Sabtu, 24 Januari 2015

DONGHAE



THE GREEN AND BLUE KINGDOM

Tittle               : The Green and Blue Kingdom (part 1)
Genre              : Fantasy, romance
Leghth             : Series/chapter
Rated              : 15
Main Cast        : Jang Na Ri, Lee Donghae, Cho Kyuhyun, Baek Suzy, Eomma Na Ri, Jang Jung Ho, Jang Ma Ri, Jang Geu Rim, Song Ha Kyung, Han Jae Hee and other cast.
Author             : Little Rabbit
Twitter             : @Oktavia_lely
Facebook         : Lely_oktaviani96@yahoo.com
Disclaimer       : Cast bukan milik author melainkan milik Tuhan, keluarga dan diri mereka sendiri. Author cuma pinjam nama. FF asli dari otak author not plagiat. Warming typo bertebaran merupakan hal yang wajar. Tidak boleh sembarangan mengcopy FF tanpa iijn. Gomawo.
                _HAPPY READING_

            Jang Na Ri duduk di kantin sekolah bersama kedua sahabatnya Song Ha Kyung dan Han Jae Hee. Kedua sahabat Na Ri tengah sibuk menikmati makanan masing-masing sambil mengobrol, berbeda dengan Na Ri yang hanya melamun sambil mengaduk-aduk makanannya.
            “Akhir-akhir ini banyak bintang jatuh ya ?” Kata Ha Kyung.
            “Ne, sampai bingung mau membuat permohonan apa lagi.” Jawab Jae Hee berbinar-binar.
            “Bukannya bintang jatuh itu hanya tahayul ?” Tanya Na Ri akhirnya. Ha Kyung dan Jae Hee pun seketika menoleh ke arah Na Ri, karena Na Ri yang sedari tadi diam tiba-tiba saja berbicara.
            “Apa salahnya mencoba,” Jawab Ha Kyung. Jae Hee hanya mengangguk setuju dengan Ha Kyung.
            “Bintang jatuh itu hanya untuk anak kecil yang suka bermimpi. Memangnya kalian anak kecil ?” Jawab Na Ri kemudian berlalu meninggalkan kantin tanpa memakan sedikitpun pesanannya.
            “Ada apa dengan Na Ri ? Kenapa hari ini dia aneh sekali ?” Tanya Jae Hee.
            “Molla.” Jawab Ha Kyung sambil menggerakan bahunya ke atas.
****
Kringg ...
            Bel pulang sekolah berbunyi keras, suara bel yang bisa merusak telinga orang itu anehnya sangat di sukai oleh seluruh siswa. Semua siswa berhamburan berlari keluar kelas seperti tahanan yang di bebaskan dari penjara. Na Ri berjalan gontai menuju luar sekolah seakan tidak lagi memiliki semangat untuk hidup. Dia sangat lelah dengan hidup yang di jalaninya sekarang. Ingin rasanya dia merasakan hidup seperti di negeri dongeng atau peri yang selalu saja indah, tidak seperti hidupnya yang selalu merasa tertekan.
            “Na Ri-ya,” Panggil Ha Kyung sambil berlari dan merangkul pundak Na Ri di ikuti oleh Jae Hee.
            “Ya ! kamu kenapa eoh ? ada masalah lagi di rumah ?” Na Ri hanya menggelengkan kepalanya pelan. Masalah, masalah yang ada di dalam keluarganya bukanlah lagi sebuah masalah tetapi menjadi kebiasaan.
            “Lalu kenapa ?” Tanya Jae Hee kemudian sambil menyuggingkan senyum termanisnya kepada Na Ri.
            “Gwenchana, aku hanya lelah saja. Kalian tak perlu khawatir.
            “Jinjja ?” Tanya Ha Kyung tak yakin. Na Ri hanya tersenyum masam mencoba meyakinkan kedua sahabatnya bahwa dia baik-baik saja.
            “Gurae, kajja kita pulang.” Mereka berjalan beriringan bersama ke rumah.

@Rumah Jang Na Ri
            Na Ri melepas sepatunya dan mengganti dengan sendal rumah kemudian tiba-tiba saja sebuah bantal sofa mendarat tepat di atas kepalanya.
            “YA ! JANG GEU RIM PASANG KEMBALI POSTER EONNI EOH !” Teriak seseorang setelah bantal itu terjatuh ke lantai. Seorang gadis kecil melintas tepat di samping Na Ri.
            “Shirreo.” Jawab gadis kecil itu sambil menjulurkan lidahnya kepada yeoja yang baru saja berteriak.
            “Aish, anak itu cari mati.” Jang Ma Ri mengejar gadis kecil yang lari keluar rumah sambil membawa beberapa poster di tangannya. Na Ri hanya bisa mendengus melihat tingkah kakak dan adiknya yang selalu saja membuat rumah tidak pernah sepi oleh keributan. Na Ri tidak menghiraukan mereka, dia memungut bantal sofa yang tadi terjatuh dan mengembalikannya ke tempat semula kemudian bergegas menuju lantai dua tempat dimana kamarnya berada.

21:00 KST
            Na Ri menatap langit malam dari jendela kamarnya. Langit malam kosong tanpa bintang. Entah kenapa dia merindukan kehangatan keluarganya dulu. Kedua orang tua yang hangat dan selalu menyayangi anak-anaknya, oppa yang selalu menjaganya, eonni yang selalu memberikan saran dan masukan serta yeodongsaeng lucu yang ceria yang menambah kehangatan rumahnya. Tetapi semua berubah ketika appanya meninggal karena kecelakaan. Eommanya harus mengambil alih tugas appanya, bekerja untuk menghidupi mereka berempat. Sedangkan pekerjaan rumah di limpahkan kepada Na Ri, walaupun dia mempunyai eonni tetapi eonninya tidak dapat di andalkan dan selalu saja bertingkah seperti anak kecil sejak appanya pergi.
            Tiba-tiba saja butiran kristal mengalir di pipi chubynya. Na Ri menangis, menangisi keluarganya yang berubah dalam sekejab dan juga oppanya sekarang jarang berada di rumah, selalu saja pulang terlambat dan keluar malam. Eomma dan Oppa Na Ri juga tidak jarang bertengkar seperti eonni dan dongsaengnya.
            Cepat-cepat Na Ri menghapus air matanya, kemudian kembali menatap nanar langit malam. Na Ri melihat sebuah cahaya kecil yang bergerak jatuh entah kemana. Dia melihat sebuah bintang jatuh. Na Ri jadi teringat perkataan kedua sahabatnya tadi sewaktu di kantin.
            “Apa salahnya mencoba.” Kata Na Ri kemudian sambil memejamkan kedua matanya.
            “Aku ingin hidup seperti di negeri dongeng.” Na Ri membuka matanya. Dia bergegas turun ke lantai bawah tetapi yang di dapatinya masih sama. Pertengkaran yang biasa melengkapi hari-harinya. Di lihatnya eonni dan dongsaengnya berebut remote control di atas sofa. Oppa yang di marahi eommanya gara-gara pulang terlambat. Tanpa mendengarkan ocehan eomma. Jang Jung Ho, Oppa Na Ri masuk ke dalam kamar kemudian membanting pintu kamarnya. Tanpa berlama-lama pintu itu kembali terbuka dan memnampakkan wajah Jung Ho yang telah berganti pakaian.
            “Mau kemana lagi kau” Tanya seorang perempuan paruh baya kepada Jung Ho.
            “Bukan urusan eomma” Jawab Jung Ho melangkah pergi tetapi tangannya di genggam oleh sang eomma.
            “Kajima, mau kemana lagi kamu larut malam begini eoh ?” Kata sang eomma sedikit memelas agar anaknya dapat tetap dirumah.
            “Lepaskan.” Kata Jung Ho sambil sedikit mendorong eomma-nya agar genggaman tangan sang eomma terlepas. Jung Ho berhasil terlepas dari genggaman sang eomma kemudian dia beranjak pergi. Eomma Na Ri menangis di lantai. Na Ri menatap miris kejadian di depannya, tidak percaya bahwa oppa-nya tega mendorong eomma-nya ke lantai.  Na Ri menghampiri eomma-nya kemudian membantunya berdiri.
            “Jangan menangis eomma.” Kata Na Ri sambil menenangkan sang eomma. Na Ri memapah ibunya ke dalam kamar dan mendudukannya di tempat tidur.
            “Aku ambilkan air dulu, eomma istirahatlah.” Na Ri keluar kamar. Na Ri bergegas menuju dapur untuk mengambil segelas air. Dia menuangkan air ke dalam sebuah gelas. Tanpa dia sadari butiran air yang sedari tadi di tahannya menetes. Hiks.
            “Oppa, kenapa oppa berubah eoh ? Wae ? hiks,” Cepat-cepat Na Ri menghapus air matanya kemudian mengantarkan segelas air itu kepada eomma-nya. Setelah itu Na Ri ikut berbaring di samping eomma-nya. Mulai sekarang Na Ri harus terbiasa dengan keadaan keluarganya.
            “Pabbo, kenapa aku percaya dengan tahayul.” Kata Na Ri merutuki kebodohannya karena sempat mencoba keberuntungan dari bintang jatuh.
****

Sinar mentari pagi menerobos dari balik celah jendela memaksa seorang yeoja untuk terbangun dan melakukan aktivitasnya lagi. Na Ri mencoba menjalankan segala aktivitasnya seperti biasa tanpa peduli dengan kejadian semalam.
Na Ri turun ke lantai bawah, dia melihat eomma-nya tengah sibuk menyiapkan makanan di meja makan. Na Ri menghampiri eomma-nya untuk membantu.
“Mianhae eomma Na Ri kesiangan.”
“Gwenchana, biar eomma yang menyiapkan sarapan. Kamu bangunkan saja yang lain eoh ?”
“Ne.” Na Ri bergegas kembali ke latai dua untuk membangunkan eonni dan dongsaengnya. Mereka tidur sekamar di lantai atas di samping kamar Na Ri. Sedangkan Na Ri sendiri tidur sekamar dengan eommanya lalu oppanya tidur di lantai bawah. Mereka tidak bisa memiliki kamar sendiri karena rumah ini tidak terlalu besar dan hanya memiliki beberapa kamar. Walaupun mereka tidur di kamar yang sama tetapi tidak dalam satu tempat tidur karena di setiap kamar terdapat dua buah tempat tidur, lemari dan meja belajar.
Na Ri sampai di depan kamar eonni dan dongsaengnya.
“Eonni ireona, sudah siang. Palli ireona.” Kata Na Ri sambil mengetuk pintu kamar eonninya. BrakKkk. Na Ri sempat mundur beberapa lankah ke belakang akibat suara benturan benda yang entah apa dengan pintu kamar.
“Arraseo, aku bangun. Kamu berisik sekali.” Kata Jang Ma Ri dari dalam kamar yang masih tertutup. Na Ri hanya bisa mendengus dengan ulah eonni-nya.
“Mianhe, tolong bangunkan Geu Rim juga.” Brak. Lagi-lagi sebuah barang di lempar ke arah pintu.
“Arra, arra. Ka, kamu mengganggu saja.” Jawab eonni-nya lagi dari dalam. Dia tidak ingin membuat keluarganya bertambah kacau. Na Ri hanya bisa diam dan turun untuk membangunkan oppa-nya. Tetapi sesampainya di bawah Na Ri sudah melihat oppa-nya memakai sepatu di depan pintu. Na Ri melangkahkan kaki menghampiri Jung Ho.
“Oppa tidak sarapan dulu”
“Ani, oppa buru-buru.” Jung Ho berdiri dan akan melangkah pergi.
“Chakaman, tidak bisakah kita berangkat sekolah bersama seperti dulu ?”
            “Kau kan bisa berangkat sekolah sendiri, oppa harus pergi.” Kemudian Jung Ho berlalu dari balik pintu.
            “Oppa, kenapa oppa berubah eoh ?” Na Ri kembali ke dapur dan telah mendapati eonni dan dongsaeng-nya di depan meja makan sambil menyantap sarapan yang telah eomma-nya siapkan. Kemudian Na Ri duduk bergabung bersama mereka.
****

@Sekolah
Ha Kyung dan Jae Hee berjalan bersama menuju kelas kemudian mereka melihat Na Ri yang berjalan lemas di depan mereka. Mereka berencana untuk mengagetkan Na Ri dari belakang.
“Hana, dul, set ... DA.” Kata mereka berdua bersamaan tetapi yang di kageti hanya menoleh datar ke arah mereka tanpa terkejut.
“Mwoya, kau bahkan tidak terkejut sedikitpun.” Kata Ha Kyung kecewa karena kegagalannya.
“Apa kau tahu kalau kami ada di belakang eoh ?” Tanya Jae Hee kemudian.
“Aniya, hanya saja kalian kurang ahli dalam membuat kejutan.”
“Aigoo, kau benar-benar menyebalkan.” Sambil merangkul pundak Na Ri.
“Kalian kemari.” Kata seonsaengnim dari depan pintu ruangan guru. Mereka bertigapun berjalan ke arah seonsaengnim.
“ Tolong ambilkan buku sains di perpustakaan ya, bukunya tebal berwarna merah.”
“Ne.” Jawab mereka serempak.
“Paliwa.” Kata seonsaengnim kembali ke dalam ruang guru. Ha Kyung dan Jae Hee saling memandang ke arah Na Ri.
“Arraseo, kalian langsung saja ke kelas.” Kemudian senyum melebar di kedua wajah sahabatnya itu.
            “Gomapta.” Kata mereka berdua bersamaan.
            “Mianhae, kita ke kelas dulu eoh. Mau menyelesaikan PR.”
            “Ne,” Jawab Na Ri kemudian bergegas menuju perpustakaan.

@Perpustakaan
Na Ri melihat sedari tadi tidak ada buka sains berwarna merah di rak. Di rak khusus buku sains hanya terdapat buku berbagai macam warna hijau dan biru. Na Ri hampir frustasi hanya gara-gara mencari satu  buku yang warnanya pasti jelas-jelas mudah terlihat. Kemudian Na Ri memutuskan untuk mencari di rak buku yang lain. tetapi anehnya di rak buku manapun tidak ada buku berwarna merah hinngga akhirnya bel masuk berbunyi. Na Ri melihat sebuah buka berwarna merah tepat di rak yang berada di depannya. Cepat-cepat dia mengambil buku tersebut dan berlari menuju ruang guru.
“Ige seonsaengnim.” Na Ri memberikan buku yang di bawanya kepada seonsaengnim.
“Ige mwoya, apa kamu tidak bisa membaca eoh ? Ini bukan buku sains. Aku tidak membutuhkan buku itu lagi. Siswa lain telah ibu suruh untuk menambilkannya karena kau terlalu lama. Ige, Ige buku sains yang benar. Cepat kembali ke kelas.” Na Ri memasukan buku yang di bawanya ke dalam tas.
“Mianhae” Kata Na Ri sambil membungkukkan badannya. Na Ri bergegas kembali menuju kelasnya.
****

@Rumah Jang Na Ri
Sesampainya di rumah tidak seorangpun yang menyapanya. Na Ri menuju kamarnya untuk berganti pakaian dan menaruh tasnya di atas meja. Setelah berganti pakaian Na Ri kembali turun ke bawah dan membawa kantung berwarna coklat yang berisi benih bunga untuk di tanam ke kebun rumahnya.
Na Ri mengisi beberapa polybag dengan tanah dan pupuk kemudian memasukan benih bunga di dalamnya. Tiba-tiba saja Na Ri  mendengar suara ponsel eomma-nya berdering. Na Ri memasukkan kantong berisi benih bunga itu ke dalam saku sebelah kanannya dan bergegas mencari sumber suara. Benar saja ternyata ponsel eomma-nya tertinggal di atas meja makan.
“Yeoboseyo.”
“Yeoboseyo. Na Ri-ya apa ponsel eomma tertinggal di rumah ?”
“Ne, ponsel eomma tertinggal di atas meja.”
“Syukurlah, eomma akan mengambilnya kamu bawa  dulu eoh.”
“Ne.” Bip. Sambungan terputus.
“Kenapa bukan aku saja coba yang mengantarnya ke tempat kerja eomma. Terserahlah, telponnya juga sudah di tutup.” Na Ri memasukan ponsel eomma-nya ke dalam kantung celana sebelah kirinya. Na Ri kembali ke kamarnya dan tidak berniat untuk melanjutkan kegiatan menanamnya. Na Ri menyambar handphonenya kemudian mengutak-atik handphonenya. Hingga kemudian dia menghentikan kegiatannya karena teringat ada PR dari seonsaengnim. Na Ri menarik tasnya dari meja yang ternyata tidak tertutup dan membuat semua isi di dalam tasnya jatuh ke lantai. Na Ri memasukan handphonenya ke dalam saku celananya.
“Aish, menyebalkan.” Na Ri bangkit dari tidurnya kemudian memunguti buku-buku dan memasukkannya kembali ke dalam tasnya. Tetapi dia merasa asing dengan buku setebal 5 cm berwarna merah yang jatuh juga dari dalam tasnya.
“Ah, bukankah ini buku tadi. Aku lupa mengembalikannya ke perpustakaan lagi.” Na Ri menaruh kembali tasnya di atas meja kemudian membawa buku itu ke tempat tidur.
“The Green and Blue Kingdom.” Na Ri membaca judul buku yang terdapat di covernya. Na Ri membolak-balik setiap lembar buku tetapi anehnya buku tebal itu hanya berisi lembaran kosong tetapi menampilkan tulisan di halaman awalnya saja. Na Ri mulai membaca buku itu.
“Pada suatu hari agh....” Tiba-tiba saja Na Ri seperti terhisap ke dalam buku. Na Ri menghilang dari dalam kamarnya.
“Agghhh” Na Ri terjatuh entah dimana. Di sekelilingnya berubah menjadi pepohonan yang lebat.
“Aduh sakit” Rintih Na Ri sambil mengelus pantatnya.
“Dimana aku ?” Tanya Na Ri pada dirinya sendiri sambil melihat sekeliling. Dia merasa aneh, padahal sebelumnya dia tengah duduk manis di atas tempat tidurnya tetapi kenapa tiba-tiba saja dia berpindah ke tempat menakutkan seperti ini.
Na Ri merasa ketakutan dan bercampur bingung, lalu dia mendengar suara langkah kaki kuda dengan jelas. Sepertinya tidak jauh dari tempatnya sekarang.
“Nuguya ?” Kata seorang namja yang menunggangi kuda putih dan berada di depan Na Ri. Na Ri tidak bisa melihat wajah namja itu dengan jelas karena dia berada tepat membelakangi matahari.
.
.
TBC
.
Wala, ini FF kedua author. Gimana ? ancurkah ? hehehe :D maaf harus menaruh TBC di sini. Siapakah namja berkuda putih itu ? hayo-hayo tebak. Tunggu jawabannya di part selanjutnya. Jangan lupa coret-coret di komentar. Gomawo^^


Silahkan Tinggalkan Komentar Anda :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar