THE
GREEN AND BLUE KINGDOM
Tittle : The Green and Blue Kingdom (part 1)
Genre :
Fantasy, romance
Leghth :
Series/chapter
Rated :
15
Main
Cast : Jang Na Ri, Lee Donghae, Cho
Kyuhyun, Baek Suzy, Eomma Na Ri, Jang Jung Ho, Jang Ma Ri, Jang Geu Rim, Song
Ha Kyung, Han Jae Hee and other cast.
Author :
Little Rabbit
Twitter :
@Oktavia_lely
Facebook :
Lely_oktaviani96@yahoo.com
Disclaimer :
Cast bukan milik author melainkan milik Tuhan, keluarga dan diri mereka
sendiri. Author cuma pinjam nama. FF asli dari otak author not plagiat. Warming
typo bertebaran merupakan hal yang wajar. Tidak boleh sembarangan mengcopy FF
tanpa iijn. Gomawo.
_HAPPY READING_
Jang
Na Ri duduk di kantin sekolah bersama kedua sahabatnya Song Ha Kyung dan Han
Jae Hee. Kedua sahabat Na Ri tengah sibuk menikmati makanan masing-masing
sambil mengobrol, berbeda dengan Na Ri yang hanya melamun sambil mengaduk-aduk
makanannya.
“Akhir-akhir
ini banyak bintang jatuh ya ?” Kata Ha Kyung.
“Ne,
sampai bingung mau membuat permohonan apa lagi.” Jawab Jae Hee berbinar-binar.
“Bukannya
bintang jatuh itu hanya tahayul ?” Tanya Na Ri akhirnya. Ha Kyung dan Jae Hee
pun seketika menoleh ke arah Na Ri, karena Na Ri yang sedari tadi diam
tiba-tiba saja berbicara.
“Apa
salahnya mencoba,” Jawab Ha Kyung. Jae Hee hanya mengangguk setuju dengan Ha
Kyung.
“Bintang
jatuh itu hanya untuk anak kecil yang suka bermimpi. Memangnya kalian anak
kecil ?” Jawab Na Ri kemudian berlalu meninggalkan kantin tanpa memakan sedikitpun
pesanannya.
“Ada
apa dengan Na Ri ? Kenapa hari ini dia aneh sekali ?” Tanya Jae Hee.
“Molla.”
Jawab Ha Kyung sambil menggerakan bahunya ke atas.
****
Kringg ...
Bel
pulang sekolah berbunyi keras, suara bel yang bisa merusak telinga orang itu
anehnya sangat di sukai oleh seluruh siswa. Semua siswa berhamburan berlari
keluar kelas seperti tahanan yang di bebaskan dari penjara. Na Ri berjalan
gontai menuju luar sekolah seakan tidak lagi memiliki semangat untuk hidup. Dia
sangat lelah dengan hidup yang di jalaninya sekarang. Ingin rasanya dia
merasakan hidup seperti di negeri dongeng atau peri yang selalu saja indah,
tidak seperti hidupnya yang selalu merasa tertekan.
“Na
Ri-ya,” Panggil Ha Kyung sambil berlari dan merangkul pundak Na Ri di ikuti
oleh Jae Hee.
“Ya
! kamu kenapa eoh ? ada masalah lagi di rumah ?” Na Ri hanya menggelengkan
kepalanya pelan. Masalah, masalah yang ada di dalam keluarganya bukanlah lagi
sebuah masalah tetapi menjadi kebiasaan.
“Lalu
kenapa ?” Tanya Jae Hee kemudian sambil menyuggingkan senyum termanisnya kepada
Na Ri.
“Gwenchana,
aku hanya lelah saja. Kalian tak perlu khawatir.
“Jinjja
?” Tanya Ha Kyung tak yakin. Na Ri hanya tersenyum masam mencoba meyakinkan
kedua sahabatnya bahwa dia baik-baik saja.
“Gurae,
kajja kita pulang.” Mereka berjalan beriringan bersama ke rumah.
@Rumah Jang Na Ri
Na
Ri melepas sepatunya dan mengganti dengan sendal rumah kemudian tiba-tiba saja
sebuah bantal sofa mendarat tepat di atas kepalanya.
“YA
! JANG GEU RIM PASANG KEMBALI POSTER EONNI EOH !” Teriak seseorang setelah
bantal itu terjatuh ke lantai. Seorang gadis kecil melintas tepat di samping Na
Ri.
“Shirreo.”
Jawab gadis kecil itu sambil menjulurkan lidahnya kepada yeoja yang baru saja
berteriak.
“Aish,
anak itu cari mati.” Jang Ma Ri mengejar gadis kecil yang lari keluar rumah
sambil membawa beberapa poster di tangannya. Na Ri hanya bisa mendengus melihat
tingkah kakak dan adiknya yang selalu saja membuat rumah tidak pernah sepi oleh
keributan. Na Ri tidak menghiraukan mereka, dia memungut bantal sofa yang tadi
terjatuh dan mengembalikannya ke tempat semula kemudian bergegas menuju lantai
dua tempat dimana kamarnya berada.
21:00 KST
Na
Ri menatap langit malam dari jendela kamarnya. Langit malam kosong tanpa
bintang. Entah kenapa dia merindukan kehangatan keluarganya dulu. Kedua orang
tua yang hangat dan selalu menyayangi anak-anaknya, oppa yang selalu
menjaganya, eonni yang selalu memberikan saran dan masukan serta yeodongsaeng
lucu yang ceria yang menambah kehangatan rumahnya. Tetapi semua berubah ketika
appanya meninggal karena kecelakaan. Eommanya harus mengambil alih tugas
appanya, bekerja untuk menghidupi mereka berempat. Sedangkan pekerjaan rumah di
limpahkan kepada Na Ri, walaupun dia mempunyai eonni tetapi eonninya tidak
dapat di andalkan dan selalu saja bertingkah seperti anak kecil sejak appanya
pergi.
Tiba-tiba
saja butiran kristal mengalir di pipi chubynya. Na Ri menangis, menangisi
keluarganya yang berubah dalam sekejab dan juga oppanya sekarang jarang berada
di rumah, selalu saja pulang terlambat dan keluar malam. Eomma dan Oppa Na Ri
juga tidak jarang bertengkar seperti eonni dan dongsaengnya.
Cepat-cepat
Na Ri menghapus air matanya, kemudian kembali menatap nanar langit malam. Na Ri
melihat sebuah cahaya kecil yang bergerak jatuh entah kemana. Dia melihat sebuah
bintang jatuh. Na Ri jadi teringat perkataan kedua sahabatnya tadi sewaktu di
kantin.
“Apa
salahnya mencoba.” Kata Na Ri kemudian sambil memejamkan kedua matanya.
“Aku
ingin hidup seperti di negeri dongeng.” Na Ri membuka matanya. Dia bergegas
turun ke lantai bawah tetapi yang di dapatinya masih sama. Pertengkaran yang
biasa melengkapi hari-harinya. Di lihatnya eonni dan dongsaengnya berebut
remote control di atas sofa. Oppa yang di marahi eommanya gara-gara pulang
terlambat. Tanpa mendengarkan ocehan eomma. Jang Jung Ho, Oppa Na Ri masuk ke dalam
kamar kemudian membanting pintu kamarnya. Tanpa berlama-lama pintu itu kembali
terbuka dan memnampakkan wajah Jung Ho yang telah berganti pakaian.
“Mau
kemana lagi kau” Tanya seorang perempuan paruh baya kepada Jung Ho.
“Bukan
urusan eomma” Jawab Jung Ho melangkah pergi tetapi tangannya di genggam oleh
sang eomma.
“Kajima,
mau kemana lagi kamu larut malam begini eoh ?” Kata sang eomma sedikit memelas
agar anaknya dapat tetap dirumah.
“Lepaskan.”
Kata Jung Ho sambil sedikit mendorong eomma-nya agar genggaman tangan sang
eomma terlepas. Jung Ho berhasil terlepas dari genggaman sang eomma kemudian
dia beranjak pergi. Eomma Na Ri menangis di lantai. Na Ri menatap miris
kejadian di depannya, tidak percaya bahwa oppa-nya tega mendorong eomma-nya ke
lantai. Na Ri menghampiri eomma-nya
kemudian membantunya berdiri.
“Jangan
menangis eomma.” Kata Na Ri sambil menenangkan sang eomma. Na Ri memapah ibunya
ke dalam kamar dan mendudukannya di tempat tidur.
“Aku
ambilkan air dulu, eomma istirahatlah.” Na Ri keluar kamar. Na Ri bergegas
menuju dapur untuk mengambil segelas air. Dia menuangkan air ke dalam sebuah
gelas. Tanpa dia sadari butiran air yang sedari tadi di tahannya menetes. Hiks.
“Oppa,
kenapa oppa berubah eoh ? Wae ? hiks,” Cepat-cepat Na Ri menghapus air matanya
kemudian mengantarkan segelas air itu kepada eomma-nya. Setelah itu Na Ri ikut
berbaring di samping eomma-nya. Mulai sekarang Na Ri harus terbiasa dengan
keadaan keluarganya.
“Pabbo,
kenapa aku percaya dengan tahayul.” Kata Na Ri merutuki kebodohannya karena
sempat mencoba keberuntungan dari bintang jatuh.
****
Sinar mentari pagi menerobos dari balik celah jendela memaksa seorang yeoja untuk terbangun dan melakukan aktivitasnya lagi. Na Ri mencoba menjalankan segala aktivitasnya seperti biasa tanpa peduli dengan kejadian semalam.
Na Ri turun ke lantai
bawah, dia melihat eomma-nya tengah sibuk menyiapkan makanan di meja makan. Na
Ri menghampiri eomma-nya untuk membantu.
“Mianhae eomma Na Ri
kesiangan.”
“Gwenchana, biar eomma
yang menyiapkan sarapan. Kamu bangunkan saja yang lain eoh ?”
“Ne.” Na Ri bergegas
kembali ke latai dua untuk membangunkan eonni dan dongsaengnya. Mereka tidur
sekamar di lantai atas di samping kamar Na Ri. Sedangkan Na Ri sendiri tidur
sekamar dengan eommanya lalu oppanya tidur di lantai bawah. Mereka tidak bisa
memiliki kamar sendiri karena rumah ini tidak terlalu besar dan hanya memiliki
beberapa kamar. Walaupun mereka tidur di kamar yang sama tetapi tidak dalam
satu tempat tidur karena di setiap kamar terdapat dua buah tempat tidur, lemari
dan meja belajar.
Na Ri sampai di depan
kamar eonni dan dongsaengnya.
“Eonni ireona, sudah
siang. Palli ireona.” Kata Na Ri sambil mengetuk pintu kamar eonninya. BrakKkk.
Na Ri sempat mundur beberapa lankah ke belakang akibat suara benturan benda
yang entah apa dengan pintu kamar.
“Arraseo, aku bangun.
Kamu berisik sekali.” Kata Jang Ma Ri dari dalam kamar yang masih tertutup. Na
Ri hanya bisa mendengus dengan ulah eonni-nya.
“Mianhe, tolong
bangunkan Geu Rim juga.” Brak. Lagi-lagi sebuah barang di lempar ke arah pintu.
“Arra, arra. Ka, kamu
mengganggu saja.” Jawab eonni-nya lagi dari dalam. Dia tidak ingin membuat
keluarganya bertambah kacau. Na Ri hanya bisa diam dan turun untuk membangunkan
oppa-nya. Tetapi sesampainya di bawah Na Ri sudah melihat oppa-nya memakai
sepatu di depan pintu. Na Ri melangkahkan kaki menghampiri Jung Ho.
“Oppa tidak sarapan
dulu”
“Ani, oppa buru-buru.”
Jung Ho berdiri dan akan melangkah pergi.
“Chakaman, tidak
bisakah kita berangkat sekolah bersama seperti dulu ?”
“Kau
kan bisa berangkat sekolah sendiri, oppa harus pergi.” Kemudian Jung Ho berlalu
dari balik pintu.
“Oppa,
kenapa oppa berubah eoh ?” Na Ri kembali ke dapur dan telah mendapati eonni dan
dongsaeng-nya di depan meja makan sambil menyantap sarapan yang telah eomma-nya
siapkan. Kemudian Na Ri duduk bergabung bersama mereka.
****
@Sekolah
Ha Kyung dan Jae Hee
berjalan bersama menuju kelas kemudian mereka melihat Na Ri yang berjalan lemas
di depan mereka. Mereka berencana untuk mengagetkan Na Ri dari belakang.
“Hana, dul, set ... DA.”
Kata mereka berdua bersamaan tetapi yang di kageti hanya menoleh datar ke arah
mereka tanpa terkejut.
“Mwoya, kau bahkan
tidak terkejut sedikitpun.” Kata Ha Kyung kecewa karena kegagalannya.
“Apa kau tahu kalau
kami ada di belakang eoh ?” Tanya Jae Hee kemudian.
“Aniya, hanya saja kalian
kurang ahli dalam membuat kejutan.”
“Aigoo, kau benar-benar
menyebalkan.” Sambil merangkul pundak Na Ri.
“Kalian kemari.” Kata
seonsaengnim dari depan pintu ruangan guru. Mereka bertigapun berjalan ke arah
seonsaengnim.
“ Tolong ambilkan buku
sains di perpustakaan ya, bukunya tebal berwarna merah.”
“Ne.” Jawab mereka
serempak.
“Paliwa.” Kata
seonsaengnim kembali ke dalam ruang guru. Ha Kyung dan Jae Hee saling memandang
ke arah Na Ri.
“Arraseo, kalian
langsung saja ke kelas.” Kemudian senyum melebar di kedua wajah sahabatnya itu.
“Gomapta.”
Kata mereka berdua bersamaan.
“Mianhae,
kita ke kelas dulu eoh. Mau menyelesaikan PR.”
“Ne,”
Jawab Na Ri kemudian bergegas menuju perpustakaan.
@Perpustakaan
Na Ri melihat sedari
tadi tidak ada buka sains berwarna merah di rak. Di rak khusus buku sains hanya
terdapat buku berbagai macam warna hijau dan biru. Na Ri hampir frustasi hanya
gara-gara mencari satu buku yang
warnanya pasti jelas-jelas mudah terlihat. Kemudian Na Ri memutuskan untuk
mencari di rak buku yang lain. tetapi anehnya di rak buku manapun tidak ada
buku berwarna merah hinngga akhirnya bel masuk berbunyi. Na Ri melihat sebuah
buka berwarna merah tepat di rak yang berada di depannya. Cepat-cepat dia
mengambil buku tersebut dan berlari menuju ruang guru.
“Ige seonsaengnim.” Na
Ri memberikan buku yang di bawanya kepada seonsaengnim.
“Ige mwoya, apa kamu
tidak bisa membaca eoh ? Ini bukan buku sains. Aku tidak membutuhkan buku itu
lagi. Siswa lain telah ibu suruh untuk menambilkannya karena kau terlalu lama.
Ige, Ige buku sains yang benar. Cepat kembali ke kelas.” Na Ri memasukan buku
yang di bawanya ke dalam tas.
“Mianhae” Kata Na Ri
sambil membungkukkan badannya. Na Ri bergegas kembali menuju kelasnya.
****
@Rumah Jang Na Ri
Sesampainya di rumah
tidak seorangpun yang menyapanya. Na Ri menuju kamarnya untuk berganti pakaian
dan menaruh tasnya di atas meja. Setelah berganti pakaian Na Ri kembali turun
ke bawah dan membawa kantung berwarna coklat yang berisi benih bunga untuk di
tanam ke kebun rumahnya.
Na Ri mengisi beberapa
polybag dengan tanah dan pupuk kemudian memasukan benih bunga di dalamnya.
Tiba-tiba saja Na Ri mendengar suara
ponsel eomma-nya berdering. Na Ri memasukkan kantong berisi benih bunga itu ke
dalam saku sebelah kanannya dan bergegas mencari sumber suara. Benar saja
ternyata ponsel eomma-nya tertinggal di atas meja makan.
“Yeoboseyo.”
“Yeoboseyo. Na Ri-ya
apa ponsel eomma tertinggal di rumah ?”
“Ne, ponsel eomma
tertinggal di atas meja.”
“Syukurlah, eomma akan
mengambilnya kamu bawa dulu eoh.”
“Ne.” Bip. Sambungan
terputus.
“Kenapa bukan aku saja
coba yang mengantarnya ke tempat kerja eomma. Terserahlah, telponnya juga sudah
di tutup.” Na Ri memasukan ponsel eomma-nya ke dalam kantung celana sebelah
kirinya. Na Ri kembali ke kamarnya dan tidak berniat untuk melanjutkan kegiatan
menanamnya. Na Ri menyambar handphonenya kemudian mengutak-atik handphonenya.
Hingga kemudian dia menghentikan kegiatannya karena teringat ada PR dari
seonsaengnim. Na Ri menarik tasnya dari meja yang ternyata tidak tertutup dan membuat
semua isi di dalam tasnya jatuh ke lantai. Na Ri memasukan handphonenya ke
dalam saku celananya.
“Aish, menyebalkan.” Na
Ri bangkit dari tidurnya kemudian memunguti buku-buku dan memasukkannya kembali
ke dalam tasnya. Tetapi dia merasa asing dengan buku setebal 5 cm berwarna
merah yang jatuh juga dari dalam tasnya.
“Ah, bukankah ini buku
tadi. Aku lupa mengembalikannya ke perpustakaan lagi.” Na Ri menaruh kembali
tasnya di atas meja kemudian membawa buku itu ke tempat tidur.
“The Green and Blue Kingdom.”
Na Ri membaca judul buku yang terdapat di covernya. Na Ri membolak-balik setiap
lembar buku tetapi anehnya buku tebal itu hanya berisi lembaran kosong tetapi
menampilkan tulisan di halaman awalnya saja. Na Ri mulai membaca buku itu.
“Pada suatu hari
agh....” Tiba-tiba saja Na Ri seperti terhisap ke dalam buku. Na Ri menghilang
dari dalam kamarnya.
“Agghhh” Na Ri terjatuh
entah dimana. Di sekelilingnya berubah menjadi pepohonan yang lebat.
“Aduh sakit” Rintih Na
Ri sambil mengelus pantatnya.
“Dimana aku ?” Tanya Na
Ri pada dirinya sendiri sambil melihat sekeliling. Dia merasa aneh, padahal
sebelumnya dia tengah duduk manis di atas tempat tidurnya tetapi kenapa
tiba-tiba saja dia berpindah ke tempat menakutkan seperti ini.
Na Ri merasa ketakutan dan
bercampur bingung, lalu dia mendengar suara langkah kaki kuda dengan jelas.
Sepertinya tidak jauh dari tempatnya sekarang.
“Nuguya ?” Kata seorang
namja yang menunggangi kuda putih dan berada di depan Na Ri. Na Ri tidak bisa
melihat wajah namja itu dengan jelas karena dia berada tepat membelakangi
matahari.
.
.
TBC
.
Wala, ini FF kedua author. Gimana ? ancurkah ?
hehehe :D maaf harus menaruh TBC di sini. Siapakah namja berkuda putih itu ?
hayo-hayo tebak. Tunggu jawabannya di part selanjutnya. Jangan lupa coret-coret
di komentar. Gomawo^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar