pemilik sekolah ini” Kata Soo Yeon menjelaskan sambil menunjuk satu per satu wajah di dalam poster. “Kau benar-benar tidak mengenal mereka ?” Tanya Soo Yeon. Lagi-lagi Tae Ri lebih memilih membungkam mulut dan menjawab dengan gelengan kepala.
“Padahal mereka kan sudah pernah masuk televisi” Kata Soo Yeon sedikit bergumam.
“Tunggu dulu, apa tadi kau bilang si namja sombong itu anak pemilik sekolah ini ?” Sekarang Soo Yeon yang menjawab dengan menggerakan kepalanya. Tae Ri sangat shock, jadi dia berurusan dengan orang yang salah. Tae Ri menjatuhkan tasnya di lantai dan terduduk di atas tempat tidur, pandangannya kosong dan hanya menatap lurus.
“Gwaenchana ?” Tanya Soo Yeon.
“Ottokhae ?” Jawab Tae Ri lirih.
****

Jrengg ...
Donghae membanting gitar di depan teman-temannya. Wajahnya mulai mendidih. Dia memang terkenal emosional tetapi entah kenapa hari ini dia benar-benar meluapkan segala emosinya dan selalu saja hilang kesabaran.
            “KAU PIKIR KITA SEDANG MAIN-MAIN HAH ?”
            “Mianhae, tapi aku tidak bisa membantah appaku” Jawab Hanggeng.
            “Kamu ingin pergi, baiklah silakan pergi tapi jangan harap kau bisa di terima kembali di The Prince”
            “Donghae-ya” Kata si bassis tak setuju.
            “Wae ? kau ingin membelanya ? Showcase tinggal 2 bulan lagi dan dia pergi begitu saja tanpa tanggung jawab”
            “Kita masih ada waktu mencari penggantinya” Kata Kyuhyun menambahi.
            “Pengganti ? apa kau bisa menjamin 2 bulan cukup ? kita saja membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk latihan”
            “Mianhae, aku membuat semuanya berantakan” Kemudian Hanggeng melangkah pergi meninggalkan tempat latihan mereka. Donghae menghempaskan dirinya kasar di sofa.
            “Apa sebaiknya kita mengadakan audisi untuk pengganti Hanggeng ?” Tanya Heechul meminta saran dari teman-temannya.
            “Bukan ide yang buruk” Jawab Kyuhyun di sertai anggukan setuju dari Sungmin.
            “Bagaimana Hae ?”
            “Terserah” Kemudian mereka bergegas menyiapkan segala kebutuhan untuk audisi. Sedangkan Donghae masih sibuk di sofa dengan dunianya. Dia meraih ponselnya yang tergeletak di meja. Dia merasa ada yang ingin dia lakukan dengan ponsel itu. Kemudian tangannya bergerak menuju aplikasi pesan. Jari-jarinya mengetikan sesuatu.
            ‘Mianhae, tadi aku sedikit kasar ah ani aku sudah sangat kasar, mianhae. Bukankah kau telah mengerti sifatku. Aku tidak bersungguh-sungguh mengatakan itu’
Kemudian kalimat itu di hapus lagi oleh tangannya.
            ‘Apakah kau sudah berangkat ke China ?’
Lagi-lagi dia menghapus kata-kata yang telah di ketik dari layar ponselnya. Dia sekarang merasa frustasi, dia benar-benar merasa bodoh karena tidak bisa menjaga mulutnya. Akhirnya yang dia ketikan adalah.
            ‘Mianhae’
Kemudian Donghae mengirimkan pesan tersebut kepada Hanggeng. Sungguh sangat berat baginya untuk berkata lebih dari ‘mianhae’. Kemudian Donghae meletakkan ponselnya kembali dan membantu teman-temannya untuk menyiapkan audisi.
****
          
           Terdengar suara gemuruh langkah kaki di lorong Asrama Melody yang di tempati oleh siswi Kirin. Seorang yeoja sedikit menggeliat di atas tempat tidur, menandakan bahwa dirinya terganggu oleh keributan itu. Tae Ri bangun dari mimpi indahnya.
            “Ada keributan apa sih di luar, mengganggu saja” Kemudian Tae Ri merapikan tempat tidurnya dan meraih koper yang belum di sentuh sama sekali sesampainya di kamar. Dia sama sekali belum menata lemarinya. Setelah dia selesai memasukan pakaiannya ke dalam lemari Tae Ri beralih mengambil gitarnya. Gitar yang di belikan oleh sponsornya. Jari-jari kecil Tae Ri mulai memetik senar gitar dan membuat mulutnya bersuara senada dengan musik yang dimainkannya. Tae Ri terlalu hanyut oleh permainannya sendiri hingga tidak menyadari seseorang tengah mengamatinya di balik pintu yang tidak tertutup rapat.
###
            “Arggh, apakah ini benar-benar sekolah seni ? kenapa dari sekian banyak orang yang ikut audisi tidak ada yang masuk kriteria kita” Kata Kyuhyun kepada Sungmin yang hari ini menjadi juri audisi.
            “Bukankah sudah aku bilang ini akan sulit” Kata Donghae yang muncul menghampiri kedua temannya.
            “Apa tidak ada satu pun yang terpilih dari yeoja-yeoja cantik itu ?” Tanya Heechul yang tiba-tiba saja muncul dari balik pintu dengan membawa beberapa botol mineral di tangannya. Tanpa jawaban suara dari teman-temannya Heechul telah mendapat jawaban dari wajah terpuruk dari teman-temannya itu.
            “Baiklah, kita harus istirahat. Besok kita harus mengaudisi lagi” Kata Donghae kemudian.
            “Ahhh” Keluh yang lain.
****
             
            Sedari tadi Tae Ri hanya berjalan mondar-mandir dari rak buku satu ke rak buku yang lain. Dia sibuk mencari buku musik yang lengkap dengan segala instrumentnya. Tetapi berjam-jam dia mencari buku itu di perpustakaan ternyata tidak ada. Terpaksa dia hanya meminjam buku music instrument yang ada.
            Tae Ri berjalan keluar dari perpustakaan, baru saja dia berjalan beberapa langkah Donghae dan ketiga temannya muncul di ujung lorong sekolah. Karena Tae Ri tidak ingin lagi berurusan dengan mereka akhirnya dia memutuskan untuk menghindar. Tae Ri berjalan ke arah lorong lain dan entah ke sialan apa yang menimpanya Donghae juga berbelok ke lorong yang sama dengannya. Tae Ri mempercepat laju langkahnya, sesekali dia melirik ke belakang untuk mengukur jarak langkah keduanya. Dia tidak begitu memperhatikan langkahnya hingga. Brukkk ..
            “Mianhae. Aku tidak sengaja” Kata Tae Ri sambil membantu memunguti buku-buku yang jatuh dari tangan siswa yang di tabraknya. Sekarang dia dapat melihat gerombolan Donghae melewatinya. Tae Ri sedikit lega dengan hal itu.
            “Mianhae” Ulang Tae Ri sambil menatap wajah orang yang di tabraknya.
            “Gwenchana” Balas si namja.
            “Kaa.. u” Kata Tae Ri setelah berdiri dan mengambil bukunya.
            “Mianhae Siwon-shi. Mianhae” Kata Tae Ri lagi sambil membungkukkan badannya.
            “Kenapa kau terus saja meminta maaf ? Lagi pula ini bukan salahmu” Tae Ri hanya tersenyum.
            “Oiya, terima kasih karena telah membantuku kemarin”
            “Membantu apa ?”
            “Kemarin, di tempat parkir”.
            “Itu bukan apa-apa. Aku memang harus melakukannya”
            “Maksutnya ?”
            “Kau tidak akan mengerti” Kata Siwon sambil mengacak rambut Tae Ri dan berlalu meninggalkannya. Tae Ri masih menatap punggung Siwon dari belakang. Menurut Tae Ri, Siwon benar-benar namja yang baik. Dia terus saja menatapnya hingga Siwon tidak terlihat lagi oleh matanya.
            “Apakah aku menyukainya ?” Tanya Tae Ri pada dirinya sendiri.
****

Hari ini The Prince masih saja sibuk mencari pengganti Hanggeng. Bahkan hari ini pesertanya lebih banyak dari hari kemarin. Donghae dan Heechul yang bertugas menjadi juri benar-benar kewalahan.
            Seorang yeoja menjadi peserta audisi selanjutnya. Dia datang menghampiri Donghae dan mengulurkan tangannya. Donghae tidak begitu mengerti dengan maksut si yeoja.
            “Oppa perkenalkan namaku Jun In Jung”.
            “Aku tau, semuanya telah ada di formulir. Jangan berlama-lama, cepatlah bernyanyi”.
            “Oppa, aku tidak sedang ingin bernyanyi, aku ingin membicarakan sesuatu denganmu” Peserta di luar ruangan pun sedikit ricuh karena yeoja itu tidak kunjung memulai audisinya. Dengan berat hati Donghae mengabulkan permintaan si yeoja. Dia beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri yeoja tersebut.
            “Mulailah berbicara” Kata Donghae setelah tepat berada di depan In jung.
            “Apa tidak bisa di tempat lain ?”
            “Mulailah berbicara sebelum aku berubah pikiran”
Wajah yeoja itu tampak memerah di depan Donghae. Kotak kecil berwarna biru langit dengan hiasan pita dia sembunyikan di balik tubuhnya. Dia sedikit bingung bagaimana harus memulai. Dia gugup untuk mengungkapkan perasaannya.
            “Cepatlah bicara, aku tidak memiliki banyak waktu” Kata Donghae. Dia sangat kesal dengan yeoja yang berada di depannya ini. Bagaimana tidak, seharusnya sekarang dia menjadi juri dalam audisi mencari vocalis bandnya. Tetapi sekarang audisinya terpaksa berhenti sejenak gara-gara yeoja ini.
            “Oppa, aku mencintaimu. Jadikan aku kekasihmu oppa, jebal” Kata si yeoja sambil memberikan kotak kecil yang di sembunyikannya dari tadi. Semua peserta audisi menyuarakan segala macam cacian pada si yeoja.
            “Naen micheosseo ? Aku sudah memiliki yeojachingu. Tidak mungkin jika aku menerimamu” Kata Donghae sambil berlalu pergi.
            Yeoja itu hanya berdiri mematung. Butiran air membasahi pipinya yang sekarang mulai memucat. Dia merasa sangat sakit di tolak seperti itu. Dia berlari entah kemana sambil membiarkan air matanya terus mengalir. Yeoja itu terus berlari. Tidak peduli sudah berapa siswa yang di tabraknya.
                                                                        ###                                                 
            Tae Ri berjalan sambil membaca buku yang baru saja dipinjamnya di perpustakaan. Dia menghentikan langkahnya saat melihat kerumunan di depan gedung utama sekolah. Tae Ri memilih ikut bergabung dengan kerumunan itu.
            “Ada apa ?” Tanyanya pada seorang siswa.
            “Itu, ada yeoja yang mau bunuh diri gara-gara di tolak Donghae” Tunjuk yeoja itu kepada yeoja yang tengah berdiri tepat di atap gedung.
            “Mwo ? Kenapa tidak ada yang memaksanya turun ?”
            “Dia tidak mau turun jika bukan Donghae yang meminta” Jawab siswa yang lain.
            “Aish jinjja” Tae Ri bergegas berlari menuju atap gedung tempat si yeoja berdiri.
###
            Tae Ri sampai di atas gedung. Dia melihat bahu yeoja itu bergetar. Sepertinya dia takut untuk melompat ke bawah. Tae Ri sedikit mendekat ke arah si yeoja.
            “Agashi, bisa kita berbicara sebentar ?” Tanya Tae Ri mendekat satu langkah ke arah si yeoja.
            “JANGAN MENDEKAT” Teriak si yeoja bercampur dengan isakan tangis.
            “Baiklah aku tidak akan mendekat. Tetapi bisakah kau yang mendekat ?” Sambil mengulurkan tangannya.
            “Tidak, aku akan melompat dari tempat ini” Kata yeoja itu menggelengkan kepalanya pasti tetapi tubuhnya masih saja bergetar hebat.
            “Jangan, aku akan melakukan apa pun tetapi kamu jangan melompat”
            “Aku ingin oppa kemari, aku ingin dia yang menahanku”
            “Baiklah, tunggu sebentar. Aku akan membawanya kemari” Tae Ri berlari sekuat tenaga menuju tempat latihan The Prince. Dia membuka kasar pintu itu hingga membuat penghuninya sedikit terkejut.
            “Donghae-shi, keluarlah. Aku perlu bicara denganmu”
            “Apa kau tidak di ajari cara mengetuk pintu, hah ?” Maki Heechul pada Tae Ri. Tae Ri tidak menggubris perkataan Heechul. Dia tidak ada waktu untuk meladeninya walau hanya sedetik.
            “Dia tidak ada disini” Jawab Sungmin kemudian.
            “Dimana dia ?”
            “Sepertinya dia sedang berada di kamarnya. Audisi membuatnya stres” Jawab Kyuhyun. Tanpa babibu Tae Ri bergegas menuju kamar Donghae. Tae Ri tau persis tempat yang dia tuju. Tidak ada siswa di sekolah ini yang tidak mengetahui kamar mereka. The Prince memiliki asrama khusus yang memang hanya di tempati oleh member The Prince.
            “Lee Donghae keluarlah, aku ingin bicara” Lagi-lagi Tae Ri membuka pintu tanpa mengetuk terlebih dahulu dan beruntungnya kamar itu tidak terkunci jadi dia bisa membukanya dengan mudah tetapi Tae Ri tidak melihat siapa pun di dalam kamar. Tae Ri sedikit berkeliling ke seluruh ruangan. Ruangan itu cukup luas, berkali-kali lipat besarnya dari kamarnya di asrama. Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka dari ruangan lain. Tae Ri bergegas menuju ke sumber suara dan mendapati Donghae yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi. Donghae hanya memakai handuk yang terikat di pinggangnya sambil mengeringkan rambutnya yang masih basah dengan handuk lain. Donghae masih tidak menyadari ada seorang yeoja yang berdiri mematung di depannya. Tiba-tiba saja hal yang tidak di inginkan terjadi.
            “Agghhhhhhh” Teriak mereka berdua bersamaan.
.
.           
TBC
Gimana readers ? mian kalau sifat Donghae Oppa harus author buat namja yang hobi banting-banting barang dan SEDIKIT kasar. Jangan lupa tinggalkan jejak. Author sangat butuh komentar, saran atau pendapat dari kalian. Gomawo. Pai pai. 




 Other Fanfiction :

 Special Day (Part 1)
The Green and Blue Kingdom (Part 1)  
I Wanna Love You (Part 1) 
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar