Kamis, 19 Februari 2015

DONGHAE



PRINCE OF SCHOOL



Tittle               : Prince Of School (chap 2)
Genre              : Romance, family, school life
Leghth             : Series/chapter
Rated              : 15
Main Cast    : Lee Donghae, Choi Siwon, Kim Tae Ri, Cho Kyuhyun, Lee Sungmin, Kim Heechul, Hanggeng, Lee Soo Yeon and other cast.
Author             : Little Rabbit
Twitter              : @Oktavia_lely
Facebook         : Lely_oktaviani96@yahoo.com
Disclaimer       : Cast bukan milik author melainkan milik Tuhan, keluarga dan diri mereka sendiri. Author cuma pinjam nama. FF asli dari otak author not plagiat. Warming typo bertebaran merupakan hal yang wajar. Tidak boleh sembarangan mengcopy FF tanpa iijn. Gomawo. Cerita ini di adaptasi dari drama BBF.
           
_HAPPY READING_


Tiba-tiba saja hal yang tidak di inginkan terjadi.
            “Agghhhhhhh” Teriak mereka berdua bersamaan. Donghae cepat-cepat memperbaiki letak haduknya yang melorot hampir menyentuh lantai.
            “APA YANG KAMU LAKUKAN DI KAMARKU, EOH ?”
            “Mianhae, aku tidak tau kalau kamu baru selesai mandi.”
            “KELUAR !!!”Tae Ri masih belum bisa menguasai dirinya, kemudian dia memutuskan untuk berjalan ke ruangan lain. Dia masih sedikit syok dengan apa yang baru saja di lihatnya.
            “Tae Ri kamu tidak melihatnya. Benar, kamu tidak melihatnya. Keluarkan dari otakmu apa yang kamu lihat. Kamu tidak melihat apapun.” Kata Tae Ri sambil memejamkan matanya.
            “Agh, bagaimana aku tidak melihatnya. Aku benar-benar melihatnya. Tuhan, Mataku sudah ternodai. Eottokhae ?” Kata Tae Ri sambil duduk di sofa dan menjambak-jambak rambutnya. Kemudian dia baru teringat apa tujuannya datang kemari.
            Donghae keluar dari dalam kamarnya dengan memakai pakaian lengkap. Rambutnya masih terlihat sedikit basah. Melihat itu Tae Ri segera berdiri dan menghampirinya.
            “Kau tuli ? bukankah aku sudah menyuruhmu keluar.”
            “Aku harus membawamu  ke atap sekolah.”
            “Shirreo.” Kata Donghae melangkahkan kakinya kembali ke dalam kamar.
            “Baiklah, aku akan pergi. Tapi jangan salahkan aku jika semua orang tau apa yang baru saja terjadi disini.” Ancam Tae Ri berjalan mengekori Donghae.
            “Apa maksutmu ? kau mengancamku ?” Berbalik menghadap Tae Ri yang tepat berada di belakangnya.
            “Tidak jika kau menurut.”  Senyum tipis tergambar di bibir Tae Ri, sepertinya ancaman itu akan berhasil membuat Donghae pergi ke atap.
            “Kau benar-benar sakit.”
            “Tidak apa-apa jika kau tidak mau. Aku akan pergi sekarang.” Tae Ri berbalik dan bersiap melangkah hingga tiba-tiba sedetik kemudian Donghae menarik lengan Tae Ri.
            “Tunggu, apa yang terjadi di atap ?”
****
             
          In jung tidak bisa menunggu lebih lama. Dia berpikir bahwa Tae Ri tidak mungkin bisa membawa Donghae ke atap. Mustahil jika seorang Lee Donghae mau datang ke atap untuk menahannya melompat.
            “Oppa aku mencintaimu.” Kata In Jung lirih sambil melompat. Semua siswa di bawah gedung berteriak tetapi tiba-tiba saja seseorang berhasil menangkap tangan In Jung.
            “Micheosseo ?” In Jung tersenyum simpul melihat tangan Donghae menggenggam tangannya. Donghae menarik In Jung kembali ke atas atap. Semua orang di bawah gedung bersorak gembira karena In Jung selamat.
            “Yakk !!! Lee Donghae kenapa larimu cepat sekali.” Kata Tae Ri, nafasnya sedikit tersendat saat sampai di atas atap. Donghae tak menggubrisnya dan hanya melangkah pergi.
            “Oppa, kenapa kau tidak menerimaku menjadi kekasihmu ?”
            “Bukankah kau tau aku telah memiliki yeojachingu.”
            “Tapi sebentar lagi kalian akan putus.”
            “Itu besok.”
            “Jadi, jika aku menyatakan cintaku besok kau akan menerimanya ?” Donghae tidak menjawab dan hanya meneruskan langkahnya. Tae Ri hanya diam, tidak mengerti apa yang sedang mereka bicarakan.
****
             
          Tae Ri masuk ke dalam kamarnya. Dia masih memikirkan percakapan Donghae dengan yeoja tadi saat di atap. Dia melihat teman sekamarnya, Soo Yeon tengah asyik berkutat dengan poster-poster yang sepertinya baru di dapatnya. Soo Yeon mengganti poster lama di tembok sebelah tempat tidurnya dengan poster yang baru.
            “Apa hebatnya mereka ?” Tanya Tae Ri pada Soo Yeon. Soo Yeon berhenti dengan aktivitasnya kemudian beralih duduk di samping Tae Ri di tempat tidur Tae Ri. Dia memandang poster yang berada di depannya sekarang.
            “Mereka segalanya, mereka juga inspirasiku dalam bermusik. Oiya, aku dengar tadi ada seorang yeoja yang hampir bunuh diri ?”
            “Benar, itu semua karena orang itu.” Tae Ri menunjuk ke arah poster Donghae.
            “Bukan, kau salah. Ini karena dia yang bodoh. Seharusnya dia bisa menunggu sampai besok atau lusa,” Jawab Soo Yeon mengibaskan tangannya.
            “Apa semuanya bisa berubah jika dia menunggu.”
            “Tentu,”
            “Wae ?”
            “Kamu tidak membaca majalah sekolah ?”
            “Tidak, aku bosan karena di setiap halaman selalu ada wajah nama-namja itu.”
            “Apa kau benar-benar membencinya ?”
            “Tentu, aku sangat membencinya.”
            “Wae ?”
            “Molla.”
            “Hati-hatilah, jangan terlalu membenci oppa atau kebencianmu akan berubah menjadi cinta.” Kata Soo Yeon sedikit menggoda Tae Ri.
            “Hal itu tidak akan pernah terjadi.” Kata Tae Ri dengan muka di tekuk. Soo Yeon hanya bisa tersenyum kecil melihat muka teman sekamarnya itu.
            “Kamu belum meneruskan cerita tentang nasib yeoja tadi.”
            “Itu, sebenarnya oppa tidak pernah pacaran lebih dari 3 hari dan besok merupakan hari ketiga yang seharusnya dia putus dengan yeojachingunya.”
            “Jinjja, 3 hari ? apa itu bisa di katakan sebagai sebuah hubungan ?”
            “Tentu saja tidak, oppa tidak pernah menyatakan cinta pada yeoja manapun. Dia berpacaran karena tidak ingin mengulang hal yang sama lagi.”
            “Hal yang sama ?”
            “Ya, aku dengar dulu pernah ada yeoja yang menyatakan cinta kepada oppa tetapi oppa menolaknya dan pada akhirnya yeoja itu bunuh diri. Maka dari itu oppa selalu menerima yeoja yang menyatakan cinta padanya walaupun dia tidak mencintainya dan hubungan itu tidak berdasarkan cinta.” Tae Ri hanya mengangguk. Dia masih tidak habis pikir namja kasar seperti Lee Donghae banyak di idolakan oleh yeoja sampai sebegitunya.
            “Kau kenapa ?” Tanya Soo Yeon pada Tae Ri.
            “Tidak, hanya saja kenapa mereka mau melakukan itu. maksudku itu hanya hubungan tanpa dasar selama 3 hari. Apa untungnya untuk mereka ?”
            “Bagi fans berapapun lamanya, meski hanya sedetik sekalipun mereka akan merasa sangat bersyukur dapat berinteraksi langsung dengan mereka.”
            “Kau pernah menjadi salah satunya ?” Tanya Tae Ri yang di balas dengan gelengan kepala oleh Soo Yeon.
            “Aku tak ingin melakukannya. Aku tahu saat oppa menerima kami pasti dia juga memiliki beban. Aku tidak ingin oppa lelah karenaku.”
            “Wah, kau fans yang baik.” Tae Ri mengangkat kedua ibu jarinya.
            “Tentu saja.” Soo Yeon kembali dengan aktivitasnya yang tertunda dan Tae Ri juga ikut membantu Soo Yeon untuk memberikan perekat pada belakang poster. Dia menatap wajah namja yang berada di gambar poster itu. Dia berpikir bagaimana sebanarnya sifat amja itu. Kenapa dia merasa bahwa Lee Donghae itu sebenarnya namja yang baik tapi entah apa yang membuatnya bersifat seperti itu.
****
            Tok... tok ... tok...
Soo Yeon terusik dengan suara itu. Dia mengintip dari selimutnya bahwa Tea Ri sudah tidak berada di tempat tidur. Terpaksa dia harus bangun dan membuka pintu. Padahal dia baru saja tidur selama 1 jam karena sibuk menonoton video The Prince saat performe.
            “Nugu ?” Tanya Soo Yeon setelah membuka pintu.
            “Ini, ada kiriman untuk Kim Tae Ri.”
            “Baiklah, gomapta.” Soo Yeon menutup pintu kemudian bersamaan dengan Tae Ri yang keluar dari dalam kamar mandi.
            “Ini ada kiriman.”
            “Kiriman ? dari siapa ?”
            “Molla, aku lupa menanyakan” Tae Ri membuka amplob berwarna coklat yang di terimanya.
            “Ige mwoya ?” Kata Tae Ri tiba-tiba setelah membaca isi dari amplob itu.
            “Wae ?” Tanya Soo Yeon sambil mendongakan kepalanya untuk membaca isi dari amplob.
            “Woaahhh,” Kata Soo Yeo sambil merampas surat itu dari tangan Tae Ri. Soo Yeon masih membaca dengan seksama isi dalam surat. “Chukkae.” Kata Soo Yeon sambil menjabat tangan Tae Ri.
            “Aku tidak menyangka kau juga berminat menjadi pengganti Hanggeng oppa.”
            “Ini salah, pasti terjadi kesalahan.”
            “Apa maksudmu ?”
            “Aku tidak pernah mengikuti audisi itu, bagaimana bisa aku menjadi vokalisnya.” Tae Ri bergegas pergi menuju tempat latihan The Prince. Dia tau pasti aada kesalahan disini. Dia sama sekali tidak mengikuti audisi tetapi bisa terpilih menjadi vokalis The Prince. Ini aneh, benar-benar aneh.
****
            Brakkk ...
Tae Ri membuka pintu ruangan itu kasar. Semua orang yang berada di ruagan itu menatap ke arah Tae Ri. Tae Ri bergegas berjalan ke arah mereka.
            “Kau, kenapa harus di hari ini ?” Tanya Donghae kesal melihat Tae Ri muncul di depannya lagi.
            “Jangan salah paham, aku hanya ingin mengembalikan ini. Sepertinya kalian melakukan kesalahan.” Donghae mengambil kertas yang di ulurkan Tae Ri. Dia membaca kertas itu.
            “Ige mwoya ?” Tanya Donghae pada teman-temannya. Sungmin mengambil kertas tersebut dan membacanya.
            “Jadi kau yang bernama Kim Tae Ri. Selamat bergabung dengan The Prince.”
            “Ani, ini pasti terjadi kesalahan. Bagaimana bisa aku lolos tanpa mengikuti audisi ?”
            “Kau mengikutinya.” Sungmin menyalakan sebuah tipe recorder yang di dalamnya terdapat suara seorang yeoja sedang bernyanyi dengan alunan gitar. Tae Ri sedikit terkejut. Itu memang benar-benar suaranya tetapi dia tidak merasa pernah merekam dan mengirimkan suaranya untuk audisi.
            “Dan ini formulir lengkap yang di kirimkan bersama dengan rekaman tadi.” Kata Sungmin mengulurkan kertas formulir kepada Tae Ri setelah rekaman itu selesai bersuara. Tae Ri masih tidak percaya, siapa sebenarnya dalang dari semua ini.
            “Aku tidak setuju dia jadi pengganti Hangeng.” Sanggah Donghae.
            “Tunggu dulu, bukankah kau sudah menyetujuinya.” Kata Heechul kemudian.
            “Iya, itu sebelum aku tau siapa yeoja itu. Lagi pula tidak mungkin suara yeoja dalam rekaman itu dia” Donghae menunjuk ke arah Tae Ri. Tae Ri tidak terima di katakan seperti itu.
            “Apa katamu ? apa menurutmu yeoja sepertiku tidak boleh memiliki suara bagus.”
            “Bukannya tidak boleh tetapi tidak akan mungkin.”
            “Itu, suara itu. Itu benar-benar suaraku.”
            “Kalau begitu tunjukan.” Tea Ri mengambil gitar yang berada di sebelah Donghae. Dia duduk di sofa kemudian jemari kecilnya dengan piawai memainkan senar gitar. Suaranya bergetar indah seirama dengan musik yang dia mainkan. Semuanya terdiam, seakan tersihir dengan pertunjukan yang di perlihatkan Tae Ri. Hingga mereka kembali sadar saat Tae Ri mengakhiri segalanya.
            “Puas ?” Tanya Tae Ri pada Donghae.
            “Itu untuk sekarang. Aku masih tidak percaya kau dapat bernyanyi sama di lain waktu.”
            “Kau benar-benar.” Tae Ri hampir saja menonjok wajah tampan Donghae sebelum Kyuhyun merelainya.
            “Sudahlah jangan bertengkar. Mulai sekarang kita akan menjadi satu tim.”
            “ANDWE, SHIREO.” Kata Donghae dan Tae Ri bersamaan.
            “Ayolah kalian jangan egois. Hae kita tidak punya pilihan lain, showcase semakin dekat dan kita belum juga memiliki vokalis. Dan kau Kim Tae Ri bekerja samalah dengan kami, bukankah suatu kehormatan seorang siswa baru dapat tampil di panggung showcase. Sebenarnya ini merupakan simbiosis mutualisme.” Mereka berpikir sejenak sebelum akhirnya menyutujui untuk menjadi sebuah tim dalam satu band.
            “Tunggu dulu, jika aku bergabung dengan kalian pasti tidak akan cocok dengan nama band kalian.”
            “Benar juga.” Jawab Heechul menyutujui.
            “Dari sisi mana nama itu tidak cocok.” Sanggah Donghae tidak setuju.
            “Aku seorang yeoja, nama band ini benar-benar mencerminkan nama namja.”
            “Lihatlah dirimu. Apa kamu benar-benar terlihat seperti seorang yeoja ?” Sindir Donghae pada Tae Ri.
            “Yakk !!!” Tae Ri bersiap akan memukul Donghae dengan tangannya tetapi Donghae berhasil menangkap tangannya.
            “Nama band ini tidak akan perah berubah, camkan itu.” Kemudian Donghae beralih pergi.
            “Mengertilah, sebenarnya dia tidak sekasar itu. Kau akan mengetahui setelah mengenalnya lebih dekat.” Kata Sungmin sambil memegang bahu Tae Ri.
            “Aku tidak berharap bisa dekat dengannya.” Kemudian Tae Ri ikut berlalu.
****
            
           Donghae duduk di taman sekolah sambil memejamkan matanya. Dia berusaha menghiraukan hiruk pikuk dari teriakan yeoja-yeoja yang berkeliling taman sambil meneriaki namanya. Dia hanya berusaha merasakan desiran angin sore yang menggerakan rambutnya pelan.
            Dia merasakan seseorang menghalangi cahaya dari pandangannya, membuat Donghae geram dan membuka matanya. Dan hebatnya tiba-tiba saja taman itu menjadi sepi saat Donghae membuka matanya.
            “Yak !” Bentak Donghae pada orang itu. “Kau, enyahlah.” Kata Donghae kepada wanita paruh baya di depannya.
            “Lee Donghae. Tidak bisakah kau bersikap sopan kepada eommamu.” Kata pria bersuara berat muncul dari belakang si yeoja paruh baya.
            “Sudahlah, dia pasti sedang lelah jadi tidak bermaksud seperti itu.” Donghae hanya tertawa sinis oleh kata-kata yeoja itu. Donghae tidak menghiraukan mereka dan beranjak pergi.
            “Berhenti disana. Appa ingin berbicara denganmu.” Kemudian dua orang berbadan besar yang ikut serta dengan kedatangan kedua orang tua tadi menghalangi langkahnya.
            “Appa dengar kau berulah lagi di sekolah, tidak bisakah kau bersikap tenang di sekolah seperti hyungmu ?” Sudah lama memang Donghae tidak pernah pulang kerumah bahkan pada saat liburan sekolah. Dia pulang itu pun mungkin merupakan kebutuhan mendesak baginya. Dia bahkan berada di rumah tidak lebih dari 1 jam padahal letak rumah dan sekolahnya sangat dekat.
            “Hyung ? aku tidak pernah memiliki Hyung. Sejak kapan aku memiliki hyung ?” Donghae tertawa sinis. Benar, dia memang tidak merasa memiliki hyung tetapi kenapa kedua orang tua itu selalu memaksanya untuk memanggil dia hyung. Lagi pula Donghae dengan orang itu benar-benar berbeda tidak bisa di samakan dalam hal apapun.
            “Lee Donghae.” Kata Tuan Lee sedikit berteriak sambil memegangi dadanya. Donghae membalikan badan ke arah appanya.
            “Jangan repot-repot mengurusku. Urus saja anak yang appa bangga-banggakan itu.”
“Jika kau tidak bisa menjaga sikap, appa terpaksa akan mengirimmu ke Amerika.” Donghae tidak menghiraukan perkataan appanya, dia memilih pergi. Tanpa mereka sadari dua pasang mata mengamati pertengkaran kecil yang terjadi di taman. Seorang yeoja yang telah melihat semuanya berlari mengejar Donghae.
****
           
           Donghae bersandar di tembok yang berada tepat di depan mobilnya. Dia masih tidak percaya bahwa appaya benar-benar berubah. Appa yang dulu selalu memberinya kasih sayang sekarang sudah mati, sekarang yang ada hanya appa yang memuja dunia politik. Demi kekuasaan dia benar-benar melakukan segala hal. Dia telah di perbudak oleh uang.
            “Apa yang sedang kau lakukan disini ?” Tanya seorang yeoja pada Donghae.
            “Kau ?”
            “Tidak kusangka seorang Lee Donghae bisa murung.”
            “Apa yang bisa di ketahui oleh yeoja pabbo sepertimu.”
            “MWORAGO ?”
            “Enyahlah, aku tidak sedang ingin bertengkar.” Tae Ri mulai mendidih, padahal tujuannya datang kesini untuk menghiburnya tetapi dia malah mendapat perlakuan seperti ini.
            “Ya ! Lee Donghae.” Donghae menengok ke arah belakang dan tiba-tiba sebuah sepatu melayang ke arahnya tetapi untungnya dia bisa menghindar dan. Tarrr ..
            “KAU.” Kata Donghae setelah melihat apa yang terjadi pada mobil kesayangannya. Tae Ri hanya bisa tersenyum memperlihatkan gusinya dengan muka sedikit bersalah dan bingung.
.                                                                         
.           
TBC
Hahaha, ini dia FF ala kadar milik author. Tinggalkan jejak-jejak indahmu. Author sangat butuh komentar, saran atau pendapat dari kalian. Gomawo. Pai pai.
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar